Pagi itu, seperti biasa, suasana di SMA Mandala tampak sibuk. Siswa-siswi berlarian ke kelas mereka, ada yang tertawa riang, ada pula yang tampak terburu-buru. Di antara keramaian itu, seorang siswi bernama Rina berjalan dengan langkah tergesa-gesa. Pagi yang seharusnya penuh semangat itu mendadak berubah menjadi kacau ketika seorang teman memberitahunya sesuatu yang mengejutkan.
"Rina, kamu dengar berita? Ada yang ditemukan tewas di sekolah tadi malam," kata Lara, teman dekat Rina, dengan suara parau.
"Siapa?!" tanya Rina, matanya terbelalak. Seketika, seluruh tubuhnya terasa kaku.
"Ruth," jawab Lara dengan wajah pucat. "Ruth, teman sekelas kita."
Rina terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya. Ruth, seorang siswi populer di sekolah, ditemukan tewas mengenaskan di ruang seni, tempat yang jarang digunakan siswa pada malam hari. Polisi sudah datang dan membawa tubuhnya, namun banyak hal yang masih belum terungkap. Wajah Ruth dipenuhi luka-luka yang mengerikan, seakan-akan ada sesuatu yang sangat brutal terjadi padanya.
Kabar kematian Ruth segera menyebar di seluruh sekolah, dan polisi mulai menyelidiki kejadian tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, misteri di balik pembunuhan itu semakin membingungkan. Ruth dikenal baik oleh banyak orang, ia tidak memiliki musuh yang jelas. Bahkan, ia sering kali terlibat dalam kegiatan sosial di sekolah. Tidak ada alasan yang terlihat untuk menjadikannya sasaran pembunuhan.
Rina merasa cemas. Ruth adalah teman yang cukup dekat dengannya, meskipun mereka tidak terlalu sering berbicara. Ia memutuskan untuk ikut membantu mencari tahu lebih lanjut tentang kejadian tersebut. Ia merasa, jika ada hal yang bisa dilakukan, ia harus melakukannya, apalagi ia merasa bahwa ada sesuatu yang aneh dalam pembunuhan ini. Mungkin, ada petunjuk yang tersembunyi.
Hari pertama penyelidikan, polisi menginterogasi teman-teman terdekat Ruth. Lara, yang tampaknya sangat terkejut dan tertekan, menjadi saksi utama. Namun, menurutnya, Ruth tidak pernah mengeluh tentang masalah pribadi atau memiliki hubungan yang buruk dengan seseorang. “Ruth selalu tampak bahagia. Dia tidak pernah menceritakan ada yang aneh dalam hidupnya,” kata Lara dengan suara gemetar.
Namun, satu hal yang membuat Rina terkejut adalah penuturan salah seorang guru seni, Pak Hendra. Ketika ditanya tentang kejadian malam itu, Pak Hendra mengungkapkan bahwa Ruth terlihat sangat gelisah pada hari-hari terakhirnya.
“Ruth terlihat berbeda beberapa hari sebelum kejadian. Matanya cemas, ia sering kali datang ke ruang seni, padahal kelas sudah selesai. Saya juga sempat melihat seseorang di belakangnya, seperti mengikuti dia, tapi saat saya mendekat, orang itu langsung menghilang,” jelas Pak Hendra.
Rina merasa ada yang janggal. Kenapa Ruth terlihat begitu cemas? Apakah ia sedang melarikan diri dari sesuatu? Dan siapa orang yang dilihat Pak Hendra? Semua pertanyaan itu semakin mengganggu pikirannya.
Hari-hari berikutnya, Rina mulai mengumpulkan informasi lebih lanjut. Ia mengajak beberapa teman Ruth untuk berbicara lebih jauh, termasuk seseorang yang dulunya dekat dengan Ruth, yaitu Arga, mantan pacar Ruth. Arga tampak sangat terpukul dengan kematian Ruth, namun Rina merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Arga.
