*Penulis* *: Rizal Ramadhan*
*Tanggal di buat* *: 28 januari 2025*
- BAGIAN 1 : BOLOS SAAT UJIAN
di suatu kampung, hiduplah sekelompok remaja yang masing masing namanya adalah Abar, Vian, Zoel, dan Alip. mereka sekolah di SMA Swasta 1 dan masing masing masih kelas 10-C. nama pertemanan mereka adalah Geng Four.
Vian waktu itu ingin berangkat sekolah, dia pun ke dapur dengan tujuan pamit kepada ibunya, karena waktu itu ibunya sedang masak di dapur. sebelum Vian sampai ke sekolah dia pergi ke rumahnya Abar dulu, karena mereka berdua mau berangkat bersama.
"Barr, Abar..." ucap Vian memanggil Abar di gerbangnya.
"tunggu sebentarr, mau siap siap ini lo..." jawab Abar dengan berteriak
"cepat Bar..., ini dah mau telat" sahut Vian
Abar pun bergegas keluar.
"apasih njirr gak sabar banget" jawab Abar.
"ayo coo naik..., kita dah mau telat" sahut Vian kesal dengan Abar.
"santai aja lah bro..". jawab Abar.
mereka berdua pun berangkat. saat mereka di tengah perjalanan, tiba tiba Vian teringat kalau nanti ada ujian.
"Bar, nanti ada ujian kamu dah belajar tadi malam?" tanya Vian ke Abar.
"belom, malas soalnya" jawab Abar.
"wah, gawat nih kita nanti, gimana nih Barr?" sahut Vian dengan panik.
"cuman ujian doang, kenapa di pikirin, TOLOL!" jawab Abar.
"tolol mata luu!" sahut Vian dengan emosi.
"nanti bisa belajar di kelas kan, tolol bet lu..." balas Abar
"iya deh, tapi kita kan mau telat, paling sampai sekolah sudah bel masuk" jawab Vian.
"apa kita bolos pelajaran aja ya" jawab Abar ngajak bolos.
"gak dulu ah, ini ujian soalnya!" sahut Vian.
"gapapa!, nanti kita ngajak Zoel dan Alip" jawab Abar.
sesampainya mereka di sekolah, ternyata belum bel, dan mereka berdua bertemu Zoel dan Alip.
"oy, Alif bolos pelajaran yuk?" tanya Abar ke Alip.
"ini kan ujian!" jawab Alip.
"emangnya lu udah belajar?" tanya Abar.
"belum😅" jawab Alip.
Zoel pun membisiki Alip gini "jangan mau bolos tuh, nanti kena hukum tau rasa lu!".
"gapapa Zoel..., sekali kali lah" sahut Vian ke Zoel.
"yaudah deh" jawab Zoel.
mereka berdua pun keluar gerbang sekolah.
"pas-pasan tuh ada truk, ayo kita nebeng di sana" ajakan Alip.
"eh, iya" jawab Vian.
"BANG, NEBENG BANG!" teriakan Abar ke supir truk.
"gak bisa, barang barang nya udah penuh..." jawab supir truk.
"bangsat, pelit amat tuh supir truk" sahut Abar karena kesal.
supir truk pun mendengar ucapan si Abar. dia pun turun dari truk dan mendatangi Geng Four.
"siapa tadi yang bilang bangsat?" tanya supir truk dengan kesal.
"buk bukan kami pak, tapi tukang bakso itu" jawab Abar dengan berbohong dan menunjuk ke tukang bakso.
"yaudah, karna kali ini aku baik hati, jadi kalian boleh nebeng" jawab supir truk.
"yess, horey" sahut Geng Four karena senang. mereka pun naik ke truk tersebut.
sementara itu, kelas pun sudah masuk, karena yang ngajar ujian seharusnya pak Rizal, tetapi dia lagi ada urusan dan di gantikan oleh pak Yanto.
"selamat pagi..." salam pak Yanto saat masuk kelas.
