- PROLOG:
Suatu saat di mana aku sudah dewasa, apakah aku akan bisa merasakan rasanya di cintai oleh seseorang?. Aku seorang mahasiswi yang masih kuliah, dan aku mengambil Fakultas kesenian.
Ya aku memang memiliki hobi bermacam' dari tari hingga masuk ke dunia seni yang sesungguhnya.
Aku pada awalnya aku tidak pernah ketergantungan oleh sesuatu hal. Namun semenjak aku kelas 3 smp, aku mulai berpikir Gimana ya apabila aku salah mengambil Fakultas, apa yang kira' ku rasakan ya??. Entah apa yang tiba' lewat di pikirkan ku waktu itu.
Namun sayangnya saat tersisa 1 semester saja aku seorang siswi yang bernama Rosyana mulai memperhatikan seseorang yang menurutku dia sederhana namun berwibawa, gagah, tegap dan baik kepada teman'nya.
- BAB I : _Apakah aku sedang jatuh cinta padanya?_
Oh.. tuhann setelah ku perhatikan lagi, dia ternyata bukan teman se-angkatan maupun adik tingkat. Melainkan dia itu guru yang bernama "Khyesar Bhakti Pratama". Dari namanya saja sudah elegan dan berwibawa selain itu aku baru tersadar kalau ternyata orang tersebut yang biasanya ditugaskan untuk dokumentasi saat ada acara di sekolah.
Bagiku dia orangnya lumayan tampan namun, saat aku berbicara kepada teman' mereka: "Eh sumpah itu kata lo lumayan ganteng? Itu bagiku biasa aja pyiss"
Ya mau gimana lagi namanya pendapat sudah pasti beda'. Masa iya mau memaksakan pendapat kita dengan pendapat orang lain, kan gak mungkin kan?.
Ada satu kejadian saat aku disuruh mengambil HDMI di kelas bawah.
Pak Bryan: "Rosyana!"
Aku: "Iya pak ada apa ya?"
Pak Bryan: "Tolong ambilkan HDMI di pak Khyesar dia di kelas bawah"
Aku: "D-Di pak Khyesar pak?"
Pak Bryan: "Iyaa di pak Khyesar udah cepetan kalo lama' gak kelar ini materinya!"
Aku: "O-Okay baik pak otewe, ehg.. pak, saya sendirian nih ke pak Khyesar?"
Pak Bryan: "Yaiyalah khusus buat kamu harus sendiri"
Pada akhirnya aku pun turun, ya meski dengan kaki bergetar, jantung berdegup kencang sampai' aku gak nyadar kalau aku seperti komat-kamit seperti baca mantra. Akhirnya aku pun sampai di depan kelasnya, aku berdiri cukup lama hingga akhirnya salah satu murid dari kelas yang di ajar pak Khyesar bilang " Pak sepertinya ada yang mencari bapak di luar ". Aku sempat mengumpat dalam hati. Pada akhirnya aku memunculkan diri dari balik pintu. Dan dengan kikuk aku bicara.
Aku: " H-hai, ehhh m-maksudnya a-a-assallamu'allaikum pak, hehhe ^3^ "
Pak Khyesar: " Waallaikum salam, ada apa ya? "
Aku: " A-anu mau pinjam HDMI pak "
Pak Khyesar: " Emang kamu disuruh siapa? "
Aku: " S-saya di suruh sama pak Bryan "
Pak Khyesar: " Bilang ke pak Bryan kalo HDMI nya gak ada!"
Aku: " Loh tadi kata pak Bryan di sampean ada. Saya cuma disuruh ngambil. Kata pak Bryan beliau sudah chat bapak sebelumnya dan saya di suruh untuk mengambilnya!!"
Pak Khyesar: " Loh kok malah nge-gas?, tadi kayaknya gugup pas liat saya!"
Aku: " Saya tegaskan sekali lagi pak, saya kesini hanya untuk mengambil HDMI/ barang yang di suruh oleh pak Bryan."
Pak Khyesar: " ya kan tadi saya sudah bilang kalau HDMI nya tidak ada!!"
