Hari dimana aku bertengkar hebat dengan menantuku dipinggir jalan sampai-sampai aku dan menantuku berlin mengalami kecelakan yang cukup hebat karna pertengkaran ini anak dan keponakan jauh dari keturunan sepupu jauh ketahuan berselingku dan aku mendukungnya bodohnya aku sebagai mertua
Ceritanya si lusi ini pintar sekali membahagiakan aku dengan berbagai cara beda sekali dengan berlin yang mau enaknya saja anak ku anjas tidak sama sekali diurusnya pantasan saja tuhan
tidak memberkati mereka anak sifat dia saja begitu belum lagi kedua besanku sombongnya mintak ampun
Aku keluar dari mobil anakku pasang badan karna mobil kami dihadang secara kilat oleh si udik ini berlin menantu kesayangan suamiku, sejak suamiku meninggal tahun lalu karna serangan jantung dirumah mereka sendiri dihadapan anakku anjas tidak ada ada lagi yang membela si udik itu sipemalas banyak tingkah
Aku berdecak keluar dan menamparnya secara berutal ,anakku dan lusi keluar dari mobil yang menumpangiku ingin menghentikan pertengkaran kami dan apalah daya
" Dasar kamu sialan,,,,! Jangan hadangi jalan kami, kamu gila ya bagaimana kalau terjadi apa-apa sama anjas" marahku menenamparnya secara berutal
Mungkin kesabaran menantuku sudah diambang batas akhirnya ia menjambakku dan mendorongku ketengah jalan bersamanya, aku rasakan nafasnya tak beraturan emosinya bahkan ia berani memperlakukanku kasar untuk pertama kalinya
Rambutku ditarik secara kasar sampai aku jalan menunduk kutahan tarikan rambutku dengan kedua tanganku akhirnya aku dan menantuku tersungkur dan kami berdua terbabrak oleh mobil
Aku tidak tahu akan begini yang aku rasakan aku hanya menjerit, seketika jeritanku melambat apapun yang terjadi seperti singkat tapi saat kejadiaan seperti waktu berjalan lambat
Sekali lagi aku katakan sial menantu udik kurang ajar tubuh ini susah sekali digerakkan benar-benar sakit seluruh badan ini ya tuhan aku dimana apa aku sudah mati ucapku dalam gelapnya pandangan
Seketika aku mendengar suara gemuruh dari mulut- mulut manusia entah siapa perlahan aku membuka mata pandangan ini tidak jelas perlahan-lahan pandangan ini menyinari membuat mataku rasanya silau
"dok pasien kita bagun" ucap salah satu suster yang memegang buku mendongak melihatku secara dekat aku masih berdiam dan dokter datang memeriksaku
Anehnya meskipun aku merasa sakit diseluruh tubuh ini seketika aku bangun dan duduk masih bisa aku tahan, aku keluar dari ruanganku tidak tahan dengan bauk rumah sakit yang sangat khas
Seketika hendak keluar dari ruangan langkahku terhenti aku melihat diriku yang takberdaya tidur dikasur yang aku tidak inginkan, air mataku jatuh tampa henti sepertinya aku sedang bermimpi yang aneh
Pintu terbuka secara kasar terlihat lusi menghampiriku dan langsung menamparku secara full power, rasanya pipi ini pedas tapi kebas saking kuatnya tamparan ini mendarat dipipiku, aku fikir ini mimpi yang aneh lagi tapi kok bisa merasakan sakit
Aku marah pada lusi dan mengatainya " sialan kamu lusi apa-apaan belum jadi menantu meraninya kamu menamparku anak jalang" ucapku ada wanita didepan mataku si lusi
" Apa yang kamu bicarakan tolol lihat dirimu yang udik ini berani-beraninya kamu melukai mama anjas" ucap lusi padaku ,aku hanya berdecak heran apa yang sedang iya bicarakan
" Masih untung ajas mau membawamu kerumah sakit ini , tiga hari kamu koma bersama mama anjas berani-beraninya kamu bangun duluan coba lihat dirimu pantaskah kamu disebut manusia?" ucapnya lusi kasar padaku memegang pundakku mengarahkan wajahku pada kaca yang lumayan besar
Secara full aku melihat diriku yang aneh kenapa wajah ini wajah yang aku benci
ada apa ini aku melihat kedua tanganku yang masih muda kencang dan aku memegangi seluruh tubuh bahkan wajahku kenapa aku berubah jadi berlin?
