Malam pertama, kedua, ketiga...
Dalam keheningan malam yang syahdu, Joni memasuki kamarnya karena telah mengantuk. Dia melihat istrinya sudah berselimut dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Malu mungkin, maklumlah malam itu malam pertama bagi mereka...gumam Joni". Joni pun mematikan lampu kemudian berbaring disisi sang istri. Di sela-sela suara binatang malam yang bersahutan dengan pasangannya terdengar suara istrinya berbisik mesra, "buah pepaya sudah ranum matang, jika tupai hendak merasakan?". "Aduh, ada apa dengan istriku ini?" tanya Joni dalam hati. Sepanjang malam dia berbaring dan berfikir. "Oh....sepertinya istriku teringat kampung halaman...kasian istriku...sampai mengigau. Tidak apa-apalah, biarlah dia istirahat" bisik hatinya penuh pengertian.
Malam kedua adegan tersebut terjadi kembali dengan dialog yang berbeda. Istrinya berbisik "sawah saya sudah siap dibajak, bila pak tani hendak turun menyemai?". "Kasihan benar istriku, masih ngigau lagi... aku mesti mencari obatnya" tekat Joni dalam hati.
Keesokan harinya Joni pun bercerita kepada ayahnya yang kebetulan mampir mengenai keanehan yang terjadi pada istrinya itu. "Ah...keluh ayam Joni. Aku sekolahkan kamu tinggi-tinggi sampai universitas hal semacam ini pun kamu tidak tahu?". Ayahnya pun mulai bercerita tentang adam dan hawa, laila dan majnun, romeo dan juliet (yang berhubungan dengan pengantin baru). "Oh...begitu", Joni tersenyum simpul, "sekarang aku mengerti". Dia tahu apa yang harus dilakukan malam ini...
Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Adegan yang sama terjadi lagi di kamar tidur tetapi kali ini istrinya membisu seribu bahasa. "Wah...kenapa jadi sepi gini". Joni pun tidak menyerah. Setelah sekian lama tidak ada suara dari istrinya Joni pun berkata "sudah lapar benar perut ini rasanya, boleh tupai datang merasakan?". Malam dingin semakin sunyi, tak ada jawaban apapun dari sang istri. "Kain sarung sudah disingsingkan dengan rapi, bolehkan pak tani datang menyemai?". Masih saja tidak ada jawaban dari istrinya. Joni pun mencoba lagi, "Juru terbang sudah siap sedia, bolehkah pesawat datang mendarat?". Sayu sekali jawaban sang istri dari bawah selimut "maaf tuan...landasannya baru saja bejir..!!!