Aku Jelina seorang gadis yang baru saja mendapatkan biaya untuk kuliah di Jawa Barat. Perjalanan dari Kalimantan membawaku bertemu dengan seorang pria misterius di jalanan Surabaya, pria yang mengaku sebagai kenalan di Facebook ini, pada akhirnya mengikrarkan janji untuk saling bertemu dan menjalin hubungan denganku.
Awalnya aku tak begitu mengenal pria itu hingga dia benar-benar duduk di sebelahku selepas di pelabuhan.
"Hei..." sapanya padaku.
"Oh, kamu?" ucapku kaku. Jujur aku tak pernah mendekati seorang pria dan baru kali ini aku memberanikan diriku mengenal seorang pria setelah sekian lama.
Pria itu tampak gagah dan tidak takut, dengan ransel dan jaket hitam khasnya. Dia pria paling tampan, mungkin tidak ada pria se idaman itu.
Aku hampir tidak percaya dengan apa yang aku lihat, karena tiba-tiba pria itu sudah lama memperhatikan wajahku.
"Kamu sudah lama disini?" tanyaku.
"Tidak, aku habis ngopi, kamu rencana mau nginap dulu atau langsung berangkat?" tanyanya padaku.
Namun entah kenapa hatiku tak memiliki rasa curiga apapun pada pria itu. Seakan terhipnotis pada akhirnya kami menikmati kopi bersama dan dia membantuku untuk mencari penginapan.
Tapi malam itu, entah apa yang terjadi.
Kami berciuman dan saling memeluk, terlena di dalam masalah masing-masing, hingga tak kusadari pria itu hanya meninggalkan kalung di leherku sebagai tanda.
Namun hal paling tak terduga yang terjadi adalah, "Aku hamil?" kalimat itu membuatku bergidik ngeri saat berulang kali memastikan mataku yang tengah mengamati garis di tespack.
Aku berusaha mengingat apa yang terjadi namun anehnya semua terjadi begitu saja, pria itu tak pernah memberikan alamat dan informasi pastinya, tapi tiba-tiba pria itu datang.
"Tenanglah, aku serius padamu. Aku minta maaf apa yang telah terjadi itu benar benar di luar kendaliku." Kalimat itu seakan lemparan buah pepaya di atas kepalaku.
Pria yang tidak pernah ku tahu ini, mengatakan bahwa dia sudah lama menginginkan pasangan seorang wanita dari divisi desain grafis dan web.
"Apa itu artinya seorang programmer mau menikah begitu mudahnya dari wanita random?" tanyaku padanya.
Pria itu duduk dengan tenang di sisiku, ia berkata, "Aku memang bukan pria yang baik, namun aku sudah sangat mengenalmu lebih dari yang kamu tahu. Kemana pun kamu berusaha lari aku akan sangat mudah menemukan mu."
"Ouh bagus, sekarang aku jadi buronan cowok hacker yang gak jelas asal usulnya." gumamku dalam hati.
pria itu tersenyum, namun aku tak menyangka bahwa kami bisa saling jatuh cinta di malam itu. Sampai benar-benar ada janin dalam kandungan ini.
"Dengar manusia jagung!" panggilku padanya, "aku juga tidak tahu kenapa kita bisa seperti ini."
Pria itu justru menarikku pergi dan memasuki mobil pribadinya. Aku tidak diculik, percayalah hal itu, ia benar-benar mengantarku ke tujuan. Tapi dia memasang banyak pelacak, hingga dia bisa tahu pasti apapun yang aku lakukan.
"Psikopat gila ini mah...," batinku.
Aku takut mengugurkan kandungan ini, dan aku tak bisa melawan perasaan diantara kami. Aku benar benar tidak ada penyesalan, kami benar benar larut dalam rasa sakit yang tidak bisa dijelaskan.
Aku tahu masa lalu pria satu ini, dan kami kurang lebih sama.
Aku menatap layar laptop di ruangan gelap itu, dan pria itu tersenyum.
"Aku tidak tahu tentang pemrograman, tapi tampaknya kamu jadi ayah yang hebat."
Aku segera menutup mulutku menyadari apa yang telah aku katakan.
"Kalau begitu, kamu juga harus bertanggung jawab karena sudah membuat seorang hacker jatuh cinta."
Dia menarik tanganku, membuatku jatuh di pelukannya. Aku menatap mata tajam itu, apakah ini cerita yang singkat tentang pria yang tiba-tiba melakukan segala hal untuk mendapatkan wanita.
"Tapi setahuku para hacker itu impoten karena kebanyakan dari mereka tidak mau menikah." Aku menatap pria itu tersenyum.
"Berani sekali nona, menghina kami impoten, apa perlu aku buktikan lagi?"
Mendengar hal itu aku segera menggelengkan kepala. "Tidak pak, saya kan hanya bekerja sebagai asisten anda."
Mendengar jawaban itu, tangannya mencengkram tangan kecilku. "Dengar Nona manis, kamu membuatku ingin mengigitmu."
Sementara pria itu memeluk dan mengusapkan tangan berototnya di perutku. "Aku akan bertanggung jawab segera, jadi tolong berprilaku yang baik. Aku tak ingin ada pria lain selain aku."
Aku mengangguk mengerti, entah dibawa ke mana, pria itu selalu tampak misterius namun ia sangat romantis. Ia bisa merancang alat-alat hebat dan aku senang memujinya. Ia berulang kali mengecup kening ku dengan manis.
"Aku akan berusaha untukmu."
Tapi percayalah, menikahi tuan hacker adalah di luar kendaliku. Tapi pria itu berhasil melakukan apa yang dia mau.
Pria yang tampan dan berani meski aku mengenalnya dengan wajah jelek di sosmed.
Tak kusangka ia adalah pria kaya yang luar biasa. Aku melanjutkan pendidikan dengan baik karena dia mendukung keinginanku, begitu juga dengannya.
Pada akhirnya semua berakhir indah, meski aku merasa hidup ini sangat random. Kadang sulit dipercaya, bahwa akan ada kelompok IT turun gunung mencari jodohnya. Siapa tahu, kamu juga incarannya.