Ia menatap ku dengan mata hina , membisikan kata jijik dan hina tepat di salah satu teman nya .Mata yang seolah olah tidak ingin melihat .Telinga yang seolah olah tidak ingin mendengar , mencoba mengabaikannya seolah olah tidak menatap dan mendengar hal hal yang menggelikan itu .
Ku hanya bisa menunduk pasrah sembari menatap bayang bayang seorang pecundang . Air mata yang perlahan mulai berjatuhan , ku menangis di ramai nya lalu lalang manusia , semua orang menatap ku makin aneh , dan terdengar di telingaku tawaan bangsat yang terdengar sangat menghina , semuanya terdengarnya menjijikan , teriakan mulai tedengar jelas. Semakin ku tunduk kepala ku , dan semakin air mata mulai berjatuhan di lantai putih bersih itu , dan kemudian aku berlari kencang masih dengan menunduk menatap lantai putih itu , dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang , dan perlahan aku mengangkat kepalaku dan kemudian mata kami bertemu satu sama lain , mata ku membulat kaget dan aku beteriak kencang teramat kencang sehingga orang orang menatap ku dan menertawakan ku sekeras mungkin .
"TIDAKKK !!!!"
Mataku membulat kaget , ku tatap sekeliling ku , menatap kanan dan kiri , betapa di kejutkan nya itu hanya mimpi semata , ku menarik nafas ku , jantungku berdetak tak karuan , dan kemudian aku bersandar di kasur empuk ku itu , aku menatap seorang perempuan dengan ketinggian 160 centimeter rambut ikal hitam , dengan kaos abu abu nya yang duduk termenung menatap ku aneh .
"Sudah ku bilang bukan , harus nya kau menetap di rumah sakit jiwa itu , kau seperti orang gila , tidak tidak .. kau memang gila , aku akan menelpon ibu dan aku akan melaporkan ini ke dokter yang merawat mu , ucap nya sembari tertawa aneh , ia beranjak dari tempat duduk nya dan berlari kencang mencari handphone nya , tawa nya makin aneh saat ia menggenggam erat handphone nya .
"Hei yang gila itu kau , bukan aku ," ucap ku sinis menatap nya geli.
Dia menatap ku tajam , kedua matanya melotot dan kemudian ia berjalan pelan ke arah ku , senyum nya mulai memudar ia menatap ku sinis .
"Dengar , perlu kau ketahui bahwa keberadaan bocah tidak tau diri seperti mu itu merepotkan ku , sangat merepotkan ku , kau bayangkan aku mengurus bocah yang hidup saja sudah tidak mau , lalu , astaga maksudku mengapa kau tidak langsung mati saja , kau tau di rumah sebesar ini tidak mungkin tidak memiliki pisau , lakukan lah , atau kau ingin aku bantu ? , " perempuan itu tertawa lebar matanya melotot kejam ke arah ku , ku hanya menatap nya , menatap malas mata merah nya yang memabukkan itu .
Aku menatap nya malas , dan kemudian aku beranjak dari tempat tidur , perlahan lahan aku duduk di salah satu kursi yang berada di dekat jendela , dan saat ku dudukan diriku di kursi kecil nan empuk itu , mataku teralih kan ke pemandangan di luar jendela yang menakjubkan , ku tatap hujan deras yang mengalir sangat teramat deras , mataku terbukau saat ribuan air hujan itu turun dengan deras , "Rasanya aku ingin berlari lari di deras nya hujan ini , " batin ku senang .
Perempuan itu menepuk pelan pundak ku , mataku melotot kaget saat setengah badan ku keluar dari jendela apartemen dengan 30 lantai itu , "Tarik aku gila !!! , aku berteriak keras , air mataku jatuh , aku menatap ke arah bawah aspal yang basah oleh ribuan hujan , dan lalu lalang manusia , aku beteriak keras , meminta pertolongan dari nya , dia hanya memutar kan kedua bola matanya malas , dan kemudian ia tarik baju ku pelan , nafas ku tak karuan , aku menatap dia kesal , dan kemudian aku menangis keras , mu dudukan badan ku di lantai yang dingin itu .
"Hei , aku hanya ingin membantumu , bukan nya itu yang kau ingin kan ? , lalu mengapa kau takut saat itu benar benar tejadi , Hei , tidak maksudku kau ini tidak jelas dan tidak memiliki pikiran yang jernih mengapa kau berulang kali ingin mengakhiri nyawa mu ? , dan kenapa juga kau berulang kali gagal mengakhiri nyawa , maksud ku jika kau memang tidak ingin hidup lakukan saja , kau bisa melompat sekarang juga , jadi apa yang kau pikir kan , kau tau membiayai hidup mu ini tak semurah itu , kau bolak balik ke psikolog , dan kau juga bolak balik ke ke rumah sakit jiwa , dan yaaaa.. maksudku jika memang sudah tidak mau hidup lakukan saja , kasihan ibumu , dia kerja setiap hari lagi dan lagi hanya untuk dirimu yang bodoh ini , "
"Ada seseorang yang menghancurkan hidupku ," bisik ku sembari memegang tubuh ku erat , nafas ku tak beraturan karena kejadian tadi yang cukup membuat ku kaget , kedua mataku menatap arah lantai dingin itu .
