Di sebuah desa terpencil, ada sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Rumah itu dikenal sebagai "Rumah Teka-Teki" karena setiap orang yang masuk ke dalamnya tidak pernah kembali. Penduduk desa percaya bahwa rumah itu dikutuk oleh roh jahat yang senang bermain teka-teki dengan siapa pun yang berani masuk.
Suatu malam, sekelompok remaja penasaran memutuskan untuk menguji keberanian mereka. Mereka adalah Rina, Andi, Dito, dan Maya. Mereka membawa senter dan kamera, bertekad untuk mengungkap misteri rumah itu.
Rina:"Kalian yakin mau masuk? Kata orang-orang, siapa pun yang masuk tidak pernah keluar lagi."
Andi:(tersenyum) "Ah, itu cuma cerita orang tua saja. Kita kan bukan penakut, kan?"
Dito: "Ayo, kita buktikan bahwa rumah ini cuma rumah kosong biasa."
Maya:(gugup) "Tapi... bagaimana kalau ceritanya benar?"
Mereka akhirnya memasuki rumah itu. Udara di dalam terasa dingin dan lembap. Dinding-dindingnya penuh dengan coretan aneh, seperti simbol-simbol yang tidak bisa mereka pahami. Tiba-tiba, pintu di belakang mereka tertutup dengan keras.
Maya: (berteriak) "Apa yang terjadi?!"
Andi:(mencoba membuka pintu) "Pintunya terkunci! Kita terjebak!"
Saat mereka panik, sebuah suara bergema di seluruh ruangan. Suara itu dalam dan menggema, seperti berasal dari mana saja dan tidak ada.
**Suara Misterius:**
"Selamat datang di Rumah Teka-Teki. Jika kalian ingin keluar, kalian harus memecahkan teka-teki saya. Tapi hati-hati... jawaban yang salah akan membuat kalian tinggal di sini selamanya."
Rina:(gemetar) "Ini tidak mungkin... Ini pasti mimpi buruk!"
**Suara Misterius:**
"Teka-teki pertama: Apa yang selalu datang tetapi tidak pernah tiba?"
Mereka saling memandang, mencoba memikirkan jawabannya.
Dito:(berbisik) "Ini seperti teka-teki anak kecil. Jawabannya pasti 'besok'."
Andi: (berteriak) "Jawabannya adalah besok!"
Suara itu terdengar lagi, kali ini lebih keras dan menakutkan.
**Suara Misterius:**
"Benar. Kalian beruntung. Tapi jangan bersenang hati. Teka-teki berikutnya lebih sulit."
Tiba-tiba, lampu senter mereka mulai redup, dan suara langkah kaki terdengar dari lorong gelap. Maya memegang erat tangan Rina, sementara Dito dan Andi mencoba tetap tenang.
**Suara Misterius:**
"Teka-teki kedua: Saya bisa berbicara tanpa mulut dan mendengar tanpa telinga. Saya tidak punya tubuh, tapi saya hidup dengan angin. Siapakah saya?"
Mereka berpikir keras. Tiba-tiba, Rina teringat sesuatu.
Rina:(berbisik) "Itu pasti 'gema'."
Andi:(berteriak) "Jawabannya adalah gema!"
Suara itu terdengar lagi, kali ini dengan nada yang lebih mengerikan.
**Suara Misterius:**
"Benar lagi. Tapi teka-teki terakhir adalah yang paling sulit. Jika kalian salah, kalian akan tinggal di sini selamanya."
Lampu senter mereka mati sepenuhnya, dan mereka hanya bisa melihat bayangan-bayangan yang bergerak di sekitar mereka. Suara itu bergema lagi.
**Suara Misterius:**
"Teka-teki terakhir: Saya selalu lapar, saya harus terus diberi makan. Jari saya menyentuh adalah apa yang membuat saya mati. Siapakah saya?"
Mereka panik. Tidak ada yang tahu jawabannya. Tiba-tiba, Maya teringat sesuatu.
Maya:(berteriak) "Api! Jawabannya adalah api!"
Suara itu terdengar lagi, kali ini dengan tawa yang menyeramkan.
**Suara Misterius:**
"Salah. Jawabannya adalah 'kegelapan'."
Tiba-tiba, lampu menyala, dan mereka melihat sosok bayangan tinggi dengan mata merah menyala berdiri di depan mereka. Sosok itu tertawa, dan mereka semua berteriak ketakutan.
Cerita ini akan dilanjutkan di hari esok, dengan teka-teki terakhir yang tidak terpecahkan, dan nasib remaja itu tidak diketahui. Apakah mereka berhasil melarikan diri, ataukah mereka terjebak selamanya di Rumah Teka-Teki? Misteri itu tetap menjadi rahasia. 😱