Kak Lefan datang, "Dek.. Ingat, ada salah satu ade sepupumu yang harus kamu pantau kapasitas mentalnya, ade tahu maksud kakak, kan?"
Tetiba saja air mataku terjatuh, "kak.."
"Yah, Dek?" Kak Lefan tersenyum.
"Saya janji, kak. Karna dulu.. Saya tidak di kasih waktu dan tempat untuk bercerita. Apalagi semenjak kehilangan nenek, saya benar-benar hilang arah di tambah ada cowok ganteng bermuka malaikat tapi berhati iblis, di tambah temannya yang munafik, bikin saya brantakan dan uang tabunganku hancur, dan saya tidak bisa liburan buat healing. Dan.."
"Sudah, Dek. Cukup. Allah sudah menolong kamu, dengan cara tidak bersetubuh dengannya, sewaktu kalian pacaran. Walau pun kakak tahu, dia yang paksa hubungan kalian jadi 'spesial' justru ade ada masalah sama orang lain. Dia ikut terlibat, dan menyepelehkan perasaan ade dan nuduh ade pelaku. Padahal dia yang playing victim dan mulut perempuan di circle pertemanannya. Juga.. Sudah buang parfum ade, sedangkan ade di sana? Tahan magh, dengan paksa makan mie dan hasilnya? Ade muntah-muntah, kan? Apa dia tahu penyakit ade? Tidak sama sekali. Justru dia senang lihat ade menderita.'