"Siapa ? , dengar aku mendengar ini dari wali kelas mu , kau tau Niki yang menghancurkan dirimu sendiri bukan lah orang lain , melainkan diri mu sendiri , kau di sekolah sangat aneh , banyak orang yang mengatakan nya , kau beteriak keras saat guru mu mengajar , kau tiba tiba berlari di lorong sekolah , dan juga kau sering sekali kau berkata yang tidak tidak tentang guru matematika mu , kau berbicara kasar di depan nya , sekarang sadar , kau sudah gila Niki , kau sudah gila , ".
"Oh maksud mu bajingan itu ? , kau ingin tau satu hal kakak ku tersayang , kau tau di sekolah ku itu ? , kau pasti tidak akan menyangka ini terjadi di sekolah yang katanya sekolah ternama , guru guru dan murid di sana bajingan semua , kau tau , hidupku hancur karena mereka , mereka gila ! ," aku beteriak keras , menatap perempuan itu penuh dendam .
"Apa maksudmu , jelaskan kepadaku , "
"Harusnya waktu itu , aku tidak ikut ke Polsek , dan harus nya aku tidak mengikuti Joseph ke kamar mandi, mungkin ini tidak akan terjadi. "
~~
Di hening nya kelas , seorang perempuan dengan ketinggian 150 centimeter dengan seragam sekolah berwana coklat tua , dan dengan rambut yang terurai pendek berwarna hitam , perempuan itu berjalan pelan mengelilingi para siswa dan siswi yang , matanya menatap tajam ke arah seorang siswa laki laki yang sibuk memainkan ponsel nya , "Kemarikan ponsel mu , " ia berjalan pelan menuju siswa tersebut dan mengambil ponsel nya paksa .
"Tidak ada yang bermain ponsel , saat pelajaran berlangsung oke ? , kalian jangan kurang ajar terhadap ku , aku bisa membuat kalian keluar dari sekolah ini , dan kalian tidak akan bersekolah di mana pun lagi , jadi kalian mengerti ? , " perempuan itu menatap sinis siswa itu dan kemudian suara bel sekolah pun berbunyi .
"Dia bilang , dia bisa mengeluarkan ku begitu saja , hebat sekali ucapan nya setinggi langit , coba ku beri dia uang 1 juta untuk jadikan aku murid favorit dia , dia akan menurut seperti tikus kantor yang busuk. "
"Aku sering melihat nya ke polsek setiap Jum"at sore , entah apa yang dia lakukan , tapi dia pasti ke sana terus menerus , " jawab teman di samping nya .
"Apa dia dulu mantan polisi ? , maksudku apa boleh mantan polisi berkunjung ke polsek ? , atau dia menjenguk orang ? , " ucap nya bingung menatap kedua teman nya , teman nya hanya menggeleng dan kemudian teman nya berbisik pelan , "Coba kau tanya dengan si pintar Niki, " .
"Hei Niki , kemari , ". laki laki itu berteriak keras , senyum lebar mulai terukir di bibir nya itu.
Aku menatap nya malas , sembari jalan ke arah nya , "Kenapa Joseph ? , tanyaku malas."
"Si perempuan menyebalkan itu , sering ke polsek , menurut mu apa ada seorang mantan polwan selalu berkunjung ke polsek , atau dia menjenguk seseorang ? , " tanya nya bingung .
"Paling menjenguk seseorang , lagian polwan mana yang jika sudah tidak bekerja lagi di tempat nya tetap pergi bekerja , itu tak masuk akal ." jelas ku
"Kau benar ! , " matanya berbinar terang , ada senyum licik di wajah nya .
"Siapa ? , " tanya nya .
"Mana ku tau , kau tanya saja dengan nenek nya , ucap ku kesal menatap nya bosan .
Ia menarik tangan ku keras , "Ayo ikut aku ." matanya berbinar terang , senyum nya sudah mulai seram sekarang .
~~
Para polisi menatap kami heran , "Oke , apa yang bocah bocah sma lakukan di sini ? , apakah tertarik ingin masuk penjara ? , gurau nya menyeramkan.
"Tidak pak , " ucap kami serempak .
"Lalu ? ,"
"Apakah dulu ada polwan yang bernama Kartika Merlinda ? ," tanyaku pelan .
