Hari ini Monica kelihatan murung. Lia, teman sebangkunya jadi heran.
"Minggu depan aku ulang tahun. Aku ingin sekali dirayakan. Tetapi Ayah sedang tidak punya uang. Dan kata Ibu, kalaupun ada uang, akan digunakan untuk biaya adikku masuk sekolah." Jawab monica.
"Loh, orang tuamu benar, kan?" ujar Lia.
Monica mengangguk berat, ia tahu bahwa itu betul, tetapi ia ingat saat ia datang ke pesta ulang tahun Lia. Meriah sekali. Rumah Lia dihias warna-warni. Ada kue ulang tahun dengan krim warna-warni juga. Lia menerima banyak kado. Temannya itu tampak sangat senang. Nah, inilah yang sangat diharapkan Monica. Kalau ulang tahunnya tak dirayakan seperti itu, rasanya tak mungkin ia mendapat banyak kado berwarna-warni.
Selama di kelas, Monica tidak bisa konsentrasi belajar. Lia berusaha menghibur temannya. Sepulang sekolah, Lia mengajak Monica mampir ke rumah tantenya. Ia ingin mengembalikan buku yang dipinjam mamanya.
Di tengah perjalanan, Lia berkata, "Bagaimana kalau acara ulang tahunmu dirayakan di rumahku saja? Pasti mama dan papa senang," ujar Lia.
Tentu saja, Monica kaget dan senang. Tetapi setelah berpikir sejenak, ia menolak tawaran Lia. Monica tidak mau merepotkan keluarga Lia. Lagipula, orang tua Monica pun pasti tidak setuju.
"Buku apa, sih, yang dipinjam mamamu?" tanya Monica kemudian, berusaha mengalihkan perhatiannya.
"Buku kerajinan tangan dari bahan bekas. Bagus-bagus deh. Cara membuatnya juga mudah." Jawab Lia sambil memperlihatkan buku tantenya.
Monica senang sekali melihat berbagai hasil kerajinan tangan yang ada di buku itu. Tiba-tiba ia mendapat ide yang cemerlang.
"Lia, boleh aku pinjam buku ini?" tanya Monica.
Lia berpikir sejenak.
"Mmm, sebaiknya buku ini kita antar dulu ke rumah tanteku. Nanti di sana kamu bisa meminjamnya pada tanteku," ujar Lia kemudian. Monica setuju. Tentu saja, tante Lia mau meninjamkan buku itu kepada Monica.
Esok harinya, pulang sekolah, Monica langsung masuk kamar. Ia lalu sibuk mengumpulkan kain-kain bekas dan beberapa botol bekas air mineral. Ia juga membolak-balik halaman buku kerajinan tangan milik tante Lia.
Sepanjang hari Monica berada di kamar. Ia hanya keluar jika ingin makan atau ke kamar kecil. Wajah Monica tampak begitu ceria. Ibu Monica agak bingung. Ia mengira Monica akan bersedih karena ulang tahunnya tidak dirayakan, tetapi Monica kelihatan begitu gembira.
Dengan cemas, Ibu membuka pintu kamar Monica pelan-pelan. Oo, tampak Monica sedang menggunting-gunting kain warna-warni dan menempelkannya di beberapa botol kosong. Ibu pikir Monica sedang mengerjakan tugas prakarya sekolah. Ia membiarkan Monica dengan kesibukannya.
Tak terasa waktu terus berjalan. Hari ulang tahun Monica pun tiba. Pulang sekolah, Monica agak kecewa karena ia tidak melihat kue ulang tahun dan hiasan warna-warni di rumahnya. Tetapi Monica berusaha berbesar hati. Bahkan Monica kini merasa bahagia karena ia tidak merepotkan orang tua. Ia juga senang karena adiknya akan segera masuk sekolah. Ah, pasti adikku lucu sekali di hari pertama sekolahnya, gumam Monica.
Malam harinya, Monica meminta Ayah, Ibu, dan Adik berkumpul di ruang tamu. Setelah semua berkumpul, Monica meminta semua berdoa untuk kebahagiaan keluarga. Monica lalu masuk ke kamarnya dan kembali ke ruang tamu sambil membawa 3 bungkusan.
"Ini untuk Ayah, ini untuk Ibu, dan ini untuk Adik," Monica memberikan tiga buah bungkusan.
Adik Monica girang sekali. Ia langsung membuka bungkusan itu. "Oho, boneka beruang. Lucu sekali. Terima kasih, Kak," ucapnya sambil melompat-lompat.
Ayah dan Ibu agak bingung sejenak. Mereka langsung membuka bungkusan masing-masing. Ow, Ayah mendapat wadah alat tulis. Ibu juga sangat gembira, karena mendapat wadah kosmetik.
Mata Ibu berkaca-kaca. "Memang kami yang mendapat hadiah, mon? Ini kan, hari ulang tahunmu. Seharusnya kami yang memberikan kado untukmu," ucap Ibu. Monica tersenyum.
"Hari ini hari ulang tahunku. Berarti hari bahagia buatku. Jadi aku harus membagi kebahagiaanku kepada Ayah, Ibu, dan adik kecilku. Kata guru agama di sekolah, memberi lebih baik daripada meminta. Aku tidak boleh mengharapkan kado dari orang lain. Sebaiknya aku yang memberi kado kepada orang agar ulang tahunku lebih berguna," lanjut Monica.
"Kado-kado ini aku buat dengan meniru contoh dari buku milik tante Lia."
Ayah dan Ibu berpandangan penuh haru. Anak perempuan mereka begitu manis dan baik hati.
"Oh ya, kebetulan tadi Ibu beli abon di pasar. Kita makan nasi goreng abon ya," kata Ibu sambil berjalan menuju dapur.
"Horeee!" teriak adik monica girang. Nasi goreng buatan Ibu enak sekali.
Sebelum makan mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Ternyata hari ulang tahun Monica jadi meriah juga meskipun tidak ada kue ulang tahun dan hiasan warna-warni.