Aku: " Ya kalau gak ada terus itu di meja bapak itu apa kalau bukan HDMI?!! "
Pak Khyesar: " hahahahahaha jeli juga kamu Rosyana.. okay nih HDMI nya, oh ya tadi cuma bercanda jangan serius nanggepin ya.."
Aku: " baik terimakasih pak atas HDMI-nya saya izin kembali ke kelas"
Setelah itu aku pun kembali ke atas {nasib anak yang kelas nya di atas harus naik turun selalu}. Dalam perjalanan aku berpikir kok dia bisa tau namaku ya?. Ah gak tau ah badmood. Masa iya suruh ambil HDMI doang malah berasa debat calon osis. Aku mengetuk pintu kelas dan menyerahkan HDMI-nya ke pak Bryan. Beliau bertanya.
Pak Bryan: " kok lama kamu Ros?"
Aku: " Oh iya pak maaf, ada problem dikit tadi"
Pak Bryan: " Oalahh.. oke oke gapapa"
- BAB II : _Sial sepertinya memang begitu_
Hari-hari pun berlalu, dan tiba-tiba saja ada pemberitahuan dari ketua kelas.
"Teman-teman hari ini aku sebagai ketua kelas mau menyampaikan bahwa hari ini barusan ada pemberitahuan dari Bu Lyra, jika akan ada pemilihan kader hari ini, baik itu kader adiwiyata, pjas, ssk, literasi, dan perpustakaan. Untuk pemilihan kali ini akan di pilih oleh pak Bryan. Sekian informasinya trims"
Hari ini secara kebetulan pada saat jam istirahat aku berjumpa dengan pak Khyesar, dia hanya bilang sambil jalan jadi aku tidak begitu mendegarnya. Tapi mungkin aku bisa memberitahu beberapa yang kudengar dari pak Khyesar tadi. "Kau ada di list kandidat kader di notes nya Bryan" (dengan berbisik).
Ya, aku bukannya terlalu berharap tetapi aku hanya mendegar itu saja entah yang lain dia berbicara apa.
Tetapi saat ia berbisik seperti itu aku hanya berdebat dengan hati daan pikiranku sendiri "kenapa setiap aku bertemu dengan pak Khyesar jantungku berdegup kencang??" "Apa aku jatuh cinta?"🫀.
"Ahh.. gak mungkinn, tapi kalau iya gimana"🧠.
Bel sudah berdering.. dan sudah waktunya untuk pak Bryan masuk ke dalam kelas. Dalam kelas untungnya masih belum ada pak Bryan, karena kukira aku sudah terlambat masuk, ternyata teman-teman di dalam masih bercandaan bahkan ada yang masih makan. Untung saja kali ini aku beruntung haha..
Baru saja bilang seperti itu, pak Bryan langsung muncul di depan pintu kelas. "Ishh.. harusnya tadi aku tidak membicarakan dia" 🫀
Pak Bryan : "Baik anak' hari ini karena ada pemilihan per kader-an, maka disini siapa yang ingin mengajukan diri menjadi kandindat kader??" , " Baik karena tidak ada yang angkat tangan, saya akan menulis nama kalian secara acak di papan tulis. Karena ssaya sudah menyiapkan beberapa nama kalian."
Siswa/i : "Baik pak"
Pak Bryan mulai menulis, tapi karena aku terlalu sibuk membaaca buku yang ku pinjam so aku gak lihat apa yang di tulis. Lagian cuma ada nama doang sama tulisan kader.
Akhirnya aku berhenti membaca, dan mulai melihat ke papan tulis di depan. Aku mengamati secara perlahan, nama demi nama. Dan!! Ternyata benar kata pak Khyesar kalau nama ku tercantum di notes-nya pak Bryan. Ternyata aku di tempatkan di kandidat kader adiwiyata.
Pak Bryan : " Yang sudah saya tulis di papan, silahkan nanti masuk grup whatsapp sesuai kader masing' ". "Oh iya selain itu, nanti kalau semisal tiba-tiba dipanggil contoh (u/tk seluruh kader adiwiyata harap segera kumpul di depan hall) harus berangkat kalau tidak berangkat berarti akan dianggap tidak sanggup." "Faham!?"