Aku berjalan menuju diriku yang terbaring lemas seketika pintu terbuka yang membuka tentu saja anakku anjas matanya penuh dengan amarah, aku berlari menuju anjas dan memeluknya dengan tangisan namun pelukanku yang erat ini dipaksa lepas oleh anakku sendiri
"Lepaskan jalang kau tak pantas menyentuhku lebih baik kau mati" ucap anakku padaku yang bertubuh berlin, aku tak marah tapi kenapa hatiku sesak dan sakit dengar ucapan itu yang menunjuk kemukaku
Aku berfikir positif dia marah karna aku mamanya apalagi aku sedang koma, siberlin ini wajar dimaki dan diberi tamparan, seketika tubuh mantuku ini didorong hingga terjatuh,tidak berhenti disana lusi bahkan meludahi tubuh mantuku ini
"Lusi kamu jaga mama gantian dengan bik ninik aku mau pulang untuk menghukumnya" tarik kasar anjas pada tubuh mantuku in
"Tapi mas aku mau kamu disini juga" ucap lusi calon mantuku penerus keturunanku nanti
"Jangan aku mohon aku disini saja" tanganku meraih pada tubuhku yang terbujur lemas dikasur itu karna aku belum sempat melihat kondisiku apakah aku baik-baik saja
Didalam mobil anjas tak berkata sepatah katapun anehnya kenapa aku tidak memberitahu anakku sendiri aku terjebak ditubuh si udik ini berlin ,tapi aku hanya diam aku penasaran dengan prilaku si berlin ini di rumah
Sampainya dirumah anjas dan menantuku berlin aku melihat jam didinding menunjukkan pukul 12.00 siang sektika aku berjalan menuju dapur rasanya dahaga ini haus aku minum beberapa teguk
Aku kaget dari belakang anjas merampas gelasku dan menghempaskannya kedinding, gelas kaca itu terhambur kemana-mana aku melangkah kakiku tertusuk benda kristal itu
"Awwww,,,!" teriakku dengan kencang meneteskan air mata, aku tidak mengharapkan air mata ini jatuh tapi kenapa tubuh ini seketika ketakutan dan gemetar hebat , ini aku yang rasakan apa memang bawaan dari tubuh ini entahlah
Aku ditarik lagi oleh anakku dengan kasar dibawaknya aku kekolam renang aku didorong, kenapa aku tidak bisa berenang mana kolam renangnya cukup dalam padahal akukan bisa berenang
"Rasakan itu aku tidak peduli kamu mau hidup atau mati" ucap anakku yang berlalu pergi entah kemana dari rumah ini
Nafasku mulai takberaturan mungkin ini tubuh mantuku yang tidak bisa berenang apa memang tubuh ini tidak ada daya, terdengar dari kejauhan bik rukia meneriaki mantuku ini dan datang juga penjaga rumah anakku ini menolongku yang bertubuh mantuku ini
"Tolong pak nyonya" teriak bik rukia aku dibantu penjaga rumah anakku tejo kepermukaan ,akhirnya aku bisa bernafas legah dengan normal secara perlahan
"Ya allah nyonya kakinya berdarah bik ambil obat" ucap tejo,
" Bawak aja dulu masuk" ucap bik rukia mereka kompak mengangkatku masuk membersihkan lukaku memberiku makan benar-benar satu hari yang sangat kejam
"Nyonya sudah bibik bilang berkali-kali sudahnya nyonya lebih baik hidup sendiri nyonya terlalu baik untuk tuan" ucap rukia menasehati menantuku ini dengan linangan air mata
"Tidak bik saya masih kuat" ucapku secara spontan apa-apaan ini kali ini benar-benar diluar kendaliku apakah ini emang bawaan dari tubuh ini apa memang ucapanku ,ah mungkin memang ucapa ku karna anjas anakku ya wajar saja
Setelah kejadian hari ini aku tertidur pulas tidak sabar menantikan hari esok pasti aku sudah kembali ketubuhku kalau aku lelah ,apa ini hanya mimpi saja sudahlah mona nikmati saja
Esok harinya aku bagun dan bersiap untuk mandi kupandangi tubuh munyil ini kenapa begitu banyak bekas luka dan lebam apa ini akibat kecelakaan itu ah teringat lagi kecelakaan itu aku belum juga kembali ketubuh asalku sial ternyata bukan mimpi
Aku menikmati makan dengan perasaan lega, non kalau nyonya sudah sadar bibi ada resep terbaru ni untuk nganter kerumah nyonya mona, maksudnya apa? mona itu kan aku, apa maksudnya aku tak mengerti aku makan lauk yang dibuat susi setiap kali anjas tidur dirumahku dia bersemangat memasak tapi bila anjas pulang dia tidak mau memasak