“Apa kamu tahu sesuatu, Arga? Ruth berubah belakangan ini. Kamu berdua sering bertengkar, kan?” tanya Rina, mencoba membuka pembicaraan.
Arga menunduk, wajahnya penuh penyesalan. “Aku... aku memang baru saja bertengkar dengannya. Tapi itu bukan alasan untuk membunuhnya!” katanya dengan suara bergetar. “Aku tidak tahu kenapa dia mulai menjauh. Dia seperti takut akan sesuatu, tapi aku tak bisa membantunya. Kami putus karena ada sesuatu yang mengganggunya.”
Rina semakin bingung. Arga tidak tampak seperti orang yang bisa melakukan kejahatan, apalagi membunuh Ruth. Tetapi, pertanyaannya tetap ada. Apa yang Ruth ketahui yang bisa membuatnya sangat takut? Siapa yang mengancamnya?
Seminggu setelah pembunuhan itu, sebuah petunjuk baru ditemukan. Polisi menemukan sebuah rekaman video yang tersembunyi di komputer Ruth. Video itu memperlihatkan Ruth sedang berbicara dengan seseorang di ruang seni, namun wajah orang tersebut tidak terlihat jelas. Yang paling mengejutkan adalah saat Ruth berbicara dengan suara terbata-bata, “Aku tahu siapa yang melakukannya... Aku harus berhati-hati. Mereka sudah mengetahui semuanya.”
Video tersebut berakhir dengan suara teriakan yang keras dan kemudian layar menjadi gelap. Tak ada yang tahu pasti siapa yang dimaksud Ruth. Namun, polisi mulai menelusuri lebih jauh ke dalam kehidupan Ruth dan mendapati bahwa dia terlibat dalam beberapa percakapan dengan seseorang yang dikenal di sekolah sebagai seorang yang sering melakukan tindak kekerasan, yaitu Dika, seorang siswa senior yang dikenal suka mengancam orang lain.
Rina merasa cemas. Jika benar Dika terlibat dalam pembunuhan ini, maka misteri ini semakin mengarah ke sesuatu yang lebih besar. Pada suatu malam, Rina memutuskan untuk menemui Dika di tempat yang sepi, di luar sekolah, untuk mencari tahu lebih banyak.
“Dika, ada yang perlu kamu jelaskan,” kata Rina dengan nada tegas. “Kamu tahu sesuatu tentang Ruth, kan? Kamu terlibat dalam semua ini?”
Dika, yang tampak tidak terkejut dengan kedatangan Rina, hanya tertawa sinis. “Kamu pikir aku yang melakukannya? Kau salah. Aku hanya memberitahunya untuk berhati-hati. Ruth tahu sesuatu yang bisa merusak reputasi kami semua. Dia tidak tahu batasnya, dan itu akhirnya membawanya ke sini.”
Dika menambahkan, “Tapi aku tidak membunuhnya. Itu bukan aku. Ada orang lain yang lebih berbahaya daripada aku.”
Rina merasa ada yang sangat mencurigakan dalam perkataan Dika. Lalu, dia menyadari sesuatu yang sangat mencolok sesuatu yang belum pernah terlintas dalam pikirannya sebelumnya. Ruth tidak dibunuh oleh Dika, melainkan oleh seseorang yang lebih dekat dengan sekolah seorang yang tampaknya tidak terlalu terlihat, tetapi memiliki hubungan erat dengan semua kejadian di sekitar Ruth.
Pada akhirnya, Rina menyadari kebenaran yang mengejutkan. Pembunuhnya bukanlah seseorang yang jelas-jelas terlihat atau yang kita kira terlibat dalam kejahatan ini. Orang yang membunuh Ruth ternyata adalah seseorang yang ada di dalam lingkaran sekolah, yang sangat terkejut dengan apa yang Ruth temukan dan siap menghancurkannya untuk menyembunyikan sebuah rahasia besar.
