Benang Kusut
Sejak kecil, Luna selalu terpesona oleh ibunya yang pandai menjahit. Ibu Luna memiliki tangan yang terampil dan mata yang tajam, sehingga setiap jahitan yang ia buat selalu rapi dan indah. Luna seringkali duduk di samping ibunya, menonton dengan kagum saat ibunya menjahit kain-kain yang berwarna-warni.
Namun, saat Luna beranjak dewasa, ia mulai merasa bahwa ibunya terlalu perfeksionis. Ibu Luna selalu mengkritik pekerjaan Luna, mengatakan bahwa jahitan Luna tidak rapi atau bahwa warna kain yang dipilih Luna tidak sesuai. Luna mulai merasa bahwa ia tidak pernah bisa memuaskan ibunya, dan bahwa ibunya tidak pernah percaya dirinya.
Suatu hari, Luna memutuskan untuk meninggalkan rumah dan memulai hidupnya sendiri. Ia merasa bahwa ia perlu menjauhkan diri dari ibunya dan menemukan jati dirinya sendiri. Namun, saat ia sedang mempersiapkan diri untuk pergi, ia menemukan sebuah benang kusut yang tersembunyi di dalam laci meja jahit ibunya.
Benang kusut itu membuat Luna teringat akan masa kecilnya, saat ia masih duduk di samping ibunya dan menonton dengan kagum saat ibunya menjahit. Ia merasa bahwa benang kusut itu adalah simbol dari hubungan yang kompleks antara dirinya dan ibunya.
Luna memutuskan untuk membawa benang kusut itu bersamanya, sebagai pengingat akan masa lalunya dan sebagai simbol dari perjuangannya untuk menemukan jati dirinya sendiri. Ia merasa bahwa dengan membawa benang kusut itu, ia dapat mengingat akan kekuatan dan kelemahan ibunya, dan dapat menggunakan pengalaman itu untuk membangun hidupnya sendiri.
Saat Luna berjalan menjauh dari rumah, ia merasa bahwa ia sedang membawa sepotong dari masa lalunya bersamanya. Ia merasa bahwa benang kusut itu adalah simbol dari perjuangannya untuk menemukan jati dirinya sendiri, dan bahwa ia akan selalu membawa pengalaman itu bersamanya, tidak peduli ke mana pun ia pergi.
***********THE END**************
Trimakasih sudah membaca artikel ini