Judul: Misteri di Baker Street: Sherlock Holmes dan Conan Edogawa
Di jantung kota London, kabut tebal menyelimuti jalanan Baker Street. Sherlock Holmes, detektif legendaris, duduk di kursinya yang biasa, memainkan biola dengan ekspresi berpikir dalam. Dr. John Watson menyesap teh sambil membaca surat kabar. Namun, suasana tenang itu terganggu oleh ketukan pintu yang mendesak.
Mrs. Hudson membuka pintu dan membiarkan seorang pria berkacamata masuk, didampingi seorang anak lelaki yang terlihat cerdas dengan mata tajam.
"Sherlock Holmes, nama saya Kogoro Mouri, seorang detektif dari Jepang. Ini putri saya, Ran, dan anak ini... seorang teman keluarga kami, Conan Edogawa," katanya dengan sedikit ragu.
Holmes memperhatikan Conan dengan tatapan tajam. "Menarik. Seorang anak di tengah penyelidikan serius?"
Conan hanya tersenyum tipis. "Percayalah, saya lebih dari sekadar anak kecil, Mr. Holmes."
Mouri menghela napas. "Kami di sini untuk meminta bantuan. Ada kasus pembunuhan yang terjadi di hotel kami. Salah satu tamu terbunuh secara misterius di dalam kamar yang terkunci dari dalam. Polisi tidak menemukan tanda-tanda masuk paksa, dan satu-satunya petunjuk adalah sebuah kode yang tertulis di dinding: 'RACHE'."
Holmes mengangkat alisnya. "Ah, 'RACHE'. Beberapa tahun lalu, saya pernah menemukan kasus dengan petunjuk serupa. Beberapa orang mengira itu berarti 'balas dendam' dalam bahasa Jerman, tetapi..." Holmes tersenyum kecil, "Sering kali, kenyataan lebih kompleks daripada yang terlihat."
Conan mengangguk. "Saya juga pernah melihat pola ini sebelumnya. Ini bisa jadi pesan yang sengaja ditinggalkan untuk mengalihkan perhatian."
Watson, yang sedari tadi diam, akhirnya berbicara. "Holmes, ini pertama kalinya aku melihatmu berhadapan dengan seseorang yang sepertinya bisa mengimbangi cara berpikirmu."
Holmes menatap Conan dengan lebih serius. "Menarik. Baiklah, mari kita berangkat ke TKP. Misteri ini harus dipecahkan."
Setibanya di hotel, mereka memeriksa kamar korban. Conan segera melihat sesuatu yang tidak biasa di dekat jendela. "Holmes, lihat ini, ada bekas goresan kecil di tepi jendela. Sepertinya seseorang telah membuka jendela ini secara diam-diam."
Holmes mengangguk. "Dan lihat ini, di lantai ada serbuk putih halus. Sepertinya... bubuk kapur. Seorang pesulap atau ilusionis mungkin terlibat."
Mouri terlihat kebingungan. "Pesulap? Apa maksudnya?"
Conan dan Holmes saling berpandangan. "Kami pikir ini pembunuhan yang dirancang dengan trik sulap," jawab Conan.
Saat penyelidikan semakin dalam, mereka menemukan bahwa korban adalah mantan pesulap terkenal yang terlibat dalam skandal besar di Jepang sebelum melarikan diri ke London. Tersangka utama? Seorang muridnya yang telah bersumpah akan membalas dendam karena kariernya hancur akibat korban.
Dalam klimaks penyelidikan, Holmes dan Conan bekerja sama untuk menjebak pelaku, yang ternyata telah menyelinap ke dalam hotel dengan menyamar sebagai pelayan. Dengan kecerdikan mereka, kasus ini akhirnya terpecahkan.
Ketika semuanya selesai, Holmes menatap Conan dengan ekspresi puas. "Aku harus mengakui, anak ini memiliki bakat luar biasa. Jika kau pernah ingin menjadi detektif besar di masa depan, aku yakin kau bisa."
Conan tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia hanya berharap suatu hari bisa kembali ke tubuh aslinya sebagai Shinichi Kudo.
Dan di tengah kabut London yang mulai menipis, dua detektif jenius dari zaman berbeda telah membuktikan bahwa keadilan akan selalu menemukan jalannya.