Setelah Rina menyadari bahwa pembunuh Ruth bukanlah Dika, ia semakin terobsesi untuk menggali lebih dalam. Semua petunjuk yang terkumpul mengarah pada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar perkelahian antar siswa atau masalah pribadi. Rina merasa bahwa Ruth tahu sesuatu yang bisa merusak reputasi seseorang yang sangat berkuasa di sekolah.
Rina memutuskan untuk mengunjungi ruang guru di SMA Mandala, tempat di mana banyak rahasia tersembunyi. Ia tahu bahwa jika ada yang bisa memberi petunjuk lebih lanjut, itu adalah guru-guru yang dekat dengan Ruth. Namun, beberapa guru yang ditemuinya hanya bisa memberikan komentar samar dan enggan memberi penjelasan lebih jauh. Salah satunya adalah Pak Arif, guru sejarah yang dikenal cukup dekat dengan Ruth.
"Rina, aku tahu kamu ingin mencari tahu lebih banyak, tapi ini bukan hal yang bisa kamu selesaikan sendirian," kata Pak Arif dengan suara yang agak cemas. "Beberapa hal lebih baik tetap terpendam, meskipun itu menyakitkan."
Namun, Rina tak bisa berhenti. "Pak Arif, Ruth pasti tahu sesuatu yang besar. Dia pasti mengungkapkan sesuatu yang tidak seharusnya diketahui banyak orang. Kalau itu menyangkut keselamatan kita semua, saya harus mencari tahu apa itu."
Pak Arif terdiam sejenak, matanya terlihat penuh penyesalan. "Ruth terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari yang kamu bayangkan, Rina. Tapi aku tidak bisa memberitahumu lebih banyak. Ini sudah terlalu berbahaya."
Rina merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Pak Arif, tetapi ia tidak bisa memaksanya untuk berbicara lebih banyak. Ia tahu, jika ada yang bisa memberi petunjuk lebih lanjut, itu adalah teman-teman Ruth yang mungkin mengetahui lebih dalam. Salah satunya adalah Sari, teman dekat Ruth yang sering terlihat bersama di berbagai acara sekolah.
Rina mencari Sari di sekolah dan menemukannya duduk sendirian di taman sekolah, tampak cemas dan gelisah. "Sari, aku tahu kamu tahu lebih banyak tentang Ruth. Tolong beri aku petunjuk. Ruth pasti tahu sesuatu yang besar sebelum dia dibunuh."
Sari menatap Rina dengan mata merah, seolah baru saja menangis. "Aku... aku takut, Rina. Ruth telah mengungkapkan sesuatu yang sangat mengerikan, dan kami semua dilarang untuk berbicara tentang itu. Ada seseorang yang akan melakukan apa saja untuk melindungi rahasia itu."
"Apa yang dia temukan, Sari? Siapa yang terlibat?" tanya Rina dengan nada penuh urgensi.
Sari menunduk, berusaha menahan air matanya. "Ruth tahu tentang hubungan gelap antara beberapa orang penting di sekolah ini dengan jaringan luar. Ada bisnis ilegal yang melibatkan beberapa guru dan siswa senior. Mereka menggunakan sekolah ini sebagai tempat untuk menyembunyikan kegiatan mereka, dan Ruth terlalu dekat dengan kebenaran."
Rina terkejut. "Apakah kamu yakin itu? Tapi siapa yang bisa melakukan itu? Siapa yang berani membunuh Ruth?"
Sari mengangguk pelan, lalu menatap Rina dengan wajah serius. "Ada seorang guru, Pak Hendra. Dia terlihat selalu tenang dan tidak mencurigakan, tapi dia terlibat dalam semua ini. Ruth tahu banyak tentang dia dan beberapa orang lainnya. Mereka semua terlibat dalam kegiatan ilegal, dan Ruth mulai curiga tentang semuanya."
Rina merasa dunia seakan runtuh di hadapannya. Pak Hendra? Guru seni yang selalu dianggap bijak dan tenang? Apa mungkin dia bisa menjadi bagian dari kejahatan besar ini?
