Misteri Dragon Island
Saat saya masih muda, saya adalah seorang investigator yang handal. Saya telah menjelajahi banyak tempat berbahaya, mengungkap misteri yang tak terhitung jumlahnya, dan menghadapi berbagai ancaman. Namun, tidak ada yang bisa mempersiapkan saya untuk apa yang saya temui di pulau misterius yang kini dikenal sebagai Dragon Island.
---
Perjalanan Menuju Pulau Misterius
Hari itu, saya dan tim dipanggil menghadap raja. Dengan suara tegas, ia memberi kami tugas baru: menyelidiki sebuah pulau tak berpenghuni yang baru ditemukan oleh para pelaut kerajaan. Pulau itu tampaknya kosong, tetapi mereka yang pernah mendekatinya melaporkan perasaan tidak nyaman, seolah-olah ada sesuatu yang mengawasi mereka.
Sebagai investigator terbaik kerajaan, saya tidak bisa mengabaikan tantangan ini. Dengan tim beranggotakan lima orang, kami berlayar ke pulau itu dengan perlengkapan yang cukup untuk bertahan selama berminggu-minggu.
Saat mendekati daratan, langit tiba-tiba menjadi lebih gelap. Angin berhembus kencang, ombak mengguncang kapal kami seakan memperingatkan agar tidak melanjutkan perjalanan. Namun, kami tetap melanjutkan.
Setibanya di pulau, kami menemukan tempat itu tampak normal. Pepohonan lebat, aliran sungai jernih, dan suara burung terdengar di udara. Namun, ada sesuatu yang aneh—terlalu sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan selain hewan-hewan kecil yang tampak gelisah.
Kami menghabiskan beberapa hari menjelajahi pulau, tetapi tidak menemukan hal yang mencurigakan. Namun, pada hari keempat, kami menemukan gua misterius yang tersembunyi di tengah hutan.
---
Gua Misterius
Mulut gua itu sempit dan gelap, tertutup sebagian oleh akar pohon yang menjuntai. Saat saya berdiri di depannya, bulu kuduk saya langsung meremang.
"Kita harus masuk," kata saya, meski hati kecil saya berteriak agar tidak melakukannya.
Saat melangkah masuk, udara di dalam terasa sesak dan berat, seakan ada sesuatu yang menekan dada kami. Napas kami tersengal karena oksigen yang tipis. Untuk menghemat udara, kami sepakat untuk tidak menyalakan obor dan hanya mengandalkan sedikit cahaya alami yang masuk dari luar.
Lorongnya panjang dan sempit, nyaris membuat kami merasa terperangkap dalam kegelapan abadi. Tidak ada suara selain langkah kaki kami dan sesekali tetesan air dari langit-langit gua. Setelah beberapa saat berjalan, kami menemukan pintu raksasa yang berdiri megah di ujung lorong.
Pintu itu terbuat dari batu gelap dengan ukiran aneh yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Ada simbol-simbol kuno yang tampak bersinar redup, seolah-olah menyimpan kekuatan yang sudah lama terkubur. Dengan hati-hati, saya dan tim mulai mendorong pintu itu. Butuh tenaga besar hingga akhirnya pintu terbuka perlahan, mengungkapkan sesuatu yang membuat jantung kami hampir berhenti.
---
Sang Naga Hitam
Di dalam ruangan luas yang tersembunyi di balik pintu itu, seekor naga hitam raksasa berdiam dengan mata tertutup. Tubuhnya besar, bersisik gelap yang berkilauan, dan napasnya yang dalam terdengar menggetarkan ruangan.
Kami berdiri membeku, tidak percaya dengan apa yang kami lihat. Naga hanyalah legenda, makhluk yang hanya ada dalam cerita rakyat. Namun, di depan kami, sosok nyata dari legenda itu ada, bernafas, dan kini mulai bergerak.
Mata merahnya terbuka perlahan, dan dalam sekejap, tatapannya tertuju langsung pada kami. Saya bisa merasakan amarah yang terpancar dari matanya. Kami telah membangunkannya… dan ia tidak senang.
Naga itu menggeram, suaranya bergema di seluruh gua. Dalam hitungan detik, ia mengibaskan ekornya, menciptakan angin kencang yang menghantam kami dengan kekuatan dahsyat. Saya merasakan tubuh saya terangkat dari tanah sebelum akhirnya terhempas ke dinding gua. Pandangan saya kabur, dan kesadaran saya perlahan menghilang.
---
Rahasia di Balik Gerbang Kedua
Saat saya terbangun, tubuh saya terasa sakit di setiap bagiannya. Saya melihat ke sekeliling dan menemukan anggota tim saya juga tergeletak tak berdaya di tanah. Kami telah dihempaskan keluar dari gua.
Namun, sebelum kesadaran saya sepenuhnya hilang di dalam sana, saya sempat melihat sesuatu yang lebih mengejutkan dari sang naga itu sendiri.
Di balik tubuh naga itu, tersembunyi sebuah gerbang lain, jauh lebih besar daripada yang kami buka sebelumnya. Gerbang itu berkilauan dengan cahaya biru keunguan, dan simbol-simbol kuno di permukaannya tampak bersinar semakin terang. Seolah-olah sesuatu di baliknya ingin keluar.
Saya tidak tahu apakah naga itu menjaga sesuatu di balik gerbang itu… atau justru menghalangi sesuatu agar tidak keluar.
---
Kembali ke Kerajaan
Dengan sisa tenaga yang ada, kami berlari menuju kapal dan berlayar kembali ke kerajaan. Sesampainya di istana, saya segera menghadap raja dan melaporkan segalanya.
