Aku menyarungkan cincin di jari manis, mengangkat tangan dan menelisik cincin itu dari jauh,terlihat cantik.
Aku berniat melepaskannya,tapi Cincin itu tak bisa lolos dari jariku yang sedikit berisi,awalnya aku hanya mencobanya setelah dirayu terus-terusan untuk memakai cincin berlian ini. akhirnya kucoba melepaskannya menggunakan sabun,tetap tak bisa.
Ketika aku berusaha sekuat tenaga ingin melepas cincin itu di depan wastafel, dia datang dan memelukku dari belakang.
"Jangan dilepaskan,sayang." Ujarnya mengendus leherku, terasa geli saat bulu-bulu kasar diwajahnya menyentuh leherku,segera kubalikkan badan dan mendorongnya agar menjauh.
"Ngapain kamu!" Dia menyeringai,sementara aku kembali menghadap wastafel demi melepaskan cincin ini.
Hasilnya nihil!
"Cincin itu pas di jarimu,lagipula itu memang untukmu."
"Aku tak Sudi memakai cincin kawin ini bo*oh!" Sarkasku mengubah senyumnya menjadi amarah.
"Kenapa? Karna masih mencintai mantanmu yang tak berguna itu?" Balasnya tak kalah kasar dan tak ingin kalah dariku
"Aku sudah membantu keluargamu melunasi hutang kalian,ini balasanmu padaku?" Ungkitnya lagi
"Aku akan membayarmu nanti,setelah aku mendapat pekerjaan dan aku akan keluar dari rumah ini dengan status janda!"
"Silakan lakukan itu atau rumah keluargamu akan kuhabisi dengan si jago merah kapanpun kau mulai berulah!"
"Kau krimin*l,aku tahu kau akan melakukan berbagai cara untuk menjeratku dalam pernikahan gila ini!"
"Sadarlah Erina! Kau hanya perlu mencintaiku,apa yang kau lihat dari mantanmu itu,huh?"
"Dia tidak sepertimu yang punya ambisi,dia tidak sepertimu yang suka memaksa. Sampai kapanpun kau tak akan mampu bersaing dengannya!" Ucapku keluar sambil membanting pintu.
***
Erina bodoh! Batin farhan Aditya sambil memukul tembok dengan tinjunya,frustasi menghadapi istrinya itu. Ia memang menyukai Erina sejak gadis itu duduk di bangku SMA,tapi Erina tak tahu,erina tak berniat membalas perasaannya karena tahu Farhan menikahinya untuk menyelamatkan diri dari perjodohan yang sudah disiapkan oleh keluarganya.
Farhan menjebak papa Erina,ia sengaja memaksa rentenir memberi pinjaman menggunakan uang pribadinya pada papa Erina dengan bunga yang tinggi.
Setelah perusahaan papa Erina berada diujung tanduk,Farhan datang menawarkan bantuan untuk melunasi hutangnya dengan syarat Erina harus menikah dengannya. Awalnya Papa Erina tak mengizinkan, tapi Farhan beralasan bahwa ia ingin menghindari perjodohan,maka dari itu papa Erina mengizinkan Farhan menikahi putrinya,ini bukan menjual anak,tapi saling membantu sebagai sesama kolega bisnis,pikir papa Erina.
Lagipula Farhan kaya raya,Erina akan tetap hidup dalam kemewahan meskipun usahanya telah bangkrut.
Erina yang mempunyai pacar dan tak sengaja mendengar obrolan mereka pun bertekad untuk menjaga jarak dengan pria itu walau status mereka sudah menikah.
Sementara di balkon kamar,Erina melamun jauh mengenang masa-masa indahnya Dengan kiano. Pria itu tampan dan perhatian sekali pada Erina. Dia yatim piatu,berbeda dengan Erina yang merupakan tuan putri bagi keluarganya. Kiano merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan besar yang sedang menata karir. Meski begitu ia tetap perhatian pada Erina.
Di belakang Farhan Erina masih menjalin hubungan dengan kiano,ia selalu berkirim pesan dan jalan-jalan ketika Farhan sedang melakukan perjalanan bisnis.
Bagi Erina kiano adalah cinta pertama dan terakhirnya.
Suatu hari, farhan yang ingin masuk ke halaman rumah mengurungkan niatnya setelah melihat Erina masuk ke mobil yang tak dikenalnya,ia memutuskan untuk mengikuti kemana mobil itu berhenti,ternyata di sebuah danau yang sepi,Farhan memarkirkan mobilnya agak jauh.
Begitu melihat kiano yang membukakan pintu untuk Erina, darah Farhan naik ke ubun-ubun. Kiano merangkul pinggang Erina mesra,mereka duduk di sebuah bangku kayu.farhan mendorong kiano dari belakang membuatnya tersungkur ke depan.
"Jadi ini yang kau lakukan jika aku pergi ke luar kota Erina?!" Bentak Farhan tak sabar ingin meninju wajah kiano. Tangannya ringan sekali melayangkan tinju ke wajah kiano yang sedang bersusah payah untuk bangkit.