"Coba sekali-kali non yang antar lauknya jangan dititip ke ojol jadi nyonya besar engak tau kalau itu buatan nyonya kan jadinya diakui sama kucing garong itu" ucapan rukia sunguh keterlaluan apa maksudnya ini ,apa mungkin masakan yang aku makan diakui lusi kalau begitu licik juga si lusi
Aku bersiap untuk pergi kerumah sakit untuk mengetahui tubuh asliku apakah masih baik-baik saja mungkin kalau aku memegang tubuhku dengan tulus ikhlas aku bisa kembali lagi ketubuh asalku seperti di filem-filem
Sampainya aku dirumah sakit tidak satupun yang menjagaku bahkan pembantuku juga tidak ada yang katanya akan bergantian lusi tak tampak juga batang hidungnya belum menyentuh tubuhku aku bersembunyi di balik tirai-tirai takut ada yang melihatku ternyata lusi baru tiba
"Dasar wanita peot kenapa kamu ngak mati saja biar anakmu membenci berlin dan menikahiku semua kekayaan akan jadi milikku, peot keturunan saja isi otakmu kau kira rahimku akan menampung darah dagingmu oh tidak masih banyak laki-laki yang sukses diluar sana cuma karna anakmu ganteng saja aku mau, untung saja setiap kali pemeriksaan aku selalu tau informasinya, kamu tau ngak si berlin sedang hamil darah dagingmu tapi tenang saja besok aku akan mengunjunginya dan membunuh keturunanmu" ucap lusi yang begitu kejam padaku dan menantuku berlin sungguh aku tidak menyangka
Setelah lusi si pelakor itu keluar aku bergegas juga untuk keluar ,pulang kerumah aku sudah ditunggu oleh anakku dengan tatapan kejam semoga aku tidak diapa-apakan lagi kasian menantuku yang sedang mengandung, apa aku beritahu saja tentang kehamilan ini agar anakku bersikap lembut dengan menantuku ini, sunguh aku senang sekali sambil mengusap perut ini pasalnya sudah 7 tahun menantikan ini
"Kemana saja kamu ha jalang" ucap anakku dengan kejam memukulku yang tersungkur tapiku peluk lutututku menahan tendangan yang meluncur diperutku
Aku ingin memberitahunya tapi kenapa mulut ini bungkam apa ini kehendak dari tubuh mantuku yang takdapat aku kendalikan
Aku dikurung dikamar setelah dihajar kulihat ada buku berwarna ungu muda ku buka saking penasarannya ternyata itu buku diary menantuku ia menulis begitu banyak beban hidup yang ia tangung seorang diri selama menjadi menantuku
Aku sadar dengan penuh linangan air mata ternyata suamiku meninggal saat melihat anakku bermain diranjang milik menantuku dilihat olehnya namun suamiku juga melihat berlin yang memandangi suaminya bercumbuh mesra tampa busana tapi aku terus-terusan membencinya yang jelas sekali bukan kesalahannya benar-benar aku mertua yang jahat malah mendukung anakku dengan lusi terang-terangan saking kesalnya dengan berlin prihal suamiku yang katanya dicelakai oleh menantuku sunguh ini fitnah luar biasa yang menantuku pikul
Maaf kan mama nak mungkin ini cara tuhan membuka mata mama supaya melihat perihnya penderitaan kamu selaku menjadi istri anakku anjas gelap mata dan benar-benar suami yang tidak baik untukmu , ku coba tulis dibuku diary menantuku pesan untuknya semoga ia membacanya kelak
Hari ketiga aku berada ditubuh mantuku ,lusi datang kerumah bergandengan mesrah dengan anakku anjas aku hanya diam saja tidak melawan padahal kata-kata kotor ini sudah ada diujung lidah lagi-lagi aku bungkam mungkin ini keinginan menantuku
"Sayang kan berlin dalam masa penyembuhan ini aku beli jamu untuk menghilangkan sakit-sakit dibadan" sambil mempersilahkan aku untuk meminum jamu yang akan membunuh cucuku, dengan mentah aku menolah dan sengaja mejatuhkannya kelantai
Tamparan langsung mendarat diwajahku dari kecintaanku anjas betapa perihnya aku sebagai ibu ditampar oleh anakku sendiri ya walaupun ini bukan tubuhku ya tuhan ini seperti melihat gambaran diriku sendiri saat memperlakukan kasar pada menantuku berlin yang baik ini
