Bruukkk
" Maaf kak maaf " mohon Bella menyatukan telapak tangannya.
" Lo punya matakan kenapa bisa nabrak gue " bentak Kevin.
" Maaf kak saya tau saya yang salah maaf kak " Bella ketakutan menghadapi Kevin.
" Maaf aja yang bisa lo ucapin, sekarang lo bersihin sepatu gue SEKARANG " Kevin menunjuk kearah sepatunya.
" Iya kak. "
Untung saja Bella punya tisu saat itu ia langsung berjongkok dan membersihkan sepatu Kevin yang terkena tumpahan air minumnya.
" Udah sana ga guna lo " ucap Kevin menendang Bella hingga terjatuh kebelakang.
" Vin lo " Bayu terkejut melihat sikap sang teman.
" Apa mau ngebelain ni cewe lo ?. "
" Gapapa kak sekali lagi saya minta maaf kak " Bella bergetar ketakutan namun ia berusaha menyembunyikannya.
Kevin berlalu pergi meninggalkan kekacauan itu.
" Bel kamu kenapa ga ngelawan sikap kak Kevin itu udah keterlaluan bel, bahkan dia nendang kamu " ucap Siska kasihan melihat Bella.
" Gapapa sis, aku takut kalo aku ngelawan masalah makin besar aku takut. "
" Yaudah bel kita ke kelas aja. "
Pulang Sekolah
Bella selalu pulang dengan berjalan kaki, karena ia tak punya kendaraan atau tempat untuk menumpang ke sekolah.
Rumahnya terletak cukup jauh dari sekolahan, bahkan ia harus berjalan kaki selama 20 menit untuk menuju sekolah.
Bella adalah anak bungsu, mungkin terlahir sebagai anak bungsu terdengar membahagiakan itu benar dan juga tidak terlalu salah.
Namun menjadi anak bungsu juga tidak menjamin hidupnya akan selalu bahagia.
Anak bungsu adalah anak yang tau segala cerita didalam rumah, ia hanya bisa mendengar tanpa ikut bicara ataupun memberi cara.
Kakak 1
Hidupnya selalu bergantung pada ibu, kakak laki-laki yang tidak ingin bekerja walaupun sudah berumah tangga jika pun ia bekerja hanya kerja ringan.
Pendidikan seadanya tak mau bekerja keras namun ingin hidup bergelimang harta kaya raya.
Bahkan untuk biaya rumah tangganya 99% ditanggung ibu.
Sampai ujian terberat tuhan berikan, ia menjadi korban tabrak lari dengan keadaan yang parah.
Kepalanya terbentur dengan hebat hingga mengalami patah dibagian dalam otaknya, perlu uang puluhan juta dan dibantu BPJS serta ditambah uang menggadaikan kebun sawit.
Setelah sembuh tak bisa bekerja karena setelah operasi tubuhnya juga mati rasa disebelah tubuh bagian kanan.
Hingga berakhir diceraikan istrinya dan kembali hidup menjadi tanggung jawab ibu seumur hidup.
Namun ujian terberat itu semakin bertambah berat ketika sikap keras kepalanya semakin menjadi, selalu memaksa ibu untuk meminta uang dan jika tidak diberi ia akan mengamuk.
Sungguh aku tidak kuat mendengarnya saat ada didalam rumah, jika pertengkaran itu terjadi aku menutup mata dan telingaku.
Karena aku memang orang yang penakut dan mudah kepikiran.
Hidup ditengah-tengah ini tidak lah menenangkan justru membuat aku semakin ketakutan dan kasihan melihat ibu.
Rasanya aku ingin mati saja biar beban ibu berkurang dan ia bisa bahagia, aku rela pergi untuk selamanya ataupun tetap hidup menderita tapi ibu harus bahagia.
Apa aku akan tetap bisa berpura-pura jika aku baik-baik saja ?.