"Hentikan Farhan kumohon hentikan!" Seolah tuli,Farhan memukul kiano tanpa jeda,seakan semua amarah ia lepaskan pada wajah tampan kiano.
"Baiklah aku mengaku salah,hentikan Farhan!" Pekik Erina sekali lagi,ia menahan tangan Farhan,bukannya berhenti Erina malah terjerembab karena mengikuti ayunan lengan kekar Farhan,sampai Erina jatuh barulah Farhan berhenti.
"Sekali lagi aku menangkap basah kalian berdua,akan kujebloskan kan kau ke penjara!" Tunjuk Farhan pada kiano yang babak belur.
"Dan kau Erina! Kau pikir aku main-main dengan ucapanku? Mau kubuat kau jadi yatim piatu? Mau keluargamu kuhabisi satu-persatu?" Ancam Farhan,Erina tahu keluarga Farhan adalah mafia,mereka biasa melakukan kejahatan,itulah yang Erina takutkan masuk ke keluarga mafia,tapi Erina tak tahu kalau Farhan mendapatkan kekayaan karna dia terjun ke dunia bisnis di usianya yang belia,tak heran ia menjadi CEO kaya ketika usianya menginjak kepala tiga.
Farhan menggunakan gelar mafia yang melekat di keluarganya untuk menakuti Erina, gadis yang biasanya memberontak itu diam tak berkutik. Ia tak berani menolong kiano,nyalinya menciut melihat Farhan yang membabi buta menghajar kiano.
"Pulang denganku!" Titah Farhan berdiri di hadapan Erina yang terduduk.
Ia menurut,berjalan pelan sambil sesekali melirik pada kiano yang terduduk lesu. Farhan menangkap tangan Erina dan menyeretnya agar segera masuk ke mobil,mendorong tubuh Erina kasar dan membanting pintu mobil. Setelah duduk di balik kemudi, Farhan memasang seat belt milik Erina, membuat Erina menahan napas karena wajah mereka berdekatan, wangi tubuh Farhan tercium jelas dihidung Erina.
"Sejak kapan kau selingkuh dengannya,hah?!" Tanya Farhan sedikit kasar,masih dengan sisa-sisa amarahnya.
"Jangan menguji kesabaran ku Erina! Aku sudah cukup sabar selama lima bulan ini! Kau malah bertingkah di belakangku,kau berani menghianatiku Erin!?" Farhan menambah kecepatan mobilnya.
"Pelankan mobilmu Farhan,aku masih ingin hidup!" Teriak Erina ketakutan karena Farhan menambah kecepatannya.
"Kalau kau tak bisa menjadi istri yang baik,akan kupulangkan saja kau pada keluargamu,akupun akan meminta kembali uang yang telah kuhabiskan untuk membayar hutang papamu,kalau dia tak mampu membayarnya maka akan kujebloskan ke penjara,itu kan yang kau mau?"
"Tidak Farhan jangan,hentikan dulu mobil ini dan bicara baik-baik padaku!" Mohon Erina sekali lagi tapi Farhan tak mengindahkan ucapan erina.
Mereka sampai di rumah dan Farhan menarik Erina kasar,di hempaskannya tubuh Erina ke ranjang,
"Ambil ini!" Farhan melontarkan map biru berisi bukti kecurangan seseorang.
Itu adalah penggelapan dana yang dilakukan oleh kiano.
"Dengan bukti ini aku bisa dengan mudah membuatnya tidur di balik jeruji besi, kau pikir mantan pacarmu itu suci? Tidak Erina! Dia tak akan begitu mudah menjadi kaya dengan kerja keras saja." Farhan membuka laci dan melontarkan beberapa lembar foto. Mulut Erina menganga tak percaya melihat kiano dikelilingi wanita-wanita yang sudah berumur hampir setengah abad.
"Jelas bukan? Sebab itu aku katakan sekali lagi,kau bodoh Erina!" Tunjuk Farhan pada Erina yang masih tak percaya dengan bukti ditangannya.
***
malam hari, Erina meringkuk di tepi ranjang,merenungi betapa bodohnya dia selama ini,mempercayai kiano yang barangkali sudah menjamah tante-tante.tubuh Erina terasa lemas dan dingin,ia terbaring dilantai. Sejak mendapat amukan dari Farhan,ia lebih banyak diam, menjawab pertanyaan Farhan pun hanya sepatah kata, biasanya ia akan sangat marah meski Farhan hanya memujinya cantik.
Farhan masuk dan memutar bola matanya,pemandangan baru bagi Farhan semenjak Erina tahu kebusukan kiano.
"Sudahi galaumu Erina,buang-buang tenaga saja untuk lelaki lembek seperti kiano." Farhan masuk ke dalam selimutnya. Ia tak menghiraukan Erina, malah tertidur karena kecapaian dan terbangun pukul dua pagi,ia mengintip dari atas ranjang,ternyata Erina masih terbaring di lantai.