Menantuku bukan lemah iya hanya tak ingin melawan dia anak baik didikan keras oleh orang tuanya walaupun orang tua angkat dia tetap mencintai kedua orang tuanya meskipun mereka juga jahat dan sering memulul anak angkatnya ini, sunguh dahulu aku menyayanginya hanya karna aku salah paham dengan kejadian suamiku ,aku benar- benar banyak berubah wajar saja suamiku sayang banget sama menantuku ini dia anak baik
Hari keempat aku pulang kerumah ku yang sebenarnya dibantu oleh supir rumah anakku ,aku masuk kekamarku untung saja kunci serap kamarku didalam guci aku takut bila mana aku lupa menaruk kunci kamarku masih ada kunci cadangan
Kubuka isi lemariku yang penuh dengan mas batangan, kumasukkan kedalam tas secepat kilat agar pembantuku tidak mengetahuinya sehabis itu aku bergegas pergi dari rumahku sendiri seperti pencuri ya memeng aku mencuri itu pun mencuri masku sendiri
Ku masuk lagi kedalam gudang tempat aku disekap oleh anakku ku letakan semua masku dibuku diary menantuku kelak ia akan melahirkan pasti dia butuh biaya banyak mas ini akan cukup bahkan lebih bisa untuk membeli saru unit rumah apa yang aku beri tak sebanding dengan penderitaannya
Tidak lama kenapa aku mendengar suara desahan dikamar menantuku, ku coba intip dari sela-sela lobang kunci kulihat astaga ya tuhan apa itu tubuhku gemetar air mataku mengalir dari belakang aku dipeluk bik rukia yang memeluk dari belakang bersandar di bahuku ia menangis sejadi-jadinya
"Sabar ya nyonya kan sudah berapa kali bibi ingatkan pergilah nyonya dari tuan anjas maafkan bibik terlalu lancang tapi lihat nyonya saking geramnya saya" linangan air mata ini mengalir saja tampa perintah bahkan untuk menghentikannya saja aku tak mampu ,akhirnya aku berbalik badan dan memeluk rukia,
Begitu capek hidup ini rasanya melihat kelakuan anak sendiri yang terang-terangan bersetubuh dengan wanita lain bukan isttinya sendiri ,aku harus tenabg tidak boleh stres menantuku sedang hamil cucuku lebih baik aku makan buah-buhan saja
Lusi keluar dari kamar menantu ku dengan berbalut handuk piyama ia menghampiriku yang duduk dimeja makan menyantap buah ,dia berjalan berlangak-lengok tampa beban senyum bahagia dipancarkan dengan sengaja dihadapan wajahku ,ia mengambil sepotong apel milikku lalu memakannya
"bagaimana kuku baruku baguskan"sambil memamerkan kuku merahnya aku tak berkata sepatah katapun sudah muak rasanga benar-benar muak
"oh iya suarah desahanku bagaimana baguskan?" tanya wanita pelavur ini dihadapanku aku juga tidak menjawab, mungkin saking geramnya dia melihat aku yang tak menjawab apapun lalu ia menyiramku dengan gelas yang ada dihadapanku, seketika aku lempar buah yang aku nikmati kedirinya sampai mengenai matanya yang membuat ia terjerit kepedihan
Anjas keluar dari kamar mendengar teriakan wanita iblis ini ,ia begitu murka kepadaku sehingga aku dijambak olehnya kepalaku ditempelkannya kelantai
"Makan itu berani-beraninya kamu membuangnya kamu fikir aku beli pakai daun ha, kamu makan itu" aku menangis lagi satu potongan buah aku makan sambil menangis lalu jambakan ini ia lepas, seketika bik rukia berlaki dan memelukku
"Tuan tolong jangan kasar padanya kalau tua kasar saya akan laporkan kepolisi" ujar wanita paruh baya ini berani bicara pada majikannya
"Aku tidak peduli mulai sekrang kamu saya pecat angkat kakimu dari rumahku dasar pembantu!" bibik rukia menangis sejadi-jadinya
"Tolong jangan maafkan bik rukia" sujudku dibawah kaki anakku sendiri memohon agar pembantu anakku ini tidak dipecat
"kau beruntung rukia, kalau kau mau dia tidak dipecat cepat kau habiskan buah yang berhamburan ini, karna aku yak suka tumahku penuh dengan kotoran" ucapan itu sangat arogan membuat aku benar-benar murka tapi apalah daya aku tetap saja takut dan memakan buah yang berhamburan cukup banyak sambil diawasinya sunguh kejam