Siswa/i : "Siap faham pak!"
|~~__~~|
Sepulang sekolah, aku baru saja teringat kalau aku hari ini ada ekstrakulikuler. Jadinya aku langsung kembali lagi ke sekolah, ya meski sudah terlanjur keluar gerbang. Tapi gapapa karena aku termasuk anak yang cukup rajin kok ^0^. Saat itu aku langsung berganti seragam untuk ekstrakulikuler (seragamkhusus). Dan benar saja setelah berganti pakaian, pembina pun baru saja sampai.. fiuhh definisi beruntung dua kali.
Latihan pun di mulai...
Saat itu aku sudah mulai serius melihat contoh yang di berikan. Namun, ada sesosok yang menurutku sangat mengganggu konsentrasiku bahkan membuat jantungku berdegup (yaa kalian pasti dah tau lah ya..).
Yup benar itu adalah pak Khyesar yang sedang berbincang secara tiba-tiba dengan guru pembina ku. Hingga akhirnya kami pun di bolehkan beristirahat.
Saat aku mulai duduk dan setelah minum, entah kenapa aku bisa refleks malah mencari pak Khyesar. Aku menoleh ke segala arah. Namun sayangnya aku tidak bisa menemuka sosoknya. Aku berpikir kalau ia telah pulang setelah berbincang dengan pembina ku tadi.
*BAB III*:
_Jantungku tak aman lagi jika bertemu dengannya_
Hari ini hari senin, di sekolahku secara kebetulan tidak ada upacara hanya ada apel saja. 'Kriiinggg' bel sekolah telah berdering, itu tandanya waktunya kami untuk turun baris dan mengikuti apel dengan baik.
"Reekk ayooo cepetaan ketimbang kekancingan di dalam kelass selain itu juga bisa di hukum sama Pak Bryan nantii kalo ga cepet turunn!!" kata ketua kelas kami
"Ayoo reekk cepeett!!!"
"Wookeeee kyla otewee..." kataku sembari mencari topi untuk apel hari ini..
Seragam kami di setiap hari senin yaitu putih', yaa maksudnya atasannya putih bawahannya juga putih bahkan kerudungnya pun juga putih.
~ jalan menuju lapangan basket untuk apel ~
Lapangan basket di sekolahku lumayan besar dan terdapat fasilitas yang menurutku lumayan keren. Ada Pojok Sport, Ring Basket, Taman Literasi, Kolam Ikan Koi, bahkan ada podium di atas lapangan.
Rosyana: "waduuu kok udah rameee... semoga ga ikut kena hukuman dehh!!"
Syanra: "weehhh sumplii gw tadi hampir ketutupan gerbang kocakk!!"
Kasha: " iyaaa saamaaa untung aja masih sempet nyempil di gerbang.."
Untung aja mereka ga sampe dihukum. Oiya kenalin mereka teman yang sering ku ajak sharing. Dia namanya Syanra dan Kasha.
Kami pun segera baris sesuai dengan kelas, setelah itu baru kita atur ketinggian. Untung saja aku masuk kategori 'agak pendek' jadi aku hisa berada di daerah anak belakang.
Sebenarnya aku ga suka anak daerah belakang, tapi aku suka di belakang karna aku yaa nyaman aja gitu di belakang kayak lebih leluasa dalam melihat guru' yang ada di atas podium sana yang memberi amanat/nasihat kepada para murid-muridnya.
Dan _yupp.._ akhirnya aku berada di belakang, tapi bukan paling belakang sendiri.
Aku merasa bahagia entah karena apa, tapi di saat aku sedang meluruskan barisan dengan yang depan, aku tidak sengaja melihat ke arah podium di atas sana.
Dia Pak Khyesar yang sudah berdiri tegap di atas sana.
Dengan postur tubuh yang tingginya sekitar 187 cm wajahnya yang _baby face_ yang disertai dengan kumis yang amat tipis bahkan hampir tak kelihatan dan juga rambut nya yang tertata rapi itu.
Lihatlah betapa sempurnanya dia itu...(ehh astaghfirrullah) eitss.. tapi aku bilang sempurna karena yaa dia memang sempurna bagiku..
Aku melihatnya begitu lama hingga aku dihampiri oleh Pak Bryan.
Pak Bryan: "Rosyana!! Kamu sedang lihat siapa sampai senyum-senyum begitu, sampai tidak lurus sama barisan depanmu!"
