Azalea adalah putri kecil anak pak Bondan yang tinggal di desa. Azalea baru berusia 7 tahun. Dia anak yang sangat cantik, penurut tapi pendiam dan suka mengurung diri di kamar semenjak kasus perundungan yang terjadi pada Azalea.
"Tidak! Aku tidak mau ke sekolah lagi!" Ucap Azalea dari balik pintu kamarnya.
Orang tua Azalea paham, ia pasti masih trauma dengan kejadian yang menimpanya saat itu ia pulang sekolah sudah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Bajunya penuh dengan lumpur, rambutnya kusut dan beberapa luka lebam di tangannya.
Orang tua Azalea mengadukannya pada wali kelas. Wali kelas tahu betul siapa pelaku perudungnya. Namun ia pun tak berani bersikap tegas karena orang tua perudung orang yang sangat kasar. Kalau saja kedua orang tua Azalea mampu, tentu ia akan memindahkan putri kesayangan mereka ke sekolah lain yang lebih baik daripada sekolah yang terkesan melindungi pelaku perudungan hanya karena orang tua perudung adalah seorang preman.
Sejak saat itu Azalea menyendiri di kamarnya. Ia tak berani untuk keluar rumah sekalipun. Orang tua Azalea sangat cemas hingga ia harus meminta saudaranya untuk membawa Freya memberikan semangat dan keceriaan kepada Azalea. Freya adalah sepupu Azalea yang seumuran dengannya. Azalea selalu senang ketika Freya datang menemuinya. Hingga akhirnya Azalea mau keluar dari kamarnya.
Freya yang tidak tahu apa yang telah di alami oleh teman bermainnya. Hanya mengajaknya bermain kejar-kejaran hingga ke lapangan dan bertemu dengan anak yang sudah merudung Azalea.
"Lea, kenapa diam aja?" tanya Freya pada Azalea yang diam membeku seperti es.
Wajahnya tampak pucat saat melihat anak perempuan gendut yang sedang berdiri di depan Freya. Anak itu bernama Mona.
"Pulang aja yuk!"
"HAI!!MAU KEMANA KALIAN?" teriak Mona.
Mereka tidak mengindahkan teriakan Mona. Mona sangat kesal hingga ia melemparkan bola kasti ke kaki Azalea.
Freya lalu berbalik dan berjalan mendekat ke arah Mona bagaikan seperti pesawat yang hendak lepas landas. Teman-teman Mona segera mencegahnya dengan memegang Freya. Freya meronta dan akhirnya ia menyerang balik teman-teman Mona.
Tangan kanannya bergerak lincah, tubuhnya memutar seperti orang hendak mencari namun sekali tendang mereka tersungkur jatuh ke tanah. Azalea takut terjadi apa-apa dengan Freya. Ia lalu berlari meninggalkan Freya sendiri melawan kawan-kawan Mona mencari bantuan agar Freya tak mengalami seperti dirinya.
"Siapa kamu? Kenapa menyerang temanku?" tanya Freya lantang.
"Temanmu itu enak sih dikerjain. Hahaha..." tawanya menggelegar.
"Dasar anak-anak mami. Rasakan ini" ucap Freya yang melihat sarang lebah yang berada di atas kepala Mona lalu membidiknya dan jatuh tepat di kaki Mona. Mona seketika berlari dan disaat itu Freya tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha... Makanya jangan pernah macam-macam sama panglima tempur Serangga"
Hari berikutnya Freya dan Azalea dicegat oleh Mona dan teman-temannya. Namun Freya selalu melawan dan menggunakan serangga untuk menyerang balik Mona. Walaupun dirinya hanya anak kecil tapi sahabatnya adalah para serangga sehingga saat Mona terluka, tidak ada yang bisa menyalahkannya dan alasan Freya yang masuk akal membuat orang tua Mona yang marah menjadi malu sendiri.
Hingga Mona akhirnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Azalea karena telah merudungnya. Freya dan teman-temannya tak lagi berani merudung Azalea karena Azalea memiliki sepupu seorang panglima tempur yang akan membawa serangga-serangganya untuk melawan orang-orang yang jahat kepadanya.