Nih yang kepengen ganteng,pastinya butuh usaha yang benar-benar hingga bisa mengikuti standarisasi. Di sore hari,Ridho tengah bekerja disalah satu bengkel yang memberikan gaji lumayan mencukupi kebutuhan sehari-hari Ridho.
Tuntutan keluarga yang mendesaknya untuk menikah memaksanya mencari pekerjaan yang lebih layak agar mencukupi kebutuhan keluarganya nanti.
Disamping tuntutan keluarganya ia harus menanggung malu akibat ejekan keluarga besan yang di sulut keluarga inti yang membuatnya makin deg-degan untuk melamar anak orang.
Pagi Senin,Ridho terbangun dari rumah hasil kerja kerasnya. Ridho pun langsung sarapan lalu berjalan kaki 2 km lamanya,setelah berjalan ia pun duduk meregangkan tubuhnya sambil melihat fotonya sewaktu SMA.
Tubuhnya yang indah nan mempesona itu membuatnya rindu untuk kembali seperti dahulu kala,dulunya ia seorang atlet renang yang menang kejuaraan manapun ia berlomba.
"Gue...kangen. tapi gue butuh effort buat itu semua." Lirih Ridho yang tengah berkeringat cucuran sehabis jalan kaki tadi.
Setelah bersiap-siap untuk bekerja,ia pun tak lupa mempersiapkan diri dengan membuat CV,baju formal,dan sepatu hitam formal,namun hari Senin ini hari terakhirnya bekerja sebagai montir.
Dengan penuh tekad dirinya berhenti bekerja sebagai montir dan mencoba melamar kerja sebagai karyawan kantoran seperti profesi idaman keluarganya.
Ia pun pergi ke bengkel dengan mobil pribadinya. Secara material Ridho mampu menghidupi calon keluarganya,namun karena profesinya dan tubuhnya membuat besannya menolak mentah-mentah.
Tibalah Ridho di bengkel tempat ia bekerja,ia pun bekerja seperti biasanya. Sore pun tiba,Ridho pun menemui Pak Dadang untuk mengundurkan diri di ruangannya.
Ridho menghela nafas perlahan dan berucap:
"Maaf Pak,sebelumnya saya sudah bekerja dengan baik dan saya rasa saya harus mencari pekerjaan yang lain untuk menghidupi keluarga saya..."
"Sudah saya duga kamu akan berhenti. tapi untungnya saya sudah mendapatkan pengganti kamu! kamu silahkan beberes dan ambil barang-barang mu di loker!"
"Baik Pak..."
Dengan berat hati Ridho pun keluar dan mengambil barang-barangnya didalam loker. diluar bengkel,ia pun masuk kedalam mobilnya sambil berteriak keras,untungnya mobilnya kedap suara sehingga suaranya tidak terdengar jelas:
"HIDUP GUE HANCUR BENER! GARA-GARA GUE GAK GOOD LOOKING GUE DIPERLAKUKAN KAYAK SAMPAH!" Keluh Ridho yang tak terima dengan tuntutan keluarganya yang terus menghantuinya.
Sebelum sampai dirumah,Ridho pun tak lupa membeli 3 botol alkohol di supermarket dan berharap tenang ia meminumnya. Tibalah dirumah,Pemuda itu menurunkan botol alkohol dan barang lainnya keluar,dibawa masuk kedalam rumah.
Tak sanggup menahan sedih ia pun meneguknya satu persatu hingga habis sambil bergumam ria sehingga ia tak sadar menghabiskan 3 botol itu dalam semalam.
Tiga hari kemudian,Ridho terbangun di sofa dan melihat keluarganya berkumpul. Ibu Ridho yang sibuk mengompresnya,Ayah Ridho yang melihat Ridho terbaring lemas pun berkata:
"Alhamdulillah sadar juga kamu,Nak! Ayah khawatir sama kamu,Nak!"
Ridho yang memegang perutnya kini rata pun keheranan dan meraba-raba lehernya yang berbentuk pun membuatnya meminta kaca dengan ibunya:
"Bu,Bawakan Ridho Kaca dong!"
"Sebentar ya nak!" Ucap sang Ibu.
Ridho mengambil lembut kaca itu dan alangkah terkejutnya badannya kembali seperti dulu,namun kondisi tubuhnya tidak sehat itu membuat wajahnya pucat:
"Ya Allah,Nak maafkan Ibu dan Ayah karena selama ini tidak memperhatikan kamu. Dan Ibu juga menyudutkan kamu waktu besan kamu datang ke rumah..."
"Syukurlah ibu sadar...Ridho khilaf beli alkohol dan jadinya drop hingga Ridho kurusan. Ayah,maafin Ridho ya sudah durhaka gara-gara menolak perjodohan waktu itu dan mendatangkan orang tua dari pacarnya Ridho.."
"Ayah juga minta maaf karena tidak bela kamu sewaktu kamu disudutkan..."
Karena khawatir kesehatannya Ridho,kedua orangtuanya pun membawanya ke rumah sakit.
5 Hari Kemudian*
Rawat inap pun terjadi diakibatkan tekanan darah Ridho menurun akibat kekurangan vitamin dan mineral sehingga dirinya dirawat selama lima hari lamanya.
Di hari Minggunya Ridho sudah boleh dipulangkan. Ia diantar ke rumah pribadinya,sebelum sampai mereka bertiga sempat bercakap-cakap:
"Nak,Ibu salut dengan kamu karena sudah punya rumah pribadi,mobil pribadi. tapi kerjaan kamu aman-aman saja kan,Nak?" Tanya Ibu untuk memastikan semua baik-baik saja
"Nggak Buk,Ridho undur diri gara-gara profesi Ridho cuma sekedar montir...Dan Ridho belum sempat lamar kerja penggantinya."
Mendengar Jawaban Ridho membuat kedua orangtuanya pun berinisiatif menawarkan Ridho bekerja di perusahaan milik teman masa SMA nya yaitu Dinda.
Seninnya Ridho pun memulai pagi harinya dengan berolahraga ringan hingga dirinya terbiasa angkat beban untuk meningkatkan massa ototnya.
Kerja keras pemuda itu terbayarkan,ia berhasil mendapatkan tubuhnya seperti masa SMA nya,seperti sedia kala itu. Beberapa bulan kemudian Ridho menuruti saran kedua orangtuanya untuk melamar kerja di perusahaan Orangtuanya Dinda.
Ia menghampiri Ibu HRD untuk menyampaikan CV nya dan diakhiri dengan wawancara perusahaan. Untungnya Ridho berhasil menjawab pertanyaan wawancara dengan baik,karena fisiknya yang memukau ia mendapatkan posisi staf bidang promosi.
'Alhamdulillah,untung saja engkau memberikan hamba waktu untuk bertaubat,sehingga berkat izin mu hamba bisa bekerja di perusahaan seperti keinginan Ibu dan Ayah...' Panjat syukur Ridho terhadap tuhan-Nya.
Setelah mendapatkan pekerjaan dihari pertama nya,Ia menjalankan tugasnya dengan baik sehingga ia bangga akan usahanya dan tak lupa restu orang tuanya untuk mendapatkan pekerjaan.
Akhirnya Ibu dan Ayahnya memberikan waktu Ridho untuk berkenalan dengan wanita dan berencana untuk menikahinya,karena mereka sadar sendiri bahwa memaksakan kehendaknya tidaklah baik bagi kesehatannya Ridho.
TAMAT