Satu penemuan langka yang dialami Arnold disebuah pesisir pantai di sebuah pulau ditengah laut ketika ia terdampar setelah 3 hari tidak sadarkan diri akibat hantaman ombak ketika ia berniat untuk berlayar menelusuri keindahan lautan di negara besar New Zealand.
Arnold nyaris tidak terselamatkan ketika ia tenggelam di tengah laut setelah badai menerjang kapalnya malam itu ditemani guntur dan guyuran hujan yang cukup lebat.
Beruntung nya nyawa Arnold terselamatkan dengan keberuntungan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Ia di selamat kan sesosok wanita cantik, berparas menawan sang pemilik mata biru laut yang indah.
Namun setelah ia benar-benar tersadar ia dikejutkan dengan penampakan satu ekor ikan yang besar.
"Apa! Wanita itu berekor"kata arlond terlonjak segera menjauh kan dirinya dari wanita yang tengah menatap nya aneh.
Dia berparas cantik bak seorang bidadari namun anehnya wanita itu tidak memiliki kaki melainkan memiliki ekor besar berwarna biru yang sangat cantik.
"Ka kamu siapa?"Arnold bertanya pada wanita itu berusaha mendekati nya secara perlahan dengan berhati-hati.
Setelah mendengar pria itu sudah mulai bersuara sang duyung semakin mendekati nya dan meloncat duduk diatas batu dengan menatap lekat mencium aroma tubuh Arnold yang sudah tegang berkeringat penuh rasa ketakutan yang luar biasa.
"Kamu mahluk apa? Kamu Dugong? Atau anjing laut?" Celetuk sang duyung terus menyelidiki setiap tubuh Arnold yang membuatnya sangat aneh.
Matanya membulat seketika wanita itu berpikir jika dia adalah hewan laut, dan kemudian berkata spontan. "Sembarangan ganteng gini kok dibilang Dugong!"
"Oh .. aku tahu kamu pasti kura-kura tapi, tempurung mu dimana?" Oceh nya lagi Gabriel Menepuk punggung Arnold.
Semakin dibuat pening Arnold berlari dari Gabriel, si wanita duyung itu.Dan berkata "Heh .. aku bukan anjing laut bukan juga Dugong apalagi kura-kura. Aku manusia paham! Cantik kok rada-rada"
Gabriel mengerutkan keningnya mendengar ucapan Arnold "Manusia? Hewan apa itu?"
Arnold mengusap wajahnya kasar teryata wanita itu tidak mengetahui sosok manusia. Sementara Gabriel bukannya ia menjauh malah sebaliknya wanita itu semakin dibuat penasaran dengan sosok Arnold.
Arnold membeku duyung itu kini berada dihadapannya, tangan melambai dan meminta Arnold untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Gabriel.
Dengan ragu-ragu Arnold mengikuti gerakan tangannya dan perlahan-lahan merendahkan tubuhnya dan mencoba untuk mengetahui apa yang ingin disampaikan Gabriel.
"Makan" memberikan satu tangkai tumbuhan laut kepada Arnold untuk ia makan setelah ia lama tidak sadarkan diri dan berharap ia segera pulih.
Heran Arnold membawanya dan memperhatikan tumbuhan itu seperti lumut "Aku harus makan ini?"
Gabriel mengangguk. "Makan"
Dari segi aromanya seperti tumbuhan pada umumnya namun terkesan lebih berlendir dan licin membuat Arnold sendiri enggan untuk memakannya. "Ini apa?"
Kedua mata biru laut yang amat bersinar terus beralih-alih ketumbuhan yang ia pegang lalu menatap wajah arlond yang terlihat jijik untuk melahap tumbuhan yang diberikan Gabriel. "Kamu gak suka? Ini enak, ganggang laut!"
Mulutnya ternganga "Hah! Ganggang" Arnold melempar nya ke pasir. "Untung belum ku makan, jika tidak aku akan gatal-gatal"
Gabriel kecewa melihat sikap Arnold melempar makanan yang diberikan nya dilempar dan enggan untuk dimakan.
Tiba-tiba Gabriel bersedih dan mulai terisak menangis sesenggukan sebagaimana seorang manusia namun Arnold belum menyadari jika wanita itu tengah menangis.
sekilas ia berbalik kembali dan meminta maaf pada Gabriel atas sikapnya yang mengecewakan nya, ia lagi-lagi terkejut melihat kedua mata birunya menitikkan air mata yang berubah menjadi butiran-butiran mutiara.
"Ini ..."
Gabriel terdiam melihat pria itu mematung terkejut ketika melihat nya menitikkan air mata mutiara.
Wanita itu mengambil dan memunguti butiran-butiran kecil air matanya yang berubah menjadi mutiara indah berwarna putih dan berkilau.
"Mau?" Memberikan kedua tangannya yang berisikan butiran-butiran mutiara indah dan memberikan nya kepada Arnold.
Bukannya ia terima namun ia semakin syok melihat mutiara itu benar-benar tengah ia pegang dan berkilauan.
Matanya membulat sempurna tidak percaya apa yang ia lihat saat ini. Jika ia akan benar-benar mengalami mimpi yang luar biasa.
