Malam ini hujan turun dengan sangat deras, menyisakan suara petir bergemuruh di langit malam. Disisi lain, seorang gadis berusia 18 tahun bernama Olivia sedang membereskan rumah tua bekas peninggalan kakek dan neneknya yang baru ia tempati. Sehari yang lalu, ia baru saja pindah dari kalimantan ke Makassar. Meskipun rumah itu sudah tua, tetapi masih layak untuk dihuni.
Kamar, dapur, dan ruang tamu sudah selesai ia bersihkan, sisa gudang kecil di sebelah kamarnya yang perlu ia bersihkan. Ia membuka pintu gudang tersebut lalu menyalakan saklar lampu agar bisa melihat dengan jelas."Syukurlah gudang ini tidak terlalu berantakan, aku hanya akan membersihkan debu-debunya lalu pergi beristirahat di kamar!" serunya saat melihat gudang tersebut tidak berantakan.
Saat Olivia sedang asik membersihkan debu yang menempel di meja, ia tak sengaja melihat buku tua nan antik. Karena dia penasaran, dia pun membuka buku tersebut. Namun, hal yang pertama kali ia lihat adalah "kosong".Ya! isi buku itu hanya berisikan kertas kosong tanpa ada satupun coretan.
"Aneh! bukunya tampak antik tapi isinya kosong! apa aku jadikan buku catatan harian saja ya? hm ku rasa itu bukan ide buruk" setelah mengatakan hal itu, ia berniat untuk melanjutkan sesi bersih-bersihnya. Namun, buku itu dengan sendirinya membalikkan halaman dan mengeluarkan kilauan cahaya yang terang.
Olivia merasakan sekujur tubuhnya merinding dan berniat untuk menutup buku itu. Saat ia menyentuh buku itu kembali, cahaya-nya semakin terang dan membuat Olivia tidak bisa melihat apa apa.
Kini, cahaya yang menyinari ruangan tersebut hilang. Tak hanya cahaya-nya saja yang menghilang, namun buku itu dan Olivia pun ikut menghilang dari ruangan tersebut.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"Ughh"
Terdengar suara erangan kecil dari bibir seorang gadis yang tengah bersandar pada pohon. Kelopak matanya perlahan terbuka memperlihatkan netra coklatnya yang indah.
"Di mana ini?"
Hal pertama yang terlintas dipikirannya adalah "Hutan". Ia bertanya-tanya, mengapa ia bisa berada di hutan ini? Apa yang membawanya kemari? Saat ini ia sangat kebingungan. Bagaimana tidak? Awalnya ia berada di sebuah gudang tpi sekarang di hutan. Apalagi tadinya malam hari dan sedang turun hujan, tapi sekarang terlihat seperti masih siang hari.
Saat ia ingin berdiri dari duduknya, ia melihat buku yang ia dapatkan di gudang tadi lalu mengambilnya. Ia pun teringat dengan kejadian yang menimpanya di gudang tadi dan ia berasumsi bahwa buku tua yang terlihat antik itulah yang membawanya ke hutan ini.
Tak ingin terus berada di hutan itu, ia pun segera mencari jalan keluar dari hutan itu. Tak jauh saat ia berjalan, seekor harimau berlari dengan kencang menghampirinya.
"Aaaaaaa" Ia berteriak dan menutup matanya.
Ctasss..... Kepala harimau itu terlempar dan terpisah dari tubuhnya.
Mata Olivia terbelalak saat melihat kondisi harimau tersebut dan ia melihat ada empat orang di dekat harimau tersebut. Salah satunya memegang pedang berlumuran darah. Kemungkinan besar itu adalah darah dari harimau yang tergeletak mengenaskan dihadapannya.
Salah satu di antara mereka menanyakan keadaanya dan mengajaknya untuk ikut pergi bersama ke balai kota. Di tengah perjalanan, Olivia menceritakan mengapa ia bisa berada di tengah hutan dan ingin segera kembali ke dunia asalnya. Awalnya mereka semua ragu dengan perkataannya. Namun, keraguan mereka seketika hilang saat mereka melihat buku yang Olivia pegang sedari tadi.
