Malam itu, seperti malam-malam lainnya, rumah terasa sunyi. Aku terbaring di kasur, mata mulai lelah, namun pikiranku tidak bisa berhenti berputar. Pekerjaan yang belum selesai, persoalan yang tak kunjung ada habisnya, semua menyusup ke dalam benakku, membuat tidur terasa jauh. Aku berusaha menenangkan diri, menarik selimut lebih rapat, dan memejamkan mata, berharap bisa terlelap.
Namun, tiba-tiba sebuah suara aneh memecah keheningan malam. Bunyi seperti pasir yang berjatuhan di atas genteng. Aku terdiam sejenak. Tidak, itu bukan suara hujan atau angin. Rasanya suara itu lebih terarah, seolah ada yang berjalan di atas genteng, menginjak pasir yang berdesir.
Aku berbaring, mencoba untuk tidak peduli. Mungkin hanya kucing atau sesuatu yang tak terduga. Namun, suara itu terus berlanjut, semakin jelas, seolah menggema dari atas. Tak bisa menahan rasa penasaran, aku bangkit dari tempat tidur dan mendekat ke jendela. Semua tampak gelap di luar, hanya cahaya rembulan yang samar menerangi halaman rumah.
Aku mengedarkan pandangan ke atas genteng, berharap menemukan penjelasan yang rasional. Dan tiba-tiba, aku melihatnya. Sebuah bayangan hitam melayang di antara pepohonan, di atas atap rumahku. Sosok itu tidak memiliki bentuk yang jelas, namun aku bisa merasakannya, ada sesuatu yang tak wajar.
Jantungku berdegup kencang. Sosok itu mulai mendekat, terbang tanpa suara, perlahan menuruni atap dan bergerak ke arah jendela tempat aku berdiri. Aku tidak bisa bergerak, tubuhku terasa beku, seolah dihantam rasa takut yang luar biasa. Sosok itu semakin jelas, bentuknya seperti seorang yang tidak memiliki kepala, tubuh hitam yang melayang tanpa kaki, dan matanya kosong, hanya gelap.
Apa yang harus aku lakukan? Aku berusaha menutup mata, berharap semuanya akan menghilang saat aku membukanya kembali. Tapi tidak, sosok itu tetap ada, dan aku bisa merasakan hawa dingin yang menyertai kehadirannya.
Aku tidak tahu berapa lama aku terdiam, merasa seolah waktu berhenti. Tiba-tiba, sosok itu melayang menjauh, menghilang begitu saja ke dalam kegelapan malam. Suara pasir itu berhenti, dan segala sesuatunya kembali hening.
Aku menarik napas panjang, tubuhku gemetar. Apakah itu hanya halusinasi? Atau apakah aku benar-benar melihat sesuatu yang tak bisa dijelaskan? Aku kembali ke tempat tidur dengan perasaan campur aduk—takut, bingung, dan merasa ada yang tidak beres.
Namun, malam itu, aku tahu satu hal. Aku tidak akan pernah melupakan suara pasir yang berjatuhan di atas genteng, dan sosok hitam yang melayang di langit malam. Kejadian itu, meskipun tak bisa kujelaskan, akan selalu membekas dalam ingatanku.
______