Pagi itu, hujan turun dengan deras, menyelimuti kota dengan kabut tipis. Tika, seorang wanita muda yang bekerja di sebuah perusahaan desain, duduk di meja kerjanya dengan pandangan kosong. Sejak beberapa hari terakhir, tidurnya terganggu oleh mimpi aneh yang tak bisa dia pahami. Setiap malam, dia terbangun dengan perasaan cemas, seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padanya, namun tak terucapkan.
Mimpi-mimpinya selalu sama. Dia berada di sebuah hutan yang gelap, dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang seolah menatapnya. Dalam mimpi itu, ada suara yang datang dari jauh, seolah mengundangnya untuk berjalan lebih dalam ke dalam hutan. Tika merasa takut, namun ada dorongan kuat untuk mengikuti suara itu. Saat dia berjalan lebih jauh, dia menemukan sebuah danau yang sangat tenang. Di tepi danau, ada sebuah batu besar dengan ukiran aneh. Tika merasa bahwa batu itu memiliki pesan yang sangat penting, namun dia tak pernah berhasil melihat ukiran itu dengan jelas.
Setiap kali dia terbangun, Tika merasa bahwa pesan dari mimpi itu belum tuntas. Ada perasaan ingin tahu yang tak bisa dijelaskan, seolah alam bawah sadar berusaha menyampaikan sesuatu kepadanya, namun dia tak bisa menangkapnya.
Suatu pagi, ketika hujan mulai mereda, Tika memutuskan untuk berjalan-jalan di taman dekat rumahnya, berharap bisa menenangkan pikirannya. Langkah-langkahnya terhenti saat dia melihat sebuah batu besar di dekat sebuah danau kecil yang ada di tengah taman. Batu itu terlihat biasa saja, tetapi ada sesuatu yang membuatnya merasa aneh.
Tika mendekat dan memperhatikan batu itu lebih seksama. Dengan mata yang terbelalak, dia melihat ukiran yang mirip dengan yang ada di dalam mimpinya. Sebuah simbol yang belum pernah dia lihat sebelumnya, tetapi terasa sangat familiar. Tika merasa jantungnya berdegup kencang. Tanpa sadar, dia menyentuh batu itu, dan tiba-tiba ada sebuah suara halus yang terdengar di telinganya.
“Jangan takut, Tika. Kamu sudah sampai di sini. Pesan ini untukmu.”
Suara itu seperti datang dari dalam dirinya sendiri, namun jelas terdengar. Tika menarik napas dalam-dalam, tubuhnya terasa gemetar. Dia tak tahu apakah itu hanya khayalan atau benar-benar pesan dari sesuatu yang lebih dalam, tetapi dia merasa ada ketenangan yang luar biasa mengalir dalam dirinya.
Tika menyadari bahwa perjalanan di dalam mimpinya adalah representasi dari perasaan takut dan kebingungannya dalam hidup. Batu dan danau itu adalah simbol dari perasaan yang belum dia pahami, dan suara itu adalah panggilan untuk menerima dirinya yang sejati. Dalam kesendirian dan kegelisahannya, alam bawah sadar telah membimbingnya untuk memahami bahwa ketakutan akan hal-hal yang tidak diketahui adalah bagian dari perjalanan hidup, dan hanya dengan menerima ketidakpastian, dia bisa menemukan kedamaian.
Sejak saat itu, Tika merasa lebih tenang. Mimpi-mimpi itu tidak lagi datang dengan kecemasan, melainkan dengan pemahaman yang mendalam tentang dirinya sendiri. Setiap kali dia merasa bingung, dia hanya perlu menutup mata dan mendengarkan pesan yang datang dari dalam dirinya. Alam bawah sadar, ternyata, selalu memiliki cara untuk mengungkapkan apa yang kita butuhkan, meskipun sering kali tersembunyi dalam lapisan mimpi yang gelap.