“Assalamualaikum,Ibu. Rana berangkat,”ujar Rana mencium tangan Tika. Walaupun Tika hanya ibu angkat,namun Rana sangat menyayanginya. Begitu juga dengan Tika, Rana sudah dianggap anak kandungnya sendiri.
Satu tahun yang lalu Tika memboyong Rana dari panti asuhan. Diusianya yang tak lagi muda, Tika ingin mengadopsi seorang anak untuk mengurusnya nanti disaat tak mampu lagi berdiri.Tika memilih Rana dari beberapa pilihan. Sejak pertama kali melihat Rana, hatinya tergugah melihat senyuman manis dan tulus terpancar dari wajah polos nan cantik milik Rana.
Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kasih sayang layaknya Ibu dan anak yang telah terpisah cukup lama.
Rana melambaikan tangan pada Tika sebelum berbelok di persimpangan jalan. Rana sangat semangat pergi sekolah sambil membawa puluhan kue buatannya dan Tika. Kue itu akan dijual pada teman-temannya. Rana yakin kue yang dibawanya ini akan laris manis seperti kemarin.
Setengah perjalanan, Rana merasa ada yang mengikutinya. Mata Rana berusaha menangkap dan mencari siapa dibalik gerakan bayangan mencurigakan itu. Tapi nihil. Tak ada seorangpun terlihat di belakangnya.
Sesaat Rana mengabaikan dan kembali mengikuti kegiatan belajar dengan fokus dan tekun. Bel tanda istirahat telah berbunyi nyaring. Inilah waktu Rana menawarkan barang dagangannya. Satu persatu teman Rana datang menghampiri dan membeli kue. Tak butuh waktu lama, dagangan Rana habis terjual. Semua temannya menyukai kue buatan Rana yang sangat enak.
“Apakah besok kamu akan membawa banyak kue?”Tanya Santi pada Rana.
“Ya. Tentu saja”
“ Bisakah kamu membawa kue yang lebih banyak?”pinta Santi.
“Besok adalah hari ulang tahunku. Aku ingin mentraktir satu kelas dengan kuemu”
“Baiklah,”Rana sangat senang mendengarnya.
Setelah sekolah usai, Rana berjalan pulang dengan santai sambil menjinjing keranjang kosong. Tetiba ada dua orang pria datang menghadangnya.
“A…ada apa?Siapa kalian?”Tanya Rana heran pada dua pria berbadan besar itu.
“Kamu harus ikut dengan kami.”kata salah satu dari mereka dengan wajah sangar.
“Aku tidak mau ikut dengan orang yang tak ku kenal,”tolak Rana sambil mundur dua langkah kemudian berbalik arah lalu mengambil langkah seribu. Dalam pelariannya Rana masih melihat sekelebat dua bayangan yang masih mengejarnya. Tak urung Rana semakin mempercepat langkah kakinya menyusuri hutan belantara. Rana terpaksa melepaskan keranjang kuenya agar dapar berlari lebih cepat.
Tanpa disadari Rana sudah terlalu masuk ke dalam hutan yang penuh semak belukar dan pohon-pohon rimbun tinggi menjulang. Rana bersembunyi pada semak belukar disebuah pohon yang sangat lebat. Berdoa agar dua pria tersebut tak mengetahui keberadaannya.
“Hei!!!Lihat gadis itu ada di sana,”seorang dari mereka ternyata melihat Rana.
Rana berdiri dan memacu kakinya untuk berlari sekuat tenaga.Rana terus berlari dan berlari memasuki hutan. Ia tak tahu jika semakin jauh kedalam hutan dan sangat jauh dari rumah.
Nafas Rana terasa sesak. Ia berhenti dan duduk dibalik pohon besar. Mengatur nafas untuk kembali normal. Rana membuka tas sekolah yang tadi disandangnya. Mengeluarkan satu persatu benda dari dalam tas. Rana menemukan botol minuman. Masih ada setengah botol air putih di dalamnya. Rana minun dengan penuh syukur. Alhamdulillah cukup mengobati rasa dahaga di kerongkongannya.
