Paris, kota cinta yang tak pernah kehilangan pesonanya, menjadi saksi bisu kisah cinta antara John dan Venus. Keduanya, yang sebenarnya hanya turis biasa, tiba di kota indah ini dengan hati penuh harapan.
Mereka pertama kali bertemu di bawah Menara Eiffel, pada malam yang dingin dan penuh keajaiban. John, seorang pria yang berjiwa petualang, memutuskan untuk mengajak Venus, seorang wanita yang mencari inspirasi, untuk mengelilingi kota cinta itu bersama-sama. Malam itu, mereka mencuri satu ciuman di bawah sinar rembulan yang memancar di atas Menara Eiffel.
"Ciuman pertama di Paris, ini seperti klise dalam film romantis," kata Venus dengan senyuman malu-malu.
"Tapi setiap ciuman di Paris punya cerita uniknya sendiri," jawab John, menggenggam tangan Venus dengan erat.
Keesokan harinya, mereka menjelajahi kota dengan panduan peta yang penuh dengan destinasi romantis. Di sebuah jembatan tua yang terkenal karena menjadi saksi banyak cerita cinta, mereka meninggalkan sesuatu: lukisan jantung kecil dan inisial mereka, A dan L, sebagai tanda bahwa mereka pernah berbagi momen romantis di sana.
"Kita meninggalkan jejak kita di Paris," kata John, melihat lukisan kecil itu.
"Sebuah dosa romantis," sahut Venus sambil tertawa.
Hari-hari mereka di Paris penuh dengan petualangan, senyum, dan ketertarikan satu sama lain. Tetapi, mereka tahu bahwa ini hanyalah kisah sesaat. Laura berasal dari New York, sementara John dari London. Hingga suatu malam, di depan Louvre yang megah, John menuturkan isi hatinya.
"Kita adalah dua orang asing yang bertemu di kota yang penuh cinta ini. Tapi aku merasa, kita punya dosa yang harus kita akui," ujar John, menatap Venus dengan serius.
"Dosa apa?" tanya Venus, bingung.
"Dua dosa yang tak bisa kita hindari. Pertama, mencuri satu ciuman di bawah Menara Eiffel. Dan kedua, meninggalkan jejak cinta kita di jembatan tua yang indah ini," jawab John.
Venus tertawa, "Itu bukan dosa, itu kenangan yang indah."
"Tapi ini juga dosa romantis yang membuat hati kita terasa berat," ucap John, menambahkan, "Kita adalah dua orang yang terpisah oleh jarak dan takdir."
Di akhir perjalanan mereka, di bandara Charles de Gaulle, John dan Venus berdiri di depan pintu keberangkatan masing-masing. Mereka saling memandang dengan mata yang penuh penyesalan.
"Ini seperti akhir dari kisah romantis kita, bukan?" ucap Venus.
John mengangguk, "Mungkin, tapi setidaknya kita punya dua dosa romantis yang takkan terlupakan di Paris."
Venus tersenyum, "Dua dosa yang membuat kita merasa hidup di kota cinta ini."
Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya, merasakan getaran hati yang terasa berat. Di ujung pelukan itu, John mengecup lembut bibir Venus, menciptakan dosa romantis terakhir mereka. Saat mereka berpisah, John dan Venus meninggalkan Paris dengan hati yang terisi kenangan dan satu dosa romantis yang takkan pernah terlupakan.