Sari melanjutkan, "Pak Hendra adalah orang yang menyembunyikan segala sesuatu. Dia adalah orang yang paling banyak berinteraksi dengan Ruth di ruang seni. Ruth akhirnya menemukan beberapa bukti yang bisa menghancurkan semuanya, dan itu yang membuatnya menjadi sasaran."
Rina merasa sebuah rasa takut menyelimuti dirinya. Jika Pak Hendra benar-benar terlibat, maka dia harus berhadapan dengan seseorang yang sangat berbahaya. Semua petunjuk yang mengarah pada Pak Hendra membuat Rina semakin yakin bahwa ia harus membawa ini ke pihak berwajib. Tetapi ia juga tahu bahwa jika ia salah, maka bahaya bisa menimpanya dan teman-temannya.
Namun, sebelum Rina bisa melapor ke polisi, ia mendapatkan sebuah panggilan misterius di ponselnya. Suara di ujung telepon terdengar tegang dan tergesa-gesa. "Rina, jangan mencari tahu lebih banyak. Kami akan menjaga rahasia ini tetap terkubur. Jika kamu melanjutkan penyelidikan ini, kamu akan berakhir seperti Ruth. Jangan coba-coba melangkah lebih jauh."
Rina merasa jantungnya berdegup kencang. Suara itu terdengar familiar, tapi ia tak bisa mengenali siapa. Apa yang harus dilakukan? Jika ia melapor, ia akan mempertaruhkan nyawanya sendiri. Tetapi jika ia diam, Ruth akan mati sia-sia.
Keesokan harinya, Rina kembali ke sekolah dengan tekad yang lebih bulat. Ia harus menemukan bukti yang cukup untuk mengungkap kebenaran. Di ruang seni, tempat terakhir Ruth ditemukan tewas, ia menyelidiki lebih jauh. Setelah memeriksa beberapa benda di sekitar ruangan, Rina menemukan sebuah folder tersembunyi di bawah meja lukis. Folder itu berisi dokumen-dokumen yang tampaknya merupakan rekaman transaksi ilegal yang melibatkan beberapa orang penting di sekolah.
Di dalam folder itu, ada juga foto-foto beberapa guru yang berinteraksi dengan individu dari luar sekolah yang tampaknya mencurigakan. Salah satu foto itu menunjukkan Pak Hendra sedang berkomunikasi dengan seorang pria yang dikenal sebagai pemimpin dari sebuah sindikat kejahatan besar.
Rina merasa mulutnya kering. Ia tahu sekarang siapa yang harus bertanggung jawab atas kematian Ruth. Tetapi, sebelum ia sempat menghubungi polisi, seseorang masuk ke dalam ruangan. Itu adalah Pak Hendra.
"Rina, aku tahu apa yang kamu temukan," kata Pak Hendra dengan suara dingin, menyudutkan Rina. "Kamu tidak tahu siapa yang kamu lawan."
Rina merasa ketakutan, namun ia tetap teguh. "Saya akan membawa ini ke polisi, Pak Hendra. Semua ini akan terungkap."
Pak Hendra tertawa dingin. "Kamu tidak akan keluar hidup-hidup dari sini."
Namun, sebelum Pak Hendra bisa melangkah lebih jauh, suara sirine polisi terdengar dari luar gedung. Polisi sudah datang tepat waktu, dan akhirnya Pak Hendra ditangkap bersama beberapa orang yang terlibat dalam jaringan ilegal tersebut.
Setelah kejadian itu, misteri pembunuhan Ruth akhirnya terungkap, dan banyak orang yang terlibat dalam kejahatan tersebut dihukum. Rina merasa lega, meskipun ia harus melalui banyak ketakutan dan ancaman. Ruth, meskipun sudah tiada, akhirnya bisa mendapatkan keadilan yang layak.
(akhir cerita, Rina berdiri di depan makam Ruth, berbisik pelan, "Kau tidak mati sia-sia, Ruth. Kebenaran akhirnya terungkap.")