Kakak 2
Kakak perempuan yang berwatak keras, suka membentak dan tidak memikirkan perasaan orang-orang disekitarnya.
Kakak-kakakku tidak selalu jahat ia juga baik dan terkadang menjadi malaikat penyelamatku, tapi terkadang ketika sikap buruknya keluar membuatku seketika trauma.
" Si Bella itu anak pemalas, jorok dan tidak bisa berteman dengan orang luar yang paling bikin jijik itu sikap joroknya.
Tidak mau membersihkan kamarnya, malas menyapu rumah, tidak suka membersihkan halaman dan menanam bunga jauh berbeda dengan aku entah jadi apa dia besok " ucap sang kakak didepan orang-orang yang ia temui dan ajak bicara.
Aku pemalas ? Aku jorok ? Aku tidak bisa berteman/bergaul ?
Aku pemalas ?
Kak, aku bukan robot yang bisa diatur untuk bekerja tanpa berhenti satu pekerjaan ke pekerjaan lainya harus aku lakukan tanpa henti rasanya bisa tapi sulit.
Pekerjaan rumah memang harus dilakukan setiap hari, membersihkan tempat tidur, menyapu rumah, mencuci baju, menjemur, menyetrika siklus itu terus berulang bukan.
Hal itu sudah biasa untuk dikerjakan tapi aku harus melakukan itu untuk kalian yang sudah punya suami, rasanya aku bukan lagi sekedar membantu tapi menjadi pembantu.
Kalo yang mengeluh sedikit langsung dihujami perkataan dengan ancaman dibelakangnya.
" Gitu aja ngeluh, kamukan udah besar masa ngelakuin itu aja ngeluh kalo ga mau bantu ga usah makan ga usah minta-minta uang lagi ke kakak mau hidup enak tapi ga mau kerja ga mau usaha " ucap sang kakak.
Aku jorok ?
" Kamar berantakan, lantai serasa pasir pantai kapal pecah sesungguhnya " ucap sang kakak mencibir.
Aku hanya bisa diam, lelah menjelaskan lebih baik diam walaupun terluka dan tertekan batin.
Sejatinya aku selalu membersihkan kamarku dan menyapu lantainya, tapi anak-anak kakak dan keponakan yang lainnya selalu bermain disitu.
Aku juga lelah melarang mereka tidak akan didengarkan pastinya, aku lelah jika harus merapikan kamar setiap menit dan detik.
" Saat kamarku rapi kakak tak datang melihatnya, saat kamarku seperti kapal pecah kakak datang melihatnya lalu menghujam dengan kata-kata yang begitu menyakitkan. "
Aku tidak bisa berteman/bergaul ?
Semenjak kecil sampai sekarang aku hanya berteman di sekolah, tidak bolah diluar sekolah aku harus tetap dirumah menjadi anak baik yang menurut pada kalian.
Ingin pergi bermain bersama teman aku tidak diperbolehkan.
" Ngapain pergi main jauh-jauh mau jadi anak ga bener, mau tebar pesona, kegatelan ke orang-orang diluar sana. "
Selalu itu yang kalian katakan, tak peduli jika kegiatan itu adalah kegiatan dari Sekolah kalian selalu melarang dengan kata-kata itu.
Aku sulit berteman/bergaul itu karena kalian, aku pernah coba pergi diam-diam karena aku juga ingin merasakan pergi bersama teman-temanku.
Kalian menghukumku seakan aku seperti orang hina yang harus dihukum mati.
Karena itulah aku takut untuk berteman dan bergaul dengan orang bau atau orang luar yang ada disekitar ku.
Karena aku hanya tau dan punya kalian, dan itu cukup bagiku.
Kakak 3
Mengalami penyakit kulit dan hanya bisa berada dirumah dia juga tak bisa bekerja diluar karena penyakit yang ia terima.
Terkadang ia juga sama dengan kakak 1 menggantungkan hidup hanya pada ibu, meskipun umur mereka sudah terbilang dewasa dan bisa bekerja.
