Tak pernah terbayangkan oleh Arya, jika dirinya dijebak oleh teman-temannya sendiri.
Remaja yang dikenak agamis itu kini menjadi perbincangan satu sekolah.
Hal ini menjadikan dirinya menjauh dari teman-temannya.
Kisahnya berawal dari acara birthday party seorang temannya dikelas yang mengundang semua satu sekolah untuk datang ke acara pesta ulang tahunnya tersebut.
"Hai guys! Datang loh yaaa.. Awas aja kalian gak datang" ucap Fyra, seorang anak pejabat yang terkenal akan kerendahan hatinya.
"Pasti Fyr! Kita pasti datang" sahut Lauren, salah satu teman dekat Fyra.
"Oyya... Para cowok di kelas kok gada? " tanya Fyra.
"Lapangan kali" sahut Maudy.
"Emmm.. Iya, nanti aja deh gue kasih undangannya" ucap Fyra.
~~o0o~~
Sementara itu dilapangan basket.
"Gue dapat undangan dari Fyra, malam ini dia ngadain birthday party, kalian pada pergi gak?" tanya Rakha datang dengan membawa kartu undangan dari Fyra.
"Kita gak diundang" ucap Mahen.
"Dia ngundang satu sekolah" ujar Rakha.
"Paling juga belum.. Ntar kalo diundang lo datang Ar!" ujar Mahen menyenggol Arya.
Arya melirik sinis kepada Mahen.
"Gatau lagi gue, kalo jadwal gue diluar padat ya maaf" sahut Arya.
"Chk... Sekali-kali lah bro lo ikutan acara begini, jangan maen sendiri mulu" ujar Angga.
"Ya gimana? Orang gue gak tertarik" sahut Arya.
"Dateng Ar! Fyra ngundang satu sekolah.. Lagipula tahun depan katanya dia pindah" ucap Rakha.
Mereka semua menampakan wajah terkejut.
"Pindah kemana? " tanya Angga.
"Ya gak tau gue.. Yang pasti dia bilang bakal pindah" sahut Rakha.
"Loh.. Lo ama Fyra pacaran kan? LDR dong?!" tanya Mahen.
"Begitu lah" sahut Rakha dengan nada pasrahnya.
Bel masuk kelas berbunyi. Mereka semua kembali ke kelas dan mengikuti pelajaran dengan baik dan tenang.
Solid dalam pertemanan mereka ini dikenal seluruh para siswa. Tak pernah terjadi kasus dalam kelas ini.
~~o0o~~
Sore hari tiba.
Arya pulang dengan santai menuju apartemen nya mengendarai motor sport miliknya.
-"Guys! Ini undangan buat kalian, jangan lupa datanh yaa"-
Arya berhenti di salah satu toko boneka. Ia tau Fyra menyukai boneka dari Rakha.
"Aku datang aja kali ya?.. Gapapa sekali-kali. Lagipula cuma acara birthday party" gumam Arya.
Arya turun dari motornya dan memasuki toko. Ia mulai menjelajahi berbagai macam boneka.
"Emmm... Ini lucu, ini aja deh" gumam Arya mengambil boneka cinnamoroll.
Setelah membayar, Arya segera pergi ke toko buku untuk membeli kertas kado kemudian ia lanjut kembali pulang ke apartemen.
~~o0o~~
Malam hari tiba. Dengan kaos putih ditambah jas abu-abu dan celana senada Arya pun pergi ke acara birthday party Fyra.
-Hotel XX-
"Aryaa... Kelazzz, keren lo, ganteng banget anjayy" sorak teman-temannya.
Arya hanya tersenyum. Ia memang tak pernah tampil publik dengan gaya kerennya itu. Jadilah malam itu momen langka bagi teman-temannya.
~~o0o~~
"Arya! " panggil Mahen.
Arya menoleh ke arah Mahen dan menghampirinya.
"Apa? " tanya Arya.
"Nih!" ucal Mahen sambil memberikan segelas air berwarna sedikit kuning.
Arya menaikkan satu alisnya dan mendorong pelan tangan Mahen.
"Makasih Hen.. Gue gak bisa minum minuman begitu" ucap Arya yang kemudian pergi menghindari kumpulan temannya.
Arya mojok sendirian didekat pintu.
Seorang gadis menghampirinya.
"Hai Arya" sapa gadis itu.
Arya menoleh dan tersenyum.
"Iya.. Ada apa Maudy? " tanya Arya.
