Mungkin bagi Ayra menyukainya dalam diam adalah sebuah cara yang paling ampuh dan bisa lebih dekat kepada sang Pencipta...hidup yang paling sulit adalah melawan perasaan sendiri ketika sendang berharap kepada seorang yang berbeda agama dan keyakinan terlebih lagi dia seorang selebriti idola k-pop yang selama ini Ayra kagumi dalam diam. Jika hujan hanya sebatas membasahi bukan melukai maka aku hanya sebatas menyukai bukan memiliki.
صمت من يحب يحمل مليون صلاة وأمل لمن يحبو
"diamnya seorang yang mencintai, menyimpan sejuta doa dan harapan bagi yang dicintai"
~August~
Jika kisahku seperti Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra yang sama sama mencintai dalam diam.
Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW, telah lama mencintai Fatimah az-Zahra, putri Nabi. Namun, dia takut mengungkapkan perasaannya karena rasa hormatnya kepada Nabi dan takut ditolak.
Suatu hari, Ali meminta saran dari Umar bin Khattab tentang cara mengungkapkan cintanya. Umar menyarankan Ali untuk menghadap Nabi secara langsung. Ali pun memutuskan untuk menghadap Nabi.
Ali datang ke rumah Nabi dan menyampaikan perasaannya. Nabi tersenyum dan berkata, "Wahai Ali, aku telah mengetahui perasaanmu. Aku akan memanggil Fatimah dan menanyakan pendapatnya."
Nabi memanggil Fatimah dan menanyakan pendapatnya tentang pernikahan dengan Ali. Fatimah tidak menolak, namun juga tidak menerima secara langsung. Dia hanya menunduk dan diam.
Nabi memutuskan untuk menjodohkan Ali dan Fatimah. Pernikahan mereka berlangsung pada tahun 623 M, di Madinah. Ali memberikan mahar berupa perisai yang dia terima dari Nabi.
Ali dan Fatimah hidup bahagia bersama. Mereka memiliki lima anak: Hasan, Husain, Zainab, Ummu Kulsum, dan Muhsin. Ali selalu menghormati dan mencintai Fatimah dengan tulus.
Atau seperti kisah zainab putri Nabi muhammad SAW. Yang mencintai Abul 'Ash. Dan akhirnya mereka menikah karena saling mencintai. Meskipun itu terjadi sebelum Muhammad diangkat menjadi rasul, hubungan mereka tetap penuh cinta dan saling menghormati.
Pada suatu ketika Abul 'Ash Ikut Berperang Melawan Rasulullah
Ketika Allah memberikan wahyu kenabian pada Rasulullah, putri-putri Rasulullah, termasuk, Zainab, menjadi bagian dari orang-orang pertama yang memeluk Islam.
Pada saat itu, Abul 'Ash memilih untuk bertahan dengan keyakinan lamanya. Ia khawatir orang-orang akan mengatakan bahwa ia masuk Islam karena patuh pada istri yang dicintainya.
Ketika perintah hijrah turun, Rasulullah beserta kaum Muslimin meninggalkan Kota Mekkah. Namun, Zainab memilih setia tinggal di Mekkah bersama suaminya. Saat Rasulullah mulai berdakwah secara terbuka, Abul 'Ash menjadi sasaran kebencian kaum kafir Quraisy.
Dia dihadapkan pada tekanan untuk menceraikan Zainab, dengan tawaran untuk menikahi wanita Quraisy mana pun yang diinginkannya. Namun, Abul 'Ash menolak dengan tegas tawaran tersebut.
Ketika Perang Badar pecah, Abul 'Ash ikut serta dalam barisan kaum kafir Quraisy untuk melawan kaum muslimin, bahkan melawan Rasulullah yakni mertuanya sendiri. Meskipun Zainab merasa sedih, ia tetap bersabar dan mendoakan agar suaminya mendapat hidayah.