Tapi ia juga sering membantu ku, dan sayang padaku tapi terkadang perkataan dan bentakan nya selalu berhasil membuatku trauma.
" Kamu ga akan mati kalo pergi kesana, ga akan ada juga yang mau sama orang kayak kamu jangan sok kecantikan, sana pergi ga usah bikin drama manja " ucapnya seakan membuat diriku hancur.
Kala itu ia menyuruhku berbelanja ke warung didekat perkumpulan preman-preman yang kadang suka menggoda dan juga memegang fisik.
Aku selalu ketakutan kesana tapi kenapa kakak harus mengatakan itu padaku.
Kakak 4
Kakak terbaikku tapi ia juga punya tanggung jawab pada keluarganya, yang kalo marah masih bisa ia redam tapi kalo udah muak juga meledak-ledak.
Tapi aku merasa belum ada perkataan nya yang menyakiti ku, entah aku lupa atau memang ada.
Yang aku ingat hanya perkataan " nanti sekolah tinggi-tinggi ujungnya nikah, ngabisin duit orang tua tapi lupa berbakti sama orang tua.
Kamu harus berhasil buat bahagiain ayah ibu itu yang terpenting, kalo masalah kakak ga perlu kamu bantu atau pikirin tapi ayah sama ibu yang perlu kamu pikirin. "
Kakak 5
Dia juga kakak yang baik, selalu membantu saat aku kesusahan.
Tapi ia tidak suka mendengar keluh kesah ku, padahal aku ingin sekali bercerita padanya.
" Kakak udah punya masalah dan keluh kesah sendiri, jadi jangan nambah beban pikiran kakak lagian ga ada gunanya juga curhat ke kakak atau orang-orang.
Ingat mereka ga akan bantu kamu yang ada jadi bahan omongan mereka ke orang lain, jadinya makin malu dan jadi aib buat kita.
Pendam aja sendiri selesaiin sendiri udah dewasa kan berusaha buat bisa ngehadapin semuanya sendiri, jangan nyusahin orang-orang karna orang-orang itu juga udah susah. "
Dan akhirnya aku sendirian lagi tanpa ada tempat cerita.
Aku anak 6
Anak yang bahagia sekaligus malang nasibnya harus ngerasain trauma dari orang-orang terdekat, dan trauma itu adalah trauma paling berat dalam hidupku.
Aku pernah berkata ke diri aku sendiri, " aku trauma karena orang terdekatku bahkan kadang dari hal yang ga aku lakuin tapi aku harus nerima trauma itu. "
Kembali ke Sekolah
" Woiii si jelek sini " panggil Kevin pada Bella.
" Iya kak " sahut Bella menghampiri Kevin.
" Wkwkwkwk liatkan dia sendiri yang ngakuin kalo dia itu jelek emang kocak wkwkwkwwk " Kevin tertawa puas melihat Bella yang berdiri didepannya.
' bahagia banget ketawanya kak, tapi disini aku sedih dan hancur banget dengar tawa kakak tapi aku gabisa apa-apa aku juga udah terbiasa digituin ' batin Bella berusaha tegar.
" Vin udah ah biarin aja dia pergi kenapa jadi nyuruh dia sih " Bayu tak ingin melihat sang teman bertindak terlalu berlebihan.
" Lo diam dari kemaren belaan dia terus suka lo, tapi lo harus nyebut sih masa ia suka sama cewe bentukannya gini wkwkwk.
Udah ah gue cape ketawa sekarang Lo bawain pesanan kita kesini udah sana pergi " Kevin mengusir Bella.
" Tapi tunggu dulu kalian ga ngerasa aneh sama tu cewe ? " ucap Bion membuat teman-temannya menatap serius ke arahnya.
" Aneh apanya coba lo ngomong " Kevin penasaran dengan perkataan Bion.
" Dia ga mau ngelawan, ya kita sama-sama tau kalo itu gara-gara takut dibentak mungkin atau takut ngancam keberadaannya disekolah ini.