"Tidak ada , "
"Mungkin kau salah liat, Reyhan , mungkin bukan dia yang ke sini , tapi orang lain ," jelas ku ke Reyhan yang saat ini menatap arah luar jendela .
"Lihat siapa yang datang , " tunjuk Reyhan menunjuk seorang perempuan dengan drees merah di luar sana .
"Oh , perempuan itu ke sini karena berkunjung dan melihat suami nya , " jelas salah satu polisi .
"Kasus apa ? , " tanya Joseph menatap senang ke arah polisi yang hanya menatap nya datar .
"Narkoba jenis sabu ."
~~
"JANGAN KURANG AJAR JOSEPH !! ," . perempuan beteriak kencang ia menatap marah Joseph .
Joseph menatap nya malas , ia berjalan pelan menghampiri perempuan itu , ia menatap nya halus , "Tutup mulut mu , istri pecandu narkoba , "bisik nya pelan sembari tertawa .
Joseph tertawa keras , murid murid menatap nya aneh , ia berlari pelan ke tempat duduk nya dan dia membuka tas nya yang berisi ratusan uang , ia beteriak keras dan tersenyum lebar , "Ini uang , dan diam , ia melempar tas itu ke atas dan kemudian uang pun berhamburan , ia menunjuk nunjuk semua orang yang ada di kelas itu , "Pilih uang dan diam , atau berisik dan mati , " lalu kemudian ia berjalan keluar dari kelas tersebut.
Semua orang tertawa terbahak-bahak , berkerumunan di ratusan uang itu , aku menatap kaget Joseph , dan kemudian aku belari keluar kelas , dan akhirnya aku melihat punggung Joseph yang berjalan menuju ke wc , dan kemudian lari ku ku percepat dan aku mencari Joseph yang saat ini menatap cermin dengan senyuman aneh
"Apa yang kau lakukan ?, apakah kau bilang itu pada nya , mengapa kau santai saja , kita pasti kena karena ikut campur privasi nya , aku beteriak keras sembari berjalan sempoyongan , dan aku menatap nya panik , tangan ku mencekram kerah baju nya , "I-n.,"
Bugh
Suara pukulan tepat di pipi ku , aku terjatuh , menatap mata coklat Joseph tak berdaya
"Penakut , " dasar perempuan.
Joseph menatap nya jijik dan kemudian ia bersandar di salah satu tembok , dan kemudian ia meraba kantong yang berisi rokok , ia nyalakan korek api , dan di isap nya lah rokok itu .
"Mau rokok bung ? , " Joseph melempar rokok tepat di wajah ku yang bonyok.
"Aku tak merokok , " aku merangkak sembari memegangi pipi ku yang bonyok menatap ke arah lantai penuh ketakutan.
"Kau mau merokok atau mati di sini ? , "ancam nya menatap tajam .
Tangan ku bergetar aku segera mengambil rokok itu dan meminta korek , Joseph tersenyum menang dan menatap jijik aku , "Ambil Niki , " lempar nya
"Aku tak percaya aku merokok ," batin ku.
"Oke tertangkap basah kalian , " teriak seorang guru laki laki menerjang pintu wc .
"Niki mengajak ku pak ," ucap Joseph tersenyum pelan .
Aku hanya menatap mata coklat Joseph penuh dendam , sejak saat itu aku dan segerombolan Joseph di pandang bajingan oleh guru matematika kami , dan terlebih lagi , nilai ku turun , Joseph sering melibatkan ku dengan hal hal negatif , rokok , dan alkohol , sampai kemudian Joseph mengajak ku untuk mengkonsumsi narkoba , aku menolak , aku di pukul habis habis an , dan tidak ku sangka kami di gerebek polisi dan juga aku menjelaskan semuanya , beruntung aku tak masuk dalam penjara tapi aku menginap sehari di neraka itu , dan juga Joseph di keluarkan dari sekolah , terlebih lagi yang menyedihkan aku tidak naik kelas 12 dan menggulang karena semuanya .
"Jadi apa yang akan kau lakukan ? , " tanya perempuan yang saat ini bersandar di kursi samping ku .
"Aku akan menghantam Joseph , " saat dia keluar dari penjara , aku tertawa hambar dan menatap kakak yakin .
"Lakukan , " jawab nya .
"Apa ? , "
"Lakukan ? , " ucap nya , dan kemudian ia beranjak dari kursi dan dia melempar badan nya di kasur empuk milik ku , dan memejamkan kedua matanya .
Aku hanya menatap punggung milik kakak ku , dan kemudian aku beranjak keluar dari apartemen , dan kemudian aku melangkah kan kaki ku di deras nya hujan yang mengalir , aku berjalan pelan di deras nya hujan , untuk pertama kali aku tersenyum lebar semenjak 5 tahun lalu , aku menatap ke arah atas dan berbatin pelan , "Akan ku lakukan , "