Akhirnya, Perang Badar dimenangkan oleh kaum muslimin, dan banyak tawanan termasuk Abul 'Ash. Ia kemudian berada di bawah pengawasan Rasulullah di Madinah.
Setelah perang Badar berakhir, Rasulullah memberikan kesempatan pada penduduk Mekkah untuk membebaskan keluarganya yang menjadi tawanan perang dengan tebusan hingga 400 dinar atau 4000 dirham.
Zainab memiliki kalung permata yang pernah diberikan ibunya, Khadijah, saat Abul 'Ash menikahinya. Kalung itu kemudian dijadikan tebusan oleh Zainab. Rasulullah, setelah mengetahui hal ini, terkejut dan tersentuh.
Beliau membagikan kisah tersebut kepada para sahabatnya, dan dengan ikhlas, mereka melepaskan Abul 'Ash tanpa meminta tebusan, sambil mengembalikan kalung Zainab.
Sebelum dibebaskan, Rasulullah menetapkan syarat bahwa Zainab harus pergi ke Madinah untuk hidup bersama beliau. Meskipun sulit, Abul 'Ash menerima syarat tersebut dan dengan penuh keikhlasan merelakan berpisah dengan Zainab.
Ketika kabar perjalanan Zainab ke Madinah tersebut sampai di telinga orang-orang kafir Quraisy, mereka menghadang Zainab di Dzy Thuwa. Habar bin Aswad mengancam Zainab dengan tombak ketika Zainab berada di pelana untanya.
Ancaman tersebut membuat Zainab jatuh dari untanya, dan karena kehamilannya, ia mengalami keguguran. Luka parah yang dideritanya sulit diobati, dan Zainab terus sakit-sakitan.
Setelah berpisah bertahun-tahun, Abul 'Ash dan Zainab kembali bersatu setelah perintah Rasulullah kepada kaum Muslimin untuk menghadang kaum Quraisy yang pulang dari Syam setelah berdagang.
170 orang Quraisy dan juga seratus unta penuh muatannya ditawan. Salah satunya adalah Abul 'Ash. Ia merupakan orang yang pandai berdagang dan banyak harga orang Quraizy dititipkan padanya untuk diperdagangkan.
Abul 'Ash berhasil menghindari penangkapan dan memilih kabur. Ia mengetuk pintu rumah Zainab untuk meminta perlindungan dan dipersilahkan masuk oleh Zainab.
Zainab meminta pertolongan kepada ayahnya untuk mengembalikan barang dagangan Abul 'Ash yang ditawan meskipun barang tersebut adalah titipan dari orang-orang Quraisy. Zainab berharap hal itu bisa membuka hati Abul 'Ash. Rasulullah mendengarkan Zainab dan mengabulkan permintaan putrinya setelah bermusyarawah dengan para sahabatnya. Para sahabat mengembalikan barang-barang Abul 'Ash dengan ikhlas.
Abul 'Ash kembali ke Mekkah dengan hartanya. Ia mengembalikan barang dagangan setiap orang Quraisy yang telah dipercayakan kepadanya.
Setelahnya, Abul 'Ash menyatakan keislamannya di hadapan orang banyak dan datang ke Madinah antara tahun ke-6 atau ke-7 Hijriah. Zainab menjadi orang yang paling senang akan kabar ini.
Meskipun berhasil berkumpul dengan keluarganya, tetapi pada tahun 8 Hijriah, Zainab meninggal karena sakit pendarahan yang dideritanya setelah jatuh dari unta.
Dan jika kisahku seperti zainab atau seperti Ali yang mencintai Fatimah dalam diam maka, aku berharap semoga allah mempertemukan ku dengan dia dengan versi yang lebih baik.
Seorang musisi / pelukis muda asal Indonesia, Ayra (20 tahun) seorang wanita muslim menggunakan gamis bruket berwarna navi dengan kerudung yang warna senada dengan gamis yang ia kenakan. sedang menghadapi acara seni dan musisi di Seoul, Korea Selatan. Ayra terpilih sebagai perwakilan Indonesia dalam program pertukaran seni antara Indonesia dan Korea.