Cuma kalo menurut gue dia itu kayak ketakutan sekaligus pasrah sama keadaan yang dia hadapi, gue cuma takut tu anak gejala stres atau gila.
Kalo sampai dia benaran gila karena ko Vin mampus Lo ntar kualat " ucapan Bion membuat Kevin berpikir.
" Permisi kak ini makanannya, apa masih ada yang bisa dibantu kak ? kalo ga aku permisi balik ke kelas " ucap Bella masih berusaha baik dan lembut.
" Tunggu lo ga lagi streskan ? takutnya entar lo gila karena gue suruh-suruh wkwkwkkwk " Kevin tertawa puas tanpa rasa bersalah.
" Anjingg ni anak emang ga ada otak " Bayu dan Bion tidak habis pikir dengan Kevin.
Ia menyangka jika Kevin terdiam saat tadi ia berusaha untuk tidak membuat Bella semakin susah, tapi plot twistnya membuat mereka yang stress.
" Ga kak, aku baik-baik aja cuma kadang ya ngerasa cape juga namanya hidupkan kak yaudah aku permisi dulu kak " Bella berlalu pergi meninggalkan mereka dengan memberikan senyumannya sebelum pergi.
" Liatkan tu anak gapapa bahkan dia bersikap biasa aja dan masih bisa senyum tu anak " Kevin.
" Terserah Lo bro " ucap Bion.
Pulang Sekolah
' kapan ya bisa kayak mereka, pakai motor bagus ke sekolah, juga punya handphone bagus pokoknya semuanya bagus deh.
Nambah iri lagi sama mereka yang cantik-cantik dan bisa punya cowo juga disekolah, diantar dijemput, makan bareng, ketawa-ketawa bahagia, makin seru dan bahagia pasti sekolahnya.
Heemmm udah ah makin cape kalo ngeluh terus, makin cape kalo ngebandingin hidup sama orang lain terus lama-lama aku beneran bisa gila kayak yang dibilang kak Kevin tadi hehehehe ' Bella tertawa dalam batinnya sembari terus memandang kebahagiaan orang-orang yang tak bisa ia elakan karena berada didepan matanya.
Kehidupan itu terus berlanjut, dan tak ada yang berubah dalam hidup seorang Bella.
Tapi ada hal yang harus ia banggakan pada dirinya yaitu, ia menjadi lebih kuat dan selalu bisa menghadapi dan melewati setiap masalah dan cobaan untuknya.
" Aku yakin aku bisa bahagia walaupun ga tau kapan kebahagiaan itu datang ke aku " monolog Bella.
Sampai sekarang ia juga masih terus menghadapi keluarganya dan kehidupan lainya.
Jangan tanya kedua orang tuanya ?
Yang pasti Bella berkata ayah ibunya orang yang kuat dan luar biasa untuk hidupnya.
" Aku punya tekad buat hidup sendiri, gapapa aku menderita tapi cuma sama diriku sendiri aku ga kuat kalo harus menderita dengan orang lain. "
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Buat kalian yang baca ini makasih banyak ya udah mau baca, kalo boleh jujur menulis adalah salah kebahagiaan ku karena aku bisa meluapkan semua emosi ku.
Dan kalian para readers adalah kebahagiaanku yang sesungguhnya, aku bahagia banget kalo ada yang baca cerita aku, ngelike dan apalagi aa yang komen positif dan semangatin aku.
Tapi aku juga ga berharap lebih sama apapun, aku cuma berharap lebih ke Allah.
" Jangan biarkan traumamu menghancurkan hidupmu, sekalipun traumamu telah membuatmu ketakutan untuk menjalani kehidupan kau harus bisa melawan dan menghilangkannya dari pikiran dan dirimu sendiri " Yuni Lorenza.
See you readers tercintaku💕💕💕💕
Jangan lupa bahagia yaaa