Arinda membuka pintu fiksi, sudah lama sekali tidak bersua dengan sosok favoritnya; Kak Lefan.
"Hai.. Dek, assalamualaikum?" Kak Lefan menyambut riang.
Justru Arinda terdiam, banyak kehilangan di pelupuk mata realita.
"Lagi pikiran berlebihan lagi yah, Dek?" Kak Lefan menebaknya sangat sempurna.
Arinda mengangguk, pertanda benar.
"Kehilangan arah dan tujuan, setelah tabungan puluhan jutaku di telan munafik, jahat, playing victim sama dua orang bermuka malaikat tapi berhati iblis. Trus sudah begitu datang lagi dua orang bocil, meledak, labil emosinya dan ngebentak saya, kak. Capek tahu."
Kak Lefan menyodorkan hottang kentang mozarella dengan boba juga.. Menelfon seseorang di sebrang telfon.
"Makasih, kak?" Tapi sorot matanya tak lepas dari penasaran siapa yang habis di telfonnya?
Selang beberapa menit, "hai..gadis aksara? Kenapa murung?" Ah, rambut mie london datang.
Cukup mengembalikan senyum gadis itu.