Hari ini hari ketuju aku masih belum ada perubahan masih terjebak dirumah sakit ,tubuh menantuku yang lebam berdarah dan lusuh kurus kering ini aku merasa bersalah benar-benar bersalah aku capek dibuat kasar dan jahat oleh anakku sendiri kenapa menantuku tahan benar-benar ini tidak dibenarkan perbuatannya
Aku menatap wajahku yang pucat itu lengkap dengan segala peralatan ICU rumah sakit aku duduk disamping tubuhku aku gengam tanganku sendiri dan bersandar dipundak tanganku berlinanglah semua air mata menantuku ditanganku sejenak aku diam dan pejamkan mata aku benar-benar memintak maaf kepada menantuku dengan tulus
"Nak maafkan mama ya mama salah paham denganmu ,mama salah sangka denganmu jika dikemudian hari kita bertemu tolong maafkan mama dan anjas maaf mama egois masih memintak mohon kepadamu atas anakku yang menyiksamu tampa ampun " kini aku tau maksud tuhan menukar kehidupanku dengan menantuku agar aku tau dan tak berburuk sangka serta tau kejahatanku sendiri sunguh aku bodoh dan tolol
Seketika badan aku dan menantuku bercahaya entah apa ini apakah ini sudah tamat dan berakhir ya tuhan kenapa ini
Tuju tahun kemudian
Hidup kami begitu hancur setelah aku kembali ketubuhku sembula anjas menikah dengan lusi pada akhirnya ditinggal lusi usaha anakku bangkrut utang bank dimana-mana yang menyebabkan semua harta ditahan pihak bank kami hanya tingal dikontrakan biasa anakku anjas juga mengalami kecelakan hingga kaki kananya harus diamputasi karna mengalami pembusukan ,anakku tidak bekerja dan tidak bisa apa-apa makanpun kami seadanya memang beda dari kehidupan kami sebelumnya
Aku hanya bekerja sebagai tukang sapu jalanan dikota ,kulihat mantan menantuku mengandeng tangan anak laki-laki kecil apakah itu cucuku? ucapku dalam hati sambil memegang sapu sambil bersembuyi dibalik tembok dengan linangan air mata
Berlin benar-benar berubah badannya jauh lebih sehat dan berisi dibanding saat dengan anakku dia seperti wanita pekerja keras dan berkelas sepertinya dia sukses
Tidak lama kemudian aku dipangil pekerja dari cafe ia membagikan makanan tentu saja aku senang dan lapar sekali udah 2 hari aku menahan lapar hanya minum teh manis saja tubuhku juga sangat kurus aku makan dengan lahap sekali benar-benar kakananya enak semoga berlin tidak melihatku pasti dia tidak mengenaliku lagi setelah makan aku lanjut untuk menyapu
"Nenek?" aku mendengar suara imut itu dari belakang tampa ragu aku putar balik badanku ,kulihat ada anak kecil bersama ibunya, mataku terbelalak tampa sadar air mata ini beluncur bagai air pancuran, berlin berjalan mendekat padaku ia memelukku dengan erat sekali dan menangis
Aku menangis sejadi-jadinya aku malu padanya namun aku merasa senang ia masih memangilku dengan kata mama tangisan ini tampa henti terus mengalir aku tak tahu apa yang harus aku katakan semua sudah terbayarkan rasa rindu ini ditambah aku dipangil nenek untuk pertama kalinya dari keturunanku
Berlin sangat mampu membesarkan anaknya yang tampan, aku memeluk mencium tampa sadar tubuhku lusuh bauk keringat aku benar-benar bodoh sudah mempercayai anak laki-lakiku dan lusi tapi aku sebagai orang tua harusnya juga bijaksana dalam menyikapi persoalan ini malah ikut campur urusan anak
Kalian masih ingat diary menantuku aku juga menuliskan diary untuknya sebagai surat kecil untuk menantuku kala itu
Dari ku mama mertuamu
Nak jika kamu sudah kembali ketubuh asalmu ketika aku sudah sadar tolong kamu pergi menjauh dari anjas, carilah kebahagiaanmu dan besarkanlah cucuku dengan baik, nak kamu pantas bahagia jangan bertahan dengan anjas aku tidak ingin kamu mati
Maafkan mama telah salah paham dan durhaka kepadamu kelak mama akan menangung semua ini dengan ikhlas dan lapang dada doaku pasti akan kucurahkan padamu
Sekali lagi mama katakan mama sayang dan cinta padamu walaupun mama masih gelap mata terhadapmu tapi tuhan membantumu
Pergilah carilah kebahagiaanmu nak
Tamat