"pagi, pak..." jawab semua murid di dalam kelas.
pak yanto pun mengabsen semua siswa.
"Abar, Vian, Zoel, dan Alip di mana ya?" tanya pak Yanto ke semua siswa.
"MEREKA BOLOS PAK...!" jawab Prilly dengan tegas.
"mereka bolos? tapi yaudah sih, kan aku bukan wali kelas nya" sahut pak Yanto.
sementara itu Geng Four yang sedang perjalanan di truk. tetapi Zoel terlihat dari tadi selalu ngelamun.
"lu ngelamun terus napa si El, takut di hukum nanti ya? cewek apa cowok sih lu? bolos doang takut..." tanya Abar ke Zoel.
"apa gue harus tunjukin titid ku ke lu?" jawab Zoel dengan kesal.
"mana coba?" sahut Abar.
"bercanda bro...!" jawab Zoel.
"lu kalo bercanda gak usah bawa-bawa titid napa..." sahut Vian ke Yoel.
"aku tadi keceplosan jirr" jawab Zoel.
"pak, kenapa kita ini gak di turun turunin" tanya Alip ke pak supir.
"nanggung sebentar lagi mau sampai tujuan, mending nanti kalian bantuin angkat barang barang yah?" pak supir minta tolong ke Geng Four.
"SIAP PAKK!" jawab Geng Four.
saat sudah sampai ke tujuan, ternyata tujuan tersebut ke rumah Pak Rizal wali kelas dari kelas 10-C. Geng Four pun belum tau kalau itu rumahnya Pak Rizal. mereka pun turun dari truk. alangkah kagetnya mereka melihat Pak Rizal, dan Geng Four pun berlari secepat-cepatnya. tapi sayangnya, Pak Rizal mengetahuinya.
"HEY KALIAN, BERHENTI!!" teriakan Pak Rizal ke Geng Four. akhirnya Geng Four pun berhenti. Pak Rizal pun mengantarkannya ke sekolah.
sesampainya ke sekolah, Geng four dihukum untuk ngebersihin toilet guru.
"alamak, kita semua di hukum kann..." sahut Vian sambil merengek.
"kamu sih Barr, yang ngajak bolos..." sahut Alip ke Akbar.
"sudah aku bilang kan, kita semua pasti di hukum" sahut Zoel dengan kesal.
"tapi gapapa lah, kan cuma ngebersihin toilet...!" jawab Abar.
mereka semua pun menjalani hukuman yang di berikan oleh Pak Rizal.
- BAGIAN 2 : DI KROYOK KAKAK KELAS
keesokan harinya, Geng Four pun berangkat sekolah bersama-sama menggunakan motor. Abar berboncengan dengan Vian sedangkan Zoel berboncengan dengan Alif. Geng Four pun sampai di sekolah.
"gara gara lu bar, kemarin ngajak bolos, jadi kita di hukum kan" sahut Zoel dengan kesal.
"apasihh, masalah kemarin aja masih di bahas, mau CAPER kah?" jawab Abar.
"apa? gak terima, sini gelud...!" jawab Zoel dengan emosi.
"eh, ayuu" jawab Abar dengan tegas
"MACEM-MACEM KAMU YA!" jawab Zoel dengan esmosi.
"canda canda, napa sih lu El? di gitu doang di bawa serius..." balas Abar.
"ya itu karena lu, sukanya mancing emosi saja!" jawab Zoel.
"sebagai permintaan maaf ku, aku traktir kalian beli bakso deh!" sahut Abar ingin mentraktir bakso.
"GASS LAH..." jawab Vian.
"aku gak dulu deh Bar, tadi aku udah sarapan, habis 2 piring" sahut Alip ke Abar.
"aku tadi juga udah sarapan Bar, jadi gausah kalo aku" sahut Zoel ke Abar.
"serius kamu dan Zoel gak mau?" tanya Abar ke Alip.
"beneran Bar, aku udah kenyang soalnya.
Abar dan Vian pun langsung ke kantin untuk beli bakso.