Sesekali ia menampar kedua pipinya memastikan jika kini ia masih pingsan dan tidak sadarkan diri akibat benturan sehingga mengalami mimpi yang sangat aneh.
Semakin ia merasa sakit semakin ia yakin jika kejadian hari ini adalah suatu kejadian nyata yang sedang ia alami.
"Kamu benar-benar ikan?"berusaha meyakinkan dirinya sendiri dengan semua yang sedang ia lihat saat ini.
Gabriel menatap dirinya sendiri dan setelah itu melempar senyuman masih pada Arnold "Ikan Gabriel" kemudian mengangguk pelan.
"Gabriel?"
Sang ikan duyung mengangguk lagi dan tersenyum kecil. Gabriel mengambil kedua tangan Arnold dan memberikan butiran mutiara itu keatas tangan nya.
Arnold menatap heran "Ini buat aku"
Lagi-lagi sang duyung mengangguk. "Makan"
Terlonjak dan menolak Arnold menutup mulutnya ia menolak keras untuk memakan tumbuhan laut itu.
Namun Gabriel memaksa nya untuk memakan tumbuhan itu sampai akhirnya Arnold mengalah dan terpaksa memakan makanan aneh itu karena perutnya sudah merasa kelaparan. "Sumpah ini makanan paling gak enak yah pernah masuk kedalam tenggorokan ku, tapi aku lapar"
Gabriel tersenyum senang melihat pemberian nya diterima oleh Arnold. Tanpa berpikir panjang Gabriel masuk kedalam air dan berenang dengan indah didalam air.
"Sini" melambai.
Seketika Arnold mengernyit heran ia celingukan "Dia lagi melambai pada siapa?"
"Ayo sini!" Ajak Gabriel.
Arnold terkesiap "aku? Gak .. gak makasih"
"Ayok tenggelam sama-sama" ajaknya membuat Arnold tertegun.
Pria itu berkata kemudian setelah mendengar ucapan Gabriel "Baru juga sadar masa ia dia ngajak tenggelam"
Daripada ia tenggelam lagi malah hanya untuk membinasakan diri sendiri. Arnold memilih mencari cara agar seseorang bisa menyadari dirinya hilang dan mencari nya memberikan kode agar orang yang mencari nya sadar jika ia tengah berada di pulau kecil ditengah laut.
Pria itu mencari beberapa barang yang ikut terdampar bersama nya namun nihil. sepertinya barang-barang yang ia bawa tidak ada satupun yang tersisa untuk bisa ia gunakan dalam keadaan darurat seperti sekarang.
Rasa haus dan lapar masih bisa ia rasakan saat ini. Membuat prianitu berinisiatif mencari makanan sekitaran hutan yang bisa ia makan sementara namun tidak kunjung ia temukan.
"Cari apa?" Tanya Gabriel sudah berada diatas batu dimana ia tengah duduk sekarang.
"Gabriel. Sejak kapan kau disitu?"tanya Arnold berdiri diatas baru dengan pemandangan laut lepas begitu biru pekat.
Ajak Gabriel menarik Arnold kedalam laut dari atas batu yang cukup tinggi."Aaaa"jerit Arnold nyaris dibuat jantung nya copot.
"Gabriel! Gila kamu aku gak bisa berenang asal lompat aja kau mau aku mati kedua kalinya ya"cerocos nya Arnold mengomeli Gabriel yang tidak sedikitpun merasa bersalah.
Siduyung cantik menariknya dan mengajak nya pada suatu tempat. Tanpa Arnold sadari pria itu bernafas didalam air tanpa sesak sedikit pun. "Kemana?"
"Rumah ku didasar laut"
Tercengang seketika."Dasar laut, aku gak bisa berenang apalagi bernafas dalam air seperti kamu!" Tolak Arnold.
Gabriel Siduyung Cantik terhenti dan mencubit pipinya yang berjanggut tipis."Kamu sedang didalam air tidak perlu khawatir"
Nyari bola mata itu melompat dari tempat nya. Ia baru sadar kini ia sudah didalam air dan berbicara lancar sebagaimana didaratan.
"Apa! Aku bisa bernafas didalam air? Bagaimana caranya?" Sontak tidak percaya.
"Tumbuhan ganggang tadi yang kamu makan itu yang membuat mahkluk yang tidak bisa bernafas didalam air menjadi bisa bernafas"kata Gabriel.
Meski tidak percaya namun kini tengah ia alami sendiri keanehan yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata.
Gabriel membawanya semakin jauh dari daratan bahkan ia mungkin sudah berenang sangat dalam hingga sesampainya disebuah terumbu karang besar dengan hiasan indah batu karang dan beberapa tumbuhan laut menyerupai bunga yang memperindah lingkungan terumbu karang itu.
"Selamat datang. Ini rumahku kamu bisa makan banyak disini tapi kamu gak boleh Makan teman ku ya?" Ujar Gabriel Siduyung Cantik meliuk-liuk didalam air memberikan beberapa makanan tumbuhan laut dan beberapa butir seperti buah.
