Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang pria bernama Arin dan seorang wanita bernama Lila. Mereka berdua bertemu di sebuah kafe kecil dan langsung merasakan koneksi yang kuat.
Arin adalah seorang musisi yang memiliki suara yang merdu dan Lila adalah seorang pelukis yang memiliki bakat yang luar biasa. Mereka berdua memiliki minat yang sama dan cepat menjadi dekat.
Seiring waktu, cinta mereka semakin kuat dan mereka menjadi tidak bisa dipisahkan. Mereka berdua memiliki impian untuk membangun hidup bersama dan memiliki keluarga yang bahagia.
Namun, nasib tidak selalu berpihak pada mereka. Arin terkena penyakit yang langka dan harus menjalani pengobatan yang panjang dan melelahkan. Lila tidak pernah meninggalkan Arin dan selalu berada di sampingnya.
Meskipun Arin semakin lemah, cintanya pada Lila tidak pernah berkurang. Ia selalu memikirkan Lila dan ingin memastikan bahwa Lila bahagia.
Suatu hari, Arin memanggil Lila ke sampingnya dan berkata, "Lila, aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku akan selalu mencintaimu, tidak peduli apa pun yang terjadi."
Lila menangis dan memeluk Arin erat-erat. "Aku juga akan selalu mencintaimu, Arin," katanya.
Arin meninggal beberapa hari kemudian, tapi cintanya pada Lila tidak pernah mati. Lila terus mengingat Arin dan selalu merasakan kehadirannya di sampingnya.
Tahun-tahun berlalu, tapi cinta Lila pada Arin tidak pernah berkurang. Ia terus melukis dan membuat musik untuk mengenang Arin.
Suatu hari, Lila menemukan sebuah surat yang ditulis oleh Arin sebelum ia meninggal. Surat itu berisi pesan cinta yang abadi dan janji untuk selalu bersama Lila.
Lila menangis dan merasakan kehadiran Arin di sampingnya. Ia tahu bahwa cintanya pada Arin tidak pernah mati dan bahwa mereka akan selalu bersama.
# Pesan Moral:
Cerpen ini ingin menyampaikan pesan bahwa cinta yang abadi tidak pernah mati. Meskipun fisik kita tidak ada, cinta kita akan selalu hidup dan menjadi bagian dari jiwa kita.