Setelah mendengar kisah kami, sang raja termenung lama. Kemudian, dengan suara berat, ia berkata,
"Pulau itu akan menjadi wilayah terlarang. Tidak ada seorang pun yang boleh menginjakkan kaki di sana. Kita tidak akan menantang kemarahan makhluk yang telah tidur selama berabad-abad."
Sejak saat itu, pulau tersebut resmi diberi nama Dragon Island, sebuah tempat yang hanya disebut dalam bisikan penuh ketakutan.
Namun, meski saya tidak pernah kembali ke sana, saya selalu dihantui oleh satu pertanyaan:
Apa yang sebenarnya tersembunyi di balik gerbang kedua itu?
Suatu malam, bertahun-tahun setelah ekspedisi itu, saya didatangi seorang pria tua berjubah hitam. Matanya penuh kebijaksanaan, namun juga ketakutan yang mendalam.
"Kau telah melihatnya, bukan?" katanya dengan suara bergetar.
"Saya tidak tahu apa yang Anda maksud," jawab saya.
Orang tua itu menggeleng pelan, lalu menatap saya dengan serius.
"Gerbang itu… bukan sekadar pintu. Itu adalah segel. Sesuatu yang telah dikurung di sana selama ribuan tahun. Naga itu bukan penjaga pulau… dia adalah penjaga segel itu."
Saya merasakan darah saya membeku.
"Apa yang ada di balik segel itu?" saya bertanya dengan suara hampir berbisik.
Pria tua itu menatap saya, lalu menjawab dengan nada yang tak akan pernah saya lupakan seumur hidup.
"Bukan sesuatu yang seharusnya dilepaskan ke dunia ini."
Saya terdiam, mencoba memahami apa yang baru saja saya dengar. Pria tua itu berdiri, mengenakan jubahnya yang hitam, dan berjalan perlahan menuju pintu.
"Tunggu!" saya panggil, berlari untuk mengejarnya. "Apa yang Anda maksud? Apa yang ada di balik segel itu?"
Pria tua itu berhenti di ambang pintu, menoleh ke belakang dengan mata yang berkilauan dalam kegelapan.
"Kau tidak ingin tahu," katanya dengan suara yang hampir tidak terdengar. "Kau tidak ingin tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di Dragon Island."
Dengan itu, ia menghilang ke dalam malam, meninggalkan saya dengan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Hari-hari berikutnya, saya tidak bisa berhenti memikirkan tentang Dragon Island dan segel yang tersembunyi di sana. Saya merasa ada sesuatu yang besar, sesuatu yang bisa mengubah jalannya sejarah.
Saya memutuskan untuk kembali ke Dragon Island, untuk mencari tahu apa yang sebenarnya tersembunyi di balik segel itu. Saya tahu itu berisiko, tapi saya tidak bisa menahan rasa ingin tahu saya.
Saya berlayar kembali ke pulau itu, dengan hati yang berdebar-debar. Saat saya tiba, saya langsung menuju ke gua tempat saya pertama kali melihat naga itu.
Saya berjalan perlahan, hati-hati, karena saya tahu bahwa naga itu masih ada di sana. Saya tidak ingin mengganggunya, tapi saya harus tahu apa yang ada di balik segel itu.
Saya mencapai pintu raksasa yang berdiri megah di ujung lorong. Saya menarik napas dalam-dalam, lalu mendorong pintu itu perlahan.
Pintu itu terbuka, dan saya melihat ke dalam. Di dalam ruangan itu, saya melihat sesuatu yang membuat saya terkejut.
Di tengah ruangan itu, ada sebuah patung raksasa yang menggambarkan makhluk yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Makhluk itu memiliki sayap yang lebar, mata yang merah, dan mulut yang terbuka lebar.
Saya merasa ada sesuatu yang tidak beres. Patung itu terlalu realistis, terlalu hidup. Saya merasa bahwa makhluk itu bisa bangun kapan saja.
Tiba-tiba, saya mendengar suara yang membuat saya terkejut. Suara itu datang dari patung itu sendiri.
"Kau tidak seharusnya datang ke sini," katanya dengan suara yang dalam dan menggetarkan.
Saya merasa ada sesuatu yang sangat salah. Saya tahu bahwa saya harus keluar dari sana secepat mungkin.
Tapi, saat saya berbalik untuk pergi, saya merasa bahwa saya tidak bisa bergerak. Saya terjebak di tempat itu, tidak bisa melarikan diri.
Dan, saat saya menoleh ke belakang, saya melihat bahwa patung itu telah berubah. Makhluk itu sekarang hidup, dan ia sedang menatap saya dengan mata yang merah dan mengancam.
Saya tahu bahwa saya telah membuat kesalahan yang sangat besar. Saya telah membangunkan sesuatu yang seharusnya tidak pernah dibangunkan.
Dan, saat saya menutup mata saya, menunggu ajal saya, saya tahu bahwa saya tidak akan pernah keluar dari Dragon Island hidup-hidup.
Saat itu, saya merasa bahwa saya telah mencapai akhir dari petualangan saya. Tapi, saya tidak tahu bahwa itu hanya awal dari sebuah petualangan yang lebih besar.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi saya tahu bahwa saya akan selalu mengingat Dragon Island, dan rahasia yang tersembunyi di sana.
Dan, saat saya membuka mata saya kembali, saya melihat bahwa makhluk itu telah menghilang. Tapi, saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melupakan apa yang saya lihat di Dragon Island.
Saya keluar dari gua itu, dan kembali ke kapal saya. Saya berlayar kembali ke kerajaan, dengan hati yang berat.
Saya tahu bahwa saya telah membuat kesalahan yang sangat besar.