"mbak, seperti biasa ya" sahut Abar ke penjual bakso.
"seperti biasa gimana ya dek?" tanya penjual bakso ke Abar.
"kamu tuh Bar malu maluin aja, kamu aja baru beli di sini 2 kali, wajar mbaknya gak inget!" bisikan Vian ke Abar.
"bakso 2 porsi mbak!" jawab Abar ke penjual Bakso.
"nih dek, baksonya udah jadi" sahut penjual bakso.
"iya mbak, makasih ya!" sahut abar.
"iya, sama sama" sahut penjual bakso ke Abar.
saat Abar dan Vian lagi asik makan bakso tiba tiba ada sekelompok kakak kelas, mereka bilang gini "eh, enak gak tuh baksonya, boleh aku cobain gak?" tanya kakak kelas ke Abar.
"eh, boleh kak cobain aja!" jawab Abar.
saat kakak kelas mau cobain, ternyata baksonya malah di jatohin ke baju nya Abar dengan sengaja.
"upss, sorryy!" sahur kakak kelas ke Abar.
"gapapa kok kak" jawab abar.
"maksudnya ini apa ya? kamu sengaja kan menumpahkan bakso ke Abar?" sahut Vian dengan emosi.
"udah Vian, aku gapapa kok!" sahut Abar.
"gapapa gimana, bajumu jadi basah karena dia..." jawab Vian dengan emosi.
BRUKKK!!, meja makan nya pun di tendang Vian karena saking emosi.
"apa lu, gak suka?" tanya kakak kelas?
"gak suka, emang kenapa?" jawab Vian.
penjual bakso pun memanggil Skurity untuk menenangkan mereka.
"SKURITI OH SKURITI!!" teriakan penjual bakso memanggil Scurity. di saat itu pula, Abar bergesas untuk memberi tahu Alip dan Zoel tentang masakah tersebut.
"Lip, anu Vian dan kakak kelas bernama Radit mau bertengkar di kantin!, cepat tolongin mereka!" minta tolangnya Abar ke Alip.
"eh, kenapa mereka bisa bertengkar, coba jelaskan kronologinya" jawab Alip.
"ayo, cepat jelaskan kronoginya!" sahut Zoel.
"jadi gini.............................. dan seterusnya" jawab Abar.
Abar pun melupaka Vian yang sedang bertengkar dengan Radit, karena dia terlalu fokus untuk mencerikan kronoginya.
"aduhh..." suara Vian kesakitan.
"eh, kenapa kamu yan? tanya Abar.
"katanya kamu tadi mau panggil Zoel dan Alip, tapi kok gak datang datang, lihat nih aku udah babak belur" jawab Vian sambil kesal.
"eh iya, aku lupa, maaf ya yan!" sahut Abar.
"kamu tuh terlalu fokus tuk nyeritain tadi..." sahut Alip dan Zoel.
"kan kamu tadi yang minta nyeritain semua kronologinya?" tanya Abar.
"eh, iya deh😁" jawab Alip dan Zoel.
- BAGIAN 3 : KETAHUAN MEROKOK
saatnya bel pulang pun berbunyi, Geng Four pun pulang ke rumah masing-masih. sesampainya di rumah, Vian pun langsung main PS bersama Alif di rumahnya Vian. mereka berdua main PS sambil tengkurap, di tengah asik asiknya mereka main PS, mereka berdua tiba tiba lapar.
GRGRHHH "kamu denger suara perut aku gak Vian?" tanya Alip ke Vian.
"dengar, kamu lapar kan broo?, aku juga lapar" tanya Vian ke Alip.
"iyah yan!" jawab Alip
"mau aku rebusin mie gak?" tanya Vian.
"mau lah njirr, siapa sih tang gak mau kalo di rebusin mie" jawab Alip.
"oke, tunggu dulu sebentar!" balas Vian.