"Gak apa-apa.. Aku cuman kasian liat kamu sendirian, kenapa gak gabung aja sama mereka? " tanya Maudy.
Arya terkekeh.
"Nanti kebablasan Maudy.. Gue juga rada aneh kalo gabung di acara beginian" sahut Arya.
Maudy mengangguk.
Perbincangan antara Arya dan Maudy berlanjut hingga membuat anak-anak yang lain tertarik ingin menyatukan mereka.
"Maudy tu suka sama Arya, tapi kalian tau sendiri lah Arya tu gimana orangnya" ucap Fyra yang duduk dipangkuan Rakha.
"Ahh.. Gue punya ide" ucap Mahen dengan senyum kecilnya.
~~o0o~~
"Eh.. Bentar ya, ada yang nelpon" ucap Maudy pada Arya.
"Silahkan! " sahut Arya dengan lembut.
Maudy menjauh untuk mengangkat telepon.
Melihat hal itu, Mahen mendekat.
"Pdkt luh? " goda Mahen.
Arya terkekeh.
"Enggak Hen.. Dia cuma nemenin gue disini" sahut Arya dengan jujurnya.
"Halahh.. Gausah bohong, lu suka kan ama Maudy? " tanya Mahen.
"Haha.. Enggak Hen" sahut Arya.
"Haha.. Oyya nih minum. Join aja ntar ya sama kita" ujar Mahen memberi 2 gelas jus kepada Arya.
"Thanks Hen" ucap Arya.
"Yoii"
Mahen kembali ke perkumpulannya.
'Gak tau aja lo kalo jus itu sudah dikasih sesuatu yang bakal bikin lo ketagihan Ar' batin Mahen dengan senyum devilnya.
--
"Sory ya lama.. " ucap Maudy.
"Iya gak papa" sahut Arya
"Oyya.. Ini ada jus dari Mahen" ujar Arya memberikan satu jus kepada Maudy.
"Woaww.. Makasih ya" ucap Maudy mengambil satu gelas jus.
Mereka menikmati jus itu dengan ceria sambil bertukar cerita. Ditambah alunan musik merdu yang membuat ruangan menjadi kian romantis.
"A-Arya... K-kok gue tiba-tiba panas ya?" tanya Maudy tak lama kemudian.
"Eumm... Gue juga Maudy.. Kenapa ya? Bukannya ruangan ini full AC? " ucap Arya bertanya-tanya.
Tak tahan dengan rasa panas itu. Arya seketika menatap Maudy penuh nafsu.
Maudy pun dengan rasa gelisahnya yang semakin lama dirinya semakin panas tiba-tiba membuka cardigannya.
Semakin panas lah Arya saat melihat kulit Maudy yang putih nan mulus itu.
"Maudy" panggil Arya
Maudy menoleh.
"Lo cantik" ucap Arya membuat pipi Maudy memerah.
Arya mendekat ke arah Maudy lalu dengan sigapnya mengunci tubuh Maudy di dinding.
Perlahan mulai menyentuh pipi Maudy lembut.
Arya mengusap bibir mungil Maudy yang membuat dirinya tergoda lalu perlahan mendekat dan me*umatkannya.
Maudy menyambut hal itu dengan baiknya. Ia membalas lumatan itu dan mengalungkan tangannya ke leher Arya.
Dikejauhan, teman-temannya yang melihat hal itu bersorak.
"Anjayyyy Aryaaa"
Mahen dan perkumpulan nya tertawa dan saling tos satu sama lain karena misi mereka berhasil.
Mahen mendatangi Arya dan Maudy.
"Di ujung kanan ada kamar!" bisik Mahen pada Arya.
Mahen kembali lagi.
Terlihat Arya menggendong Maudy dan menuju kamar yang di maksud.
Malam ini lah malam kehancuran bagi Arya. Bahkan ia tak menyadari hal ini akan terjadi padanya.
~~o0o~~
PLAKK!
Tamparan keras mendarat dipipi Mahen.
Mahen tau apa yang terjadi. Ia hanya diam.
"Gila lo Hen! Kalian semua! Pantas aja, kalian maksa gue untuk hadir di acara birthday party Fyra. Lo semua udah ngerencanain sesuatu ternyata" amuk Arya dengan emosi yang meledak-ledak.
Angga mendekat dan mengusap pundak Arya.
"Slow Ar! Mahen cuma mau bantu lo"
"BANTU APA?! Bantu gua buat maksiat!!" ujar Arya.