Saat itu Ayra sedang menikmati pameran seni di galeri nasional Seoul ketika dia tak sengaja menabrak seseorang. Ketika dia berpaling untuk meminta maaf, dia terkejut melihat kim min-soo idol k-pop terkenal dari grup ALX. Kim min-soo tersenyum dan membalas maaf dari Ayra. Mereka berdua kemudian berbincang mengenai musik dan seni. Ayra terkesan dengan pengetahuan min-soo tentang seni kontemporer Indonesia.
" Maaf, saya tidak sengaja menabrak anda " Ucap Ayra dengan membungkukkan badan dengan sopan.
" Tidak apa-apa saya juga sedang melihat lukisan ini. Apa pendapat anda tentang karya seni ini "
" Saya suka, sangat unik. Saya juga seorang pelukis dan musisi dari Indonesia " Jawab Ayra mantap.
" Wah itu keren! Saya suka musik Indonesia, terutama genre Arab. Apa genre musik anda? " Tanya min-soo penasaran.
" Saya juga lebih suka genre musik Arab. Saya juga sedang mencari inspirasi untuk karya seni dan musik saya berikutnya " Jawab Ayra senang.
" Apa saya boleh mendengar suara kamu menyanyikan satu...saja lagu Arab "
" Boleh, " Jawab Ayra dengan mantap.
" بصراحة هيدي أول مرة بحب بصراحة هيدي كذبة كل شاب بيقلي إني الأحلى والبنت اللي بيرتحلها بيطلع كذاب وما بينحب
لا بس هو منه متلن كلن لا محالي جروحي من محلهن وعيشني أحلى قصة حب ترك لي مطرح جوه القلب، بنص القلب " Suara indah Ayra yang merdu dan juga candu bagi siapa yang mendengarnya, membuat kim min-soo tersenyum.
" Sungguh indah sekali suaramu itu Ayra, baru pertama kali saya bertemu sosok musisi seperti kamu yang memiliki suara indah dan merdu " Puji kim min-soo dengan jujur. Ayra hanya membalas pujian dengan senyum tanpa menyatakan sesuatu.
Pertemuan tersebut menjadi awal dari persahabatan Ayra dan kim min-soo. Tak hanya itu, Ayra memperkenalkan kim min-soo musik Arab klasik, seperti maqam dan qasida. Begitu juga kim min-soo yang membagikan pengetahuannya tentang k-pop dan teknik produksi modern. Lalu mereka memutuskan untuk berkolaborasi dalam proyek musik yang unik: fusi musik Arab dan k-pop mereka ingin menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif dibantu dengan 5 member lainnya. Mereka memilih instrumen tradisional Arab seperti oud, qraqeb, dan ney untuk digabungkan dengan elemen k-pop.
Ayra tinggal di sebuah apartemen kecil bernama " Seoul Haven " di kawasan Hongdae, Seoul. Apartemennya memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi, dan ruang tamu yang kecil. Dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan Ayra sendiri dan beberapa foto kenangan. Disudut ruangan, terdapat piano dan gitar yang sering dimainkannya. Ayra menyukai suasana hidup di Seoul Haven karena dekat dengan tempat-tempat seni dan budaya. Dan banyak restoran dan kaffe dengan makanan lezat juga halal.
Suasana yang meriah menyenangkan, Akses mudah ke transportasi umum. Saat di Seoul Haven Ayra sering menghabiskan waktu dengan bermain piano dan gitar, membuat lukisan, membaca buku tentang seni dan sejarah Korea. Ayra juga sangat menjaga ibadahnya sebagai seorang muslim walaupun hidup ditengah negara yang b mayoritas masyarakat beragama Kristen.
Berbicara dengan kim min-soo tentang rencana musik mereka. Sejak bertemu dengan kim min-soo Ayra mulai merasa bahwa Seoul Haven bukan hanya tempat tinggal, tapi juga tempat inspirasi dan kreativitas.