Ia menggunakan ujung telunjuknya untuk mendorong kecil tubuh Erina yang dibalut piyama,gadis itu tertidur tapi setengah mendes*h.
"Hei Erina, kenapa kau Mendes*h?" Sebenarnya Itu bukan desah*n melainkan Erina mengigau, ucapannya tak jelas jadi yang keluar dari mulutnya terdengar seperti desah*n. Farhan mengangkat tubuh Erina ke ranjang dan terkejut ketika hawa panas tubuh Erina menjalar ke lengannya
"Kau demam Erina?" Tanya Farhan yang tak mendapat jawaban karena Erina sedang tertidur.
"Aku akan mengompresmu dengan air hangat, tunggu lah disini."
Farhan memeriksa tubuh Erina dengan termometer,suhunya 39 derajat tapi Erina seperti kedinginan.setahu Farhan,kalau demam bajunya harus di buka agar panas nya keluar.
Setelah mengompres kening Erin dengan handuk hangat, dia membuka sebagian kancing baju Erina.
Farhan tak merasa bersalah untuk hal itu karena Erina adalah istrinya yang sah.
"Jangan pergi.." lirih Erina ketika Farhan akan beranjak dari sisinya.
Farhan tahu Erina tak sadar dengan permintaannya, tapi Erina memeluk tubuh kekar Farhan, meletakkan kepalanya di dada bidang suaminya itu.
Sampai subuh barulah Farhan tertidur pulas, ia tak bisa memejamkan mata walaupun terasa ngantuk. Wangi rambut Erina membuat sesuatu dalam dirinya terpancing. Ketika pagi menjelang,saat Farhan tidur dengan posisi memeluk Erina dari belakang, ia tersadar karena Erina mengangkat tangannya untuk melepaskan diri,bukannya melepaskan Erina,Farhan mempererat pelukannya,mengendus rambut Erina dan berpura-pura masih tidur.erina terdiam beberapa menit.
"Kau sudah sembuh Erina?" Tak mendapat jawaban, Farhan tahu Erina sudah bangun,ia memeriksa wajah Erina dari samping,bulu mata lentik itu sedikit bergerak,Farhan mendekatkan wajahnya pada Erina, kening Erina mengerut dan Farhan tak merasakan tarikan napas dari hidung Erina yang artinya wanita itu tengah menahan napas,semakin dekat,sampai tak ada jarak.
Erina membuka matanya tiba-tiba, jantungnya berpacu ketika kecupan lembut dari Farhan menyapu bibirnya.
"Lihatlah! Pipimu merona sekarang Erina." Senyum Farhan penuh kemenangan merasa Erina tak lagi menolaknya.
"Lupakanlah mantanmu itu Erina,dia sungguh lelaki yang tak berguna,lihatlah aku mulai sekarang Erina." Pinta Farhan sungguh-sungguh.
Karena tak mendapat jawaban,Farhan bangkit dan bersiap-siap untuk berangkat ke luar kota.
Erina duduk disofa kamar memperhatikan kesibukan Farhan.
"Mau kemana?" Tanya Erina
"Melanjutkan perjalanan Bisnisku yang tertunda kemarin karena menangkap basah istriku yang sedang selingkuh." Sarkas Farhan membuat Erina berdecih.
"Maaf kan kelakuanku yang kemarin-kemarin Farhan." Farhan hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku pergi dulu, dua hari lagi pengacaraku akan datang memintamu untuk menandatangani surat cerai."Erina terbelalak
"Surat cerai milik siapa?"
"Milik kita."
"Tapi kenapa?" Tanya Erina tak puas dengan jawaban singkat Farhan "bukankah tadi kau memintaku untuk menjadi istrimu?" Sambung Erina
"Kau sudah jadi istriku Erina,aku sudah menikahimu,kau lupa? Kau hanya belum mencintaiku,dan aku menyerah sekarang."
"Jangan menyerah Farhan,kau hampir berhasil, tolong lah jangan menyerah." Farhan menggelengkan kepala sambil tertawa.
"Tidak Erina,aku akan melepaskan mu begitu pulang dari luar kota,aku tak ingin kau tersiksa hidup bersama pria yang tak kau cintai."
"Tapi aku sudah mulai menyukaimu Farhan."
"Oh ya? Sejak kapan?" Farhan ingin kesungguhan dari erina
"Aku lupa sejak kapan,tapi yang jelas aku mulai menyukaimu." Bohong Erina,dia mulai berdebar saat melihat amukan Farhan di danau,tepatnya ketika Farhan memasangkan seatbeltnya.
"Ikut aku ke luar kota dan kita akan bulan madu di sana,baru aku akan percaya." Tantang Farhan pada Erina yang mematung.
"Baiklah,lupakan saja permintaanku,aku hanya bercanda." Ujar Farhan bersiap melangkah ke luar kamar.
"Beri aku tiga puluh menit,aku akan berkemas,tunggu aku di bawah ya Farhan."
"Baiklah." Ujar Farhan tersenyum senang.