Semua orang yang mengetahui kejadian malam itu terdiam. Mereka memang mengetahui kepribadian Arya.
"Maudy suka sama lo" ucap Mahen.
"Jadi?! Dengan cara begini lo nyatuin kita?! Lo pikir ini jalan yang baik?! Gue tau Maudy suka sama gue, ada masanya gue menyatukan hati Hen.. Gak begini caranya! Gue kecewa sama lo semua! "
Arya beranjak pergi dari sana.
Sepulang sekolah Arya menghampiri Maudy.
"Maudy"
Maudy menoleh dan rada malu bertemu Arya.
"Sory.. Gue gak bermaksud-"
"Gue tau kita dijebak Ar.. Gue juga kecewa sama mereka, terutama Mahen dan Fyra" ujar Maudy memotong ucapan Arya.
"Lo gak marah?" tanya Arya yang heran melihat ekspresi santai Maudy.
Maudy tersenyum
"Lebih dari itu.. Tapi gada gunanya buat marah-marah sama mereka, semua udah terjadi" sahut Maudy.
Arya mengangguk membenarkan ucapan Maudy. Arya memberanikan diri meraih tangan Maudy.
"Kata orang lo suka sama gue? " tanya Arya.
Pipi Maudy memerah. Ia tersipu.
"Maudy... Apa lo bisa nerima semua kekurangan gue? " tanya Arya
Maudy menatap Arya, ia terkejut tiba-tiba saja Arya bertanya seprti itu.
"Gue akan bertanggung jawab atas kejadian tadi malam" ucap Arya.
-Degh!
"Kalau lo mau, kita pindah dari sini.. Gue akan menikahi lo dan keluar dari kota ini.. Gue gak mau lo dan keluarga lo malu" ucap Arya
Maudy terharu. Ia yang memang menyukai Arya itu tanpa pikir panjang mengiyakan ucapan Arya.
Arya tersenyum.
"Nanti malam gue datang ke rumah lo" ucap Arya.
Maudy hanya mengangguk.
-Pipp!
"lo udah dijemput" ucap Arya.
"Iya.. Gue duluan ya"
Arya menahan Maudy, Maudy menoleh dan tak disangka Arya me*umatkan ciuman panas.
"Hati-hati sayang" ucap Arya membuat Maudy tersipu ke sekian kalinya. Maudy segera pergi ke mobil dan pulang.
~~o0o~~
Malam harinya Arya benar-benar datang kerumah Maudy.
Dengan semua yang telah dipersiapkan Arya, juga penjelasan dan kejujuran nya tentang kejadian malam itu, orang tua Maudy memahami dan setuju jika Arya mau bertanggung jawab.
Malam itu juga Arya mengucap aqad dan malam itu juga Arya membawa Maudy pergi keluar kota.
"Maaf ya.. Aku cuma datang sendiri" ucap Arya ditengah perjalanan.
"Gak papa.. Tapi orang tua kamu kemana kalau boleh tau? " tanya Maudy dengan hati-hati.
Arya tersenyum.
"Mereka pergi.. Mereka tenang disana" ucap Arya yang membuat Maudy terdiam.
Arya menoleh kearah Maudy. Melihat reaksi Maudy, Arya menghentikan mobilnya. Jalanan sepi, hanya malam kelam dengan bulan yang menyinari.
"Gausah merasa bersalah.. Selagi kamu ada untukku, aku gak akan membiarkan kebahagiaan ini hilang. Jangan pernah pergi dari aku " pinta Arya dimalam itu.
"Aku tau kamu tidak mencintaiku.. Aku harap entah malam ini atau besok pagi kamu sudah membuka hati untukku" balas Maudy.
Arya tersenyum. Ia mendekat kepada Maudy lalu mencium bibir mungil itu dengan lembut. Malam panas terjadi.
Tekad Arya membawa Maudy pergi murni pilihannya. Ia yang diam-diam menyukai Maudy tak menyangka akan secepat ini mendapatkan kekasih yang ia inginkan selama ini.
End...
~~o0o~~
~Cinta memiliki cara untuk bersama, tapi tak semua cara bagus untuk menyatukan cinta. Keadilan rata, jika cinta hanya menyakitkan maka menjauhlah sampai tiba saatnya kau mengenal cinta. Namun jika cinta membuatmu bahagia, segera miliki dengan cara terbaik. Bukan merusak putihnya cinta~ by Author
❤Terima kasih sudah membaca ❤