Di sebuah desa kecil di pinggir hutan, hiduplah seorang pria bernama Karto. Karto adalah seorang petani yang sangat rajin dan ulet. Ia memiliki sebidang tanah yang luas dan subur, di mana ia menanam berbagai jenis tanaman, seperti padi, jagung, dan sayuran.
Namun, Karto memiliki satu kebiasaan yang sangat aneh. Setiap hari, ia selalu naik anying (ayam hutan) untuk berjalan-jalan di hutan. Karto sangat menyukai anying karena ia merasa bahwa anying memiliki kekuatan dan kebebasan yang luar biasa.
Karto memiliki seekor anying yang sangat cantik dan kuat. Nama anying itu adalah Si Merah. Si Merah memiliki bulu merah yang sangat indah dan mata yang tajam. Ia sangat setia kepada Karto dan selalu mengikuti Karto ke mana pun ia pergi.
Setiap hari, Karto dan Si Merah akan berjalan-jalan di hutan. Mereka akan melintasi sungai, mendaki bukit, dan berjalan di atas pohon. Karto sangat menyukai perasaan bebas dan ringan yang ia rasakan saat naik Si Merah.
Namun, tidak semua orang di desa Karto menyukai kebiasaan Karto. Beberapa orang menganggap bahwa naik anying adalah kebiasaan yang aneh dan berbahaya. Mereka khawatir bahwa Karto akan terluka atau bahkan meninggal karena kebiasaan tersebut.
Tapi Karto tidak peduli dengan pendapat orang lain. Ia yakin bahwa naik anying adalah kebiasaan yang baik dan menyehatkan. Ia juga yakin bahwa Si Merah akan selalu menjaganya dan membawanya ke tempat yang aman.
Suatu hari, Karto dan Si Merah berjalan-jalan di hutan seperti biasa. Mereka melintasi sungai dan mendaki bukit. Namun, saat mereka berjalan di atas pohon, tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang sangat keras. Karto dan Si Merah terkejut dan melihat ke arah suara tersebut.
Ternyata, suara gemuruh tersebut berasal dari seekor badai yang sangat besar. Badai tersebut sedang menuju ke arah desa Karto. Karto dan Si Merah sangat khawatir karena mereka tahu bahwa badai tersebut akan menyebabkan kerusakan yang sangat parah.
Karto dan Si Merah segera kembali ke desa untuk memperingatkan penduduk desa tentang badai yang akan datang. Mereka berlari secepat mungkin dan berteriak untuk memperingatkan orang-orang.
Penduduk desa sangat terkejut dan khawatir saat mendengar peringatan Karto dan Si Merah. Mereka segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan diri dan harta benda mereka.
Badai tersebut akhirnya datang dan menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Namun, berkat peringatan Karto dan Si Merah, penduduk desa dapat menyelamatkan diri dan harta benda mereka.
Setelah badai tersebut berlalu, penduduk desa sangat berterima kasih kepada Karto dan Si Merah karena telah menyelamatkan mereka. Mereka juga mulai memahami bahwa naik anying bukanlah kebiasaan yang aneh atau berbahaya, melainkan kebiasaan yang sangat berguna dan menyehatkan.
Karto dan Si Merah terus naik anying dan berjalan-jalan di hutan. Mereka menjadi simbol keberanian dan kebijaksanaan bagi penduduk desa. Dan Karto selalu mengingat bahwa naik anying bukanlah hanya kebiasaan, melainkan juga cara untuk menyelamatkan diri dan orang lain.
Setelah peristiwa badai tersebut, Karto dan Si Merah menjadi sangat terkenal di desa. Penduduk desa sangat menghormati dan menghargai Karto karena telah menyelamatkan mereka dari bencana.
Karto merasa sangat bahagia dan bangga karena telah dapat membantu orang lain. Ia juga merasa bahwa naik anying bukanlah hanya kebiasaan, melainkan juga cara untuk membantu orang lain.
Suatu hari, seorang utusan dari kerajaan datang ke desa Karto. Utusan tersebut membawa pesan dari raja yang meminta Karto untuk datang ke kerajaan.
Karto sangat terkejut dan penasaran dengan pesan tersebut. Ia tidak tahu apa yang raja ingin dari dirinya. Namun, ia memutuskan untuk pergi ke kerajaan bersama Si Merah.
Di kerajaan, Karto disambut oleh raja sendiri. Raja tersebut mengatakan bahwa ia telah mendengar tentang keberanian dan kebijaksanaan Karto dalam menyelamatkan desa dari badai.
Raja tersebut meminta Karto untuk menjadi utusan kerajaan untuk menjelajahi hutan dan mencari tahu tentang keadaan alam di sana. Karto sangat terhormat dan menerima tugas tersebut.
Karto dan Si Merah memulai petualangan mereka untuk menjelajahi hutan dan mencari tahu tentang keadaan alam di sana. Mereka akan menghadapi banyak tantangan dan bahaya, namun mereka juga akan menemukan banyak hal yang menarik dan berharga.
Setelah beberapa bulan menjelajahi hutan, Karto dan Si Merah kembali ke kerajaan dengan membawa banyak pengetahuan dan informasi tentang keadaan alam di hutan.
Raja sangat senang dengan laporan Karto dan memutuskan untuk mengangkat Karto sebagai penasihat kerajaan untuk urusan lingkungan dan alam.
Karto sangat terhormat dan menerima tugas tersebut. Ia bekerja keras untuk membantu raja dan kerajaan dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
Tahun-tahun berlalu, dan Karto menjadi sangat terkenal dan dihormati di kerajaan. Ia juga menjadi sangat bahagia karena telah dapat membantu orang lain dan menjaga kelestarian alam.
Suatu hari, Karto memutuskan untuk pensiun dari tugasnya sebagai penasihat kerajaan. Ia ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya dan menikmati kehidupan yang lebih santai.
Raja sangat berterima kasih kepada Karto atas semua yang telah ia lakukan untuk kerajaan. Ia memberikan Karto sebuah hadiah yang sangat spesial, yaitu sebuah tanah yang luas dan subur di pinggir hutan.
Karto sangat bahagia dan berterima kasih kepada raja. Ia memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya di tanah yang baru tersebut.
Dan begitulah, Karto hidup bahagia selamanya bersama keluarganya dan Si Merah, yang telah menjadi sahabatnya sejak lama. Ia juga selalu mengingat tentang kehidupan yang telah ia jalani dan semua yang telah ia capai.
THE END.
Karya: faisall Regga