Harapan yang selalu di hancur kan,Kehidupan ku hancur karena keluarga sendiri.
Anak mana yang tidak menangis kala ibu nya berjuang demi anaknnya, namun di hina karena keadaan.
Aku tahu keluarga ku keluarga sederhana yang hanya hidup dengan seadanya tapi apakah salah jika orang seperti kami ingin menuju masa depan kebahagian.
Aku selalu bertanya,,,,
"Di mana kata bahagia itu?"
Ayah: Jika anak menjadi alasan,ya sudah hentikan saja sekolah nya.
Ibu:Bicara memang enak,,, tapi ini semua demi masa depan mereka.
Aku hanya bisa mendengarkan pertengkaran mulut ke mulut dari ayah dan ibu ku yang melalui sambungan telepon.
Diam di bekap seribu duri rasa nya saat itu,di mana Aku bergerak duri itu akan menusuk ku.
Hanya bisa menangis sendiri tanpa suara Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan?
Apa yang harus aku lakukan agar semua ini berakhir.
Akan kah masalah akan selesai jika Aku tidak bersekolah lagi?
Akan kah Aku menyakiti hati ibu ku jika Aku berhenti sekolah? Apakah Aku harus menghancurkan hasil kerja keras ibu dan ayah ku?
Oohhhh,,,, Tuhan apa yang harus aku lakukan? Apa? Anak sekecil dan selelmah ini harus bertarung dengan kenyataan pahit.
Aku tahu setiap jalan hidup manusia itu berbeda beda,tapi jika ini di terus kan aku tidak samggup,mendengarkan pertengkara setiap hari, di pandang dengan remehan setiap hari,jiwa ku masi belum sanggup untuk menjaali jalan yang gelap ini.
Tidak ada tempat cerita tidak ada bahu untuk aku bersandar,bagai mana aku mengungkapkan hati ku yang menjerit di mana aku harus meluap kan rasa kesal dan sakit ini.
Oooohhh,,,, Tuhan jika kau memang adil makan berilah secercah cahaya untuk jalan ku ini.
Aku sungguh-sungguh tak tahan jika seperti ini,hari hari ku harus memakan hati dan minum air mata, hari hari ku harus berbicara dengan mulut tertutup rapat.
Perdebatan perdebatan terus berlanjut,dan Aku harus membendung seribu cerita dan seribu luka ibu ku,Aku tak tahan melihat bulir bening mengalir dari mata nya.
Ooohhh,,,, asataga jika seperti ini aku sudah tak sanggup membendung nya.
Aku tak sanggup lagi menagis tanpa suara,harus kah Aku berteriak dengan mulut terbungkam.
"Di mana kebahagiaan itu? "
"Sudah hentikan,,,, Aku tak sanggup lagi menahan air mata ku"
"Jika semua berjalan dengan keadilan maka adil kan lah kehiduoan ku"