Aku: "Ehh eeh.. anuu saya tidak lihat siapa-siapa kok pak. Saya barusan tidak seharusnya melamun. Maaf ya pak Bryan."
Pak Bryan: "Halahh alasan aja kamu!, nanti setelah apel kamu temui saya di ruang guru hukumnya WAJIB BUKAN SUNNAH!!"
Aku: "Egh.. siap baik pak Bryan!"
Sialan harusnya tadi aku tidak lihatin pak khyesar! Astagaa bodohnya aku!! Duhh pasti ntar dikasih hukuman sama pak Bryan di hadapan guru-guru, Hadeuhh...
Kasha: "Lu kenapa Ros?"
Syanra: "Iya kek langsung bad mood gitu muka lu"
Aku: "Itu tadi gw ga sengaja ngelamun liatin pak Khyesar, habis itu pak Bryan tiba-tiba datang dia marah karna aku ngelamun sampai ga lurus sama barisan depan. Terus malah nanti langsung ke ruang guru sehabis apel."
Kasha&Syanra: "Owalahhh semangat yach bebb semoga lu selamat dan baik-baik saja setelah keluar dari ruang guru"
Aku: "Weh kalean ngeledek aku ya!! Awas aja yaa.."
~ Setelah apel ~
Aku berjalan perlahan menuju ruang guru. Aku melirik ke segala ruangan itu yang penuh dengan udara dingin yang dikeluarkan dari mesin pendingin yang memiliki nama AC itu. Guru-gury tampak sibuk menyiapkan materi untuk murid mereka yang akan di ajar.
Meja-meja guru tertata rapi selain meja kursi mereka terbuat dari kulit hewan (tapi hanya di bagian depan saja) sedangkan di bagian belakang hanya kursi biasa.
Aku bertanya ke salah satu guru.
Aku: "Bu permisi izin bertanya. Pak Bryan kemana ya bu?".
Bu Dini: "Loh nduk pak Bryan lagi nemuin anak/murid nya di kelas. Ada apa ya?"
Aku: "Owalah baik bu. Itu tadi saya setelah apel di suruh segera datang ke ruang guru. Kalau begitu terimaksih ya bu.. marii"
Bu Dini: "Iya nduk hati-hati yaa.."
Sialan tu orang sengaja atau lupa sihh kalau aku di suruh ke ruang guru. Bikin tambah badmood aja bisanya tu orang.
"Hei!! Rosyana kamu ngapain disini"
Ini juga siapa sih panggil-panggil segala. Aku pun menoleh sebelum meninggalkan ruang guru. Fuck dia pak Khyesar. Oh my shit jantungku tiba-tiba berdegup kencang. Dengan ragu aku menjawab.
Aku: "ehh itu p-pak saya tadi di suruh sama pak Bryan untuk segera ke ruang guru. Eh orang nya ternyata ada di kelas. (Apes bangettt gw hari ini satunya bikin bad mood satunya bikin dag dig dug serrr)."
Pak Khyesar: "Yaudah tunggu di sini saja ini ada kursi nganggur, kamu bisa duduk dulu sambil nunggu pak Bryan"
Aku: " E-Ehhh gak perlu pak gapapa saya balik saja ke kelas"
Pak Khyesar: "Nanti malah kena ceramah pak Bryan kamu kalau balik sekarang. Udahlah gapapa santai saja"
BAB IV: _Terjebak di ruang guru_
Akhirnya aku pun duduk di kursi yang di tunjuk oleh pak Khyesar barusan. Aku tak bisa berlama-lama berdebat dengannya, baru berdebat saja jantungku sudah berdegup seperti sekencang gempa 56 magnitudo.
Setelah ku duduk, aku menanti kedatangan pak Bryan. Akhirnya ia pun datang namun di saat aku akan pergi berbicara dengan pak Bryan, tetapi secara tiba-tiba kepala sekolah masuk ke ruang guru hingga aku mengurungkan niat untuk menemui pak Bryan. Karena ia duduk di barisan depan sedangkan aku di barisan paling belakang bersama pak Khyesar^^.
Secara tiba-tiba.