"okkeeh brother👌🏻".
mie pun sudah jadi, di tengah asik asiknya dia memakan mie, tiba tiba ada yang menelfon dari hp Vian. dan ternyata yang nelpon itu Abar.
"ya Bar, napa?" tanya Vian.
"mari ke rumahku, aku mau nunjukin sesuatu?" jawab Abar.
"tunjukin sejarang lahh!" sahut Vian.
"ini aku nemu rokok lo, mau nyobain?" jawab Abar.
"gass lah broo, siapa sih yang gak mau kalo rokok. balas Vian
Vian awalnya mengajak Alip untuk merokok di rumahnya Abar, tetapi dia tidak mau dan akhirnya Alip pulang. sebelum Vian kerumahnya Abar, dia berpamitan dulu dengan Ibunya.
"buk aku mau kerumahnya Abar, mau ngerok......." vian pun tak sengaja bilang kalau dia mau merokok, untungnya ibunya gak dengar.
"apa nak, mau ngerok siapa?" tanya ibunya.
"ee... anu, mau ngerok Abar buk, katanya dia masuk angin" Vian menjawab ibunya tapi dia berbohong.
"oww, yaudah jangan lama lama ya!" ujar ibunya.
"ya bu..." jawab Vian.
sesampainya Vian di rumahnya Abar, Abar pun langsung membawa Vian ke kamarnya dan mereka berdua ngumpet di bawah kolong kasur.
"nih cobain, rokok nemu dari laci papah ku" sahut Abar.
"itu namanya bukan nemu Bar, tapi geledah" jawab Vian.
"ee, orang yang namanya gak sengaja nemu!" balas Abar.
mereka berdua pun saling menghisao roko tersebut.
"liat nih Bar, aku bisa ngeluarin asepnya dari hidung" ujar Vian
"jangankan dari hidung, buat asep bentuk cincin aku pun bisa" jawab Abar.
"mana coba?" tanya Vian.
"nihh!..." jawab Abar
"loh, kok bentuknya malah kotak persegi sih, kan kamu tadi bilangnya bulat!" tanya Vian.
"sabar broo, kan ini lagi percobaan, nih dah bisa" jawab Abar.
"eh, kok malah bentuknya lope sih. kamu itu ngakak banget deh Bar, WKWKWKWK" ujar Vian.
"kan tambah bagus kalo bentuknya lope, aku coba sekali lagi ya!" balas Abar.
percobaan Abar yang ke-3 kalinya pun berhasil berbentuk bulat.
"nih, liat dong dah berhasil kan?" tanya Abar ke Vian" tanya abar ke Vian
"eh iya, kamu kok jago banget sih Bar?" tanya Vian.
"iya lahh, Abar gitu lohh, wkwkwk" jawab Abar.
sayangnya asap rokok tersebut pun tercium oleh papanya Abar, papanya Abar pun bergegas masuk ke kamarnya Abar untuk mengecek. saat papanya Abar membuka pintu, Abar dan Vian pun bergegas menyembunyikan rokoknya, tapi sayangnya papanya sudah tau.
"akbar, kamu ngerokok kan?" tanya Agus (papanya Abar)
"yang ngerokok hanya aku paman, Abar tidak ikut ikutan" jawab Vian sambil berbohong demi membela Abar.
"apakah benar Abar?" tanya Agus.
"i iya pa..." jawab Abar sambil berbohong
"oh ya, kamu temenya Abar? anaknya siapa?" tanya Agus ke Vian.
"anu, anaknya bu sari" jawab Vian
"oww begitu..., lain kali jangan ngerokok di sini lagi ya!" tanya Agus.
"iyah" jawab Vian.
"btw, mana rokoknya paman rampas" ujar Agus mau merampas rokoknya.
"i iya, nih paman..." jawab Vian.
ayahnya Abar pun akhirnya keluar.
"sampai segitunya kamu ya Vian, mau belain aku?" tanya Abar ke Vian.
"ya, gitu lah yang namanya teman sejati, saling membela!" jawab Vian.
"thanks brother..." jawab Abar.