Mengapa demikian? Karena, buku yang Olivia pegang itu sama persis dengan buku yang ada di dalam legenda ratusan tahun yang lalu. Untuk memastikan kebenarannya, mereka memutuskan untuk pergi ke perpustakaan di tengah balai kota. Dan ya! Benar saja, buku itu adalah buku yang tercatat di dalam buku yang berjudul "Legenda dunia".
Pada halaman 94, tercatat asal usul buku tua yang tampak antik itu. Tak hanya asal usulnya saja! Nama asli buku itu pun ikut tercantum di dalamnya yaitu "Buku Kenangan". Kini Olivia sudah tau apa yang harus dilakukan agar bisa kembali ke dunia asalnya, yaitu dengan membuat kenangan-nya terukir di dalam "Buku Kenangan".
Saat mengetahui kebenarannya, keempat orang asing tersebut menawarkan Olivia untuk bergabung ke grub mereka dan Olivia pun menerimanya dengan senang hati.
"Kita masih belum berkenalan kan! Perkenalkan namaku Tiffany"
"Namaku Maria"
"Aku Theo"
"Rafayel"
"Senang berkenalan dengan kalian! Namaku Olivia!"
Disinilah petualangan mereka dimulai untuk mengisi lembar kosong "Buku Kenangan" dengan kisah kisah petualangan mereka berlima. Kisah mereka sangatlah menarik dikarenakan di dunia ini memiliki sihir serta monster-monster yang tidak ada di bumi. Hari demi hari telah mereka lalui, satu persatu halaman "Buku Kenangan" yang awalnya kosong kini dengan sendirinya mencatat kisah petualangan mereka. Dari yang membasmi monster, menangkap pencuri, melewati sungai, gunung, serta berkunjung ke negara-negara tetangga.
Sudah 3 tahun lamanya mereka ber petualangan, suka dan duka mereka lalui bersama. Kini sisa lembar terakhir "Buku Kenangan" yang masih belum terisi. Sesak rasanya jika memikirkan mereka harus berpisah untuk selamanya. Terlebih lagi Rafayel yang menaruh hati kepada Olivia. Tapi mau tak mau, mereka harus berpisah.
Hari sudah mulai petang, mereka berlima berjalan menuju hutan dimana mereka pertama kali bertemu dengan Olivia. Kini mereka harus mengucapkan salam perpisahan sebelum buku itu membawa Olivia kembali ke dunia asalnya. Satu persatu mulai menangis dan memeluk Olivia untuk terakhir kalinya. Kini giliran Rafayel yang memeluk Olivia, pelukannya sangat erat seakan-akan tidak ingin merelakan kepergian Olivia.
Buku itu mulai mengeluarkan kilauan cahaya yang sangat terang membuat Tiffany, Maria, Theo, dan Rafayel tidak bisa melihat Olivia dengan jelas. Saat cahaya itu mulai redup, buku serta Olivia sudah tidak ada dihadapan mereka lagi. Itu adalah pertemuan terakhir mereka.
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Disisi lain, tepatnya di bumi. Olivia terbangun dan mendapati dirinya masih berada di dalam gudang yang ia bersihkan sebelumnya. Kepalanya terasa sakit, dan ia duduk sejenak. Saat dirasa sudah membaik ia mulai mengingat semua kenangan yang telah ia lalui bersama keempat sahabatnya dan mengambil "Buku Kenangan" yang tak jauh dari tempatnya duduk.
Srek... Srek... Srek
Ia mulai membaca "Buku Kenangan" yang berisi kenangan-kenangan yang telah ia lalui bersama keempat sahabatnya. Di akhir buku itu terdapat keempat wajah sahabatnya serta dirinya yang sedang tersenyum.
Untuk sesaat ia tertawa lalu ia menangis mengingat bahwa dirinya sudah tidak bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya lagi. "Aku tidak boleh lemah seperti ini, mereka sudah susah payah merelakan kepergianku jadi aku tidak boleh menangis seperti ini!". Tak ingin larut dalam kesedihan, ia bergegas menuju kamarnya untuk tidur dan menantikan hari esok. Berharap esok akan ada sebuah keajaiban.
Meskipun mereka kini berpisah dan tak mungkin berkumpul kembali. Namun, mereka akan selalu abadi dalam kenangan yang tersimpan di dalam hati mereka.
*:..。o○ ○o。..:*