Rintik hujan jatuh perlahan, menciptakan simfoni lembut di atas atap dan jendela. Malam menyelimuti kota dengan keheningan, hanya dipecah oleh suara tetesan air yang berirama. Lampu-lampu jalan memantulkan cahaya redup di genangan, membentuk lukisan abstrak di trotoar yang basah.
Di balik jendela kaca yang berembun, seorang gadis duduk dengan secangkir teh hangat di tangannya. Tatapannya menerawang ke luar, mengikuti tarian hujan yang menggurat kenangan di hatinya. Ada sesuatu yang selalu magis tentang hujan di malam hari—seolah membawa pesan dari masa lalu yang ingin dikenang kembali.
Angin malam berbisik pelan, menyelusup di antara tirai yang sedikit terbuka. Di kejauhan, bayangan seorang pria berjalan perlahan, siluetnya samar di bawah payung hitam. Dalam momen itu, seakan waktu berhenti—hanya ada hujan, malam, dan dua hati yang terpaut dalam rindu yang tak terucapkan.
Langkah pria itu terdengar sayup, menyatu dengan irama hujan yang masih turun tanpa jeda. Gadis itu menatapnya dari balik jendela, jari-jarinya menggambar garis-garis samar di kaca yang berembun. Ada debaran halus dalam dadanya, sesuatu yang tak bisa ia jelaskan, seolah kehadiran sosok itu membangunkan kenangan yang selama ini tertidur.
Hujan semakin deras saat pria itu berhenti tepat di bawah lampu jalan. Payung hitam yang ia pegang sedikit miring, membiarkan sebagian wajahnya terkena tetesan air. Sekilas, tatapannya mengarah ke jendela tempat gadis itu berada. Mata mereka bertemu, meski hanya sesaat. Gadis itu menahan napas—ada sesuatu yang familiar, sesuatu yang dulu pernah ia kenal.
Lalu, dalam keheningan yang hanya diisi oleh hujan, pria itu tersenyum tipis sebelum melanjutkan langkahnya, meninggalkan jejak di trotoar yang basah. Gadis itu masih terpaku, hatinya bergemuruh. Ia ingin berlari keluar, ingin memastikan bahwa itu benar-benar dirinya—seseorang yang dulu pernah mengisi hari-harinya. Tapi hujan terus turun, waktu terus berjalan, dan yang tersisa hanyalah bayangan yang perlahan menghilang di ujung jalan.
(Jangan lupa baca novelku, kayaknya besok rediy babnya)