Kepala sekolah: "Baik para ibu/bapak guru sekalian mari kita berdo'a terlebih dahulu sebelum kita memulai rapat pagi ini"
Aku: "E-ehhh pak Khyesar, ini mau rapat???" dengan suara berbisik.
Pak Khyesar: "Iya cuma sebentar kok habis ini paling juga selesai"
Aku: "Memangnya ga papa kalau ada salah satu siswi disini?"
Pak Khyesar: "Siapa??!"
Aku: "Saya kan seorang siswi pak, masa saya anggota guru/staff disini?"
Pak Khyesar: "Udahlah diem kalo kamu masih ngomong terus akan saya adukan ke kepsek kalau ada murid disini!!. Udah diem aja kamu Rosyana rapat sudah mau dimulai!"
Aku: "Egh.. b-baik pak. M-m-maaf"
Rapat pun sudah di mulai, AC yang dingin sudah menyelimuti ruangan yang kini sudah tertutup dengan sangat rapat.
1jam telah berlalu, aku masih terjebak di ruangan yang dingin ini bahkan juga di selimuti oleh orang-orang dewasa yang menyibukkan diri supaya tidak bosan saat mendegarkan rapat yang diadakan oleh kepala sekolah.
Aku sudah mulai bosan karena tidak ada yang bisa ku lakukan disini. Aku hanya bisa melihat teman-teman yang ku kenal membeli bakso kantin. Cacing perutku sudah meronta-ronta meminta makanan, berhubung aku tak membawa camilan di saku, aku berusaha mengalihkan perhatian ke segala arah dannn!!! Ternyata ada sosok yang melihatku kebingungan karena perutku yang lapar. Pak Khyesar mengeluarkan camilan ringan dari tas nya. Kukira ia akan memberiku beberapa, tapii aku salah besarr ternyata ia memakannya sendiri sambil mendekap camilannya. Muka ku mungkin terkihat biasa saja tapi, perut dan hati kecilku yang mungil menangis melihatnya. Udah lapar liat yang seperti itu guru pula.
Aku: "ekhemm.."
Pak Khyesar: "Kenapa kamu Ros??"
Aku: "Gapapa cuma tersedak aja"
Pak khyesar: "Tersedak apa? Makan/minum aja engga"
Aku: "Engga maksud saya semoga tersedak"
Pak Khyesar: "Siapa?"
Aku: "Orang yang barusan bilang 'siapa' "
Pak Khyesar: "Ohh.. pak Bryan ya?"
Aku: "Gatau"
Jadi guru gak ada pekanya, muridnya lapar apa engga gak di urus. Pak Khyesar tiba-tiba bangkit berdiri dan menuju ke belakang dekat mushola yang ada di ruang guru. Ternyata setelah ku lihat, ia ternyata mengambil dua gelas teh hangat.
Aku berbicara dalam hati ' Tu orang rakus amat ambil teh aja dua gelas. Pasti dua-duanya buat diri sendiri '. Ia berjalan perlahan menuju tempat duduknya yang berada di sebelah kiri ku. Ia menyuruhku berdiri sebentar. Aku pun menurutinya, ia pun berjalan masuk untuk duduk. Setelah ia duduk, aku juga mengikutinya untuk duduk.
Aku pun duduk di kursi tadi, rasanya aku capek karena terlalu lama duduk di kursi itu. Pak Khyesar ternyata memberikan segelas teh hangat tadi kepadaku. Aku terkejut seketika ia berkata.
Pak Khyesar: "Nih buat kamu, oiya ini juga camilannya kamu boleh ambil beberapa aku masih ada banyak di tas."
Aku: "Terimakasih pak. By the way, memangnya bapak bawa berapa camilan yang ada di dalam tas??"
Pak Khyesar: " Nih liat aja sendiri di dalam tasku. Yang jelas aku selalu bawa camilan, buat jaga-jaga kaya sekarang ini rapat ga selesai-selesai."
Aku: "Ohhh begitu ya pak.."
Aku pun mulai meminum teh hangat yang di berikannya. Aku juga mengambil beberapa camilan yang di tawarkan oleh pak Khyesar. Akhirnya cacing yang berada di dalam perutku sudah mulai mereda laparnya hingga tidak berbunyi lagi.