Takjub dengan keindahan pesona laut yang tidak pernah ia ketahui selama ini jika motor duyung itu benar-benar ada.
Entah berapa banyak jumlah nya jika benar gerombolan duyung itu ada maka ia adalah salah satu satu orang yang telah membuktikan penemuan duyung itu benar adanya.
"Kamu sendiri?"
Gabriel diam. Arnold melihat kesedihan didalam matanya.
"Ada apa?"
Gabriel menggeleng kemudian berkata "Ikan seperti ku bergerombolan tapi mereka kebanyakan pemangsa yang mahkluk lain termasuk mahluk seperti kamu"
Terkejut seketika Arnold langsung berpikir jika ia tengah dijebak untuk dimangsa Gabriel.
"Kamu tenang aja aku tidak seperti mereka. Makanya aku bawa kamu kemari aku akan menolong kamu mengantarkan kamu melewati lautan dan kembali ke habitat kamu" ucapnya Gabriel berbinar-binar.
Sedangkan Arnold masih menatap malas. Ia masih mengira jika Arnold masih tergolong mahkluk sebangsa nya yaitu hewan laut dan daratan.
Sebelum diketahui oleh duyung lainya Gabriel gegas membawa Arnold lautan dalam untuk menghindari gerombolan duyung lainya yang siap memangsa manusia kapan saja.
Selain Gabriel, duyung lainya sudah tahu sifat manusia yang selalu merusak alam sehingga menimbulkan rasa kebencian di hati mereka karena manusia sering mengambil ikan dan sebangsanya untuk mereka ambil demi keuntungan pribadi seperti mitologi dahulu yang terus mencari jawaban tentang kebenaran duyung untuk penelitian.
Sedangkan Gabriel ia sedari kecil tidak pernah diberitahu kan tentang keberadaan manusia agar tidak membahayakan keselamatan untuk para kaum duyung, terlebih Gabriel salah satu anak dari raja mereka yang tidak diketahui Arnold.
Sudah lama perjalanan mereka berenang melewati lautan dalam hingga membuat salah satu dari mereka melihat Gabriel membawa anak manusia sehingga menimbulkan masalah besar.
Banyak anggota duyung dikerahkan untuk mengejar Gabriel dan anak manusia yang sedang dibawanya.
"Gabriel kamu susah menyalahi aturan bangsa duyung"seru salah seorang duyung dengan nada yang menggema.
Gabriel terkejut ia mendengar ayahnya sang raja telah mengetahui tindakan yang sudah melanggar aturan.
Tanpa berpikir panjang Gabriel gegas menarik Arnold kesebuah pulau yang tidak lagi jauh dari keramaian.
"Aku hanya bisa mengantarkan kamu sampai sini"
Arnold terdiam sejenak kemudian buka suara "Kenapa kamu kelihatan cemas?"
Gabriel menggeleng kemudian berbalik sudah banyak bermunculan beberapa duyung dengan gagah melihat mereka.
Arnold beku melihat banyak duyung didepannya, Gabriel pun menghentikan mereka dan memberikan satu tumbuhan berwarna biru muda untuk Arnold.
"Apa ini?" Tanya Arnold enggan untuk memakannya lagi, memang rasanya sangat aneh sehingga membuat pria itu tidak ingin memakannya lagi.
Gabriel menatap penuh harap agar Arnold mau memakannya "Makanlah, dan lupakan kejadian hari ini"
Mendengar nya Arnold sedih ternyata tumbuhan itu untuk melupakan kejadian yang sudah ia alami. "Kenapa aku harus melupakan kejadian hari ini?" Ucapnya Arnold.
"Sebelumnya aku ingin memangsa kamu untuk para duyung tapi, entah kenapa hatiku tersentuh dan malah membantu kamu. pergilah cepat!"
Ternyata Gabriel jatuh cinta pada nya membuat Arnold terpaku beku mendengar pengakuan nya. "Kalau begitu kenapa gak ikut saja kamu ke daratan kita bisa bersama."ucap Arnold.
Gabriel menggeleng dan menolak karena ia sadar jika dirinya seorang duyung dan tidak mungkin bisa menjadi manusia.
Dengan terpaksa agar pria itu lekas pergi ia harus memperlihatkan bentuk aslinya. Gabriel memperlihatkan taringnya yang tajam kearah Arnold dan sisik ikan diwajahnya mengembangkan.
"Pergi!"
Wajah cantiknya berubah menjadi mengerikan, ia melompat dan menghimpit Arnold memaksa nya untuk memakan ganggang biru agar ia melupakan semuanya. ia pun pergi meninggalkan tepian pasir putih juga meninggalkan Arnold yang tidak sadarkan diri disana.
Kisah duyung menjadi sebuah cerita dan mimpi semata setelah ia sadar setelah beberapa hari diselamatkan oleh seorang nelayan ditepi pantai dengan keadaan yang memprihatinkan.
Arnold terdiam melihat hamparan laut biru dengan deburan ombak yang tenang seolah tengah memanggil nya. Sementara dari kejauhan setelah beberapa hari kejadian itu Gabriel hanya bisa melihat nya dari jauh dan tidak lagi menampakan dirinya didepan siapapun.