Hei.. Sepotong nada yang hilang? Kabarmu sudah tenggelam sejak titip salam 'pana'i masih di kumpul nih,' setelah itu kau hilang.
It's so funny, bukan?
Yup.
Karna dulu, aku tidak ingin jatuh cinta, tapi di paksa brutal untuk menggantikanmu, sosokmu yang tak bisa ku dapatkan di soft spoken, namun berdarah dingin, mematikan sangat telak!
Lewat jatuh cinta di paksa itulah yang buatku nyaris menggantikan posisimu.
Benar. Dia menawarkan banyak denyut-denyut simfoni berlarian lewat realita, tapi berselimut tipu muslihat dalam hatinya.
Hei.. Sepotong nada yang hilang. Ternyata, keintiman dalam suatu hubungan adalah bahasa lewat komunikasi, selaras mindset, bukan bahasa tubuh di atas ranjang. Dan itu tak ku temukan di cowok soft spoken dulu.
Yang menawarkan banyak kejutan termasuk label matre tak tertolongnya dulu, mempermainkan semua material dengan remeh-temeh, tanpa ucapan perminta maaf sedikit pun.
Ah. Benar.
Ke mana lagi ku ungkap keterkejutanku serta mengadu, seperti biasa ku lakukan terhadapmu semasa kuliah, lalu kau berikan sikap menyebalkan, tapi cukup mengembalikan moodku.
Tapi, sekarang? Hanya bisa mengadu lewat sederet diksi di imaji.