Rana terkejut dan tak mampu berkata-kata saat melihat beberapa peri bercahaya datang. Rana memutar tubuhnya dengan perasaan cemas.Takut makhluk itu menyerangnya. Salah satu peri paling bercahaya dan memiliki mahkota, menarik benda yang mengikat rambut Rana.
“Awww,,,,”Rana merasa kesakitan saat sehelai rambutnya ikut ditarik Raja peri itu.
“Maaf aku tak bermaksud menyakitimu. Kamu pasti makhluk yang disebut manusia. Ada maksud apa kamu datang ke negeri antah berantah ini,”ujar sang Raja peri.
“Aku baru saja dikejar oleh dua orang tak dikenal. Hingga tersesat di sini,”balas Rana.
“Kalau begitu kamu harus ikut bersama kami. Sebab orang-orang tersebut sepertinya masih mengejarmu. Jika ingin selamat ikutlah dengan kami”.
“Entahlah. Aku tak tahu harus kemana untuk sampai di rumah. Ibuku pasti cemas memikirkanku. Beliaau akan sedih saat mengetahui aku telah hilang hik…hik…hik… Aku sangat merindukan ibuku,”Rana menangis tersedu jika mengingat Ibu Tika.
“Siapakah namamu wahai anak manusia yang sedang bersedih?!”
“Namaku Rana”
“Aku Stumbe, pemimpin para peri di negeri anatah berantah sedangkan ini Stutbe dan Nurbe. Mereka adalah pendampingku”.
Stumbe dan teman-temannya mengangkat tubuh Rana hingga tinggi kemudian terbang di udara. Walau tubuh mereka kecil namun tenaga mereka sangat kuat.
Stumbe membawa Rana ke istananya yang sangat indah. Penuh warna-warni . Berbagai tumbuhan dan hewan imut dan sangat lucu. Rana terpana melihat pemandangan di sekitarnya.
Tak hanya sampai di situ. Keindahan negeri antah berantah juga penuh gemerlap. Bangunan mungil berjejer, berbentuk unik dan juga penuh warna.Bunga-bunga cantik bertebaran menghiasi setiap celah. Rana semakin terpesona dan sering bedecak kagum dengan hamparan keindahan tiada tara ini.
Stumbe menghidangkan makanan yang sangat enak. Kue tart besar dan bertingkat-tingkat,sangat enak dan manis. Ada juga berbagai macam bentuk dan ukuran caramel yang menggiurkan.
Setelah makan cukup banyak, akhirnya Rana terlelap di peraduan empuk yang sangat nyaman di dalam istana. Begitu lelah tubuhnya hari ini. Dikejar orang tak dikenal. Bahkan melihat mereka baru pertama kali dirasakan Rana. Ia tak tahu apa kesalahan yang pernah Ia lakukan terhadap mereka. Apa ada orang yang membenci kebahagian Rana dan Ibu Tika saat ini. Kalau benar,betapa sungguh jahatnya mereka terhadap Rana. Di dalam hidup ini, Rana baru saja mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Kenapa mereka ingin merenggut kebahagiannya?
Saat pagi datang. Matahari bersinar dengan terang namun menghangatkan. Pancarannnya memantul pada setiap sudut istana. Sungguh indah. Tak hentinya Rana berdecak kagum melihat pemandangan memesona seperti itu.
Stumbe mengajak Rana mengelilingi istana dengan cara terbang di angkasa.Rana sangat bahagia. Stumbe memberikan sepasang sayap dipunggung Rana. Kapanpun Rana mau, Ia bisa terbang dengan sayapnya.
Satu bulan berlalu di negeri antah berantah. Rana duduk termenung di dekat jendela kamarnya. Rana teringat dan sangat merindukan ibunya.Bagaimana keadaan ibunya saat ini?Jika mengingat ibunya, tak terasa air mata Rana jatuh satu persatu di pipi.
“Kenapa kamu menangis?”
Stumbe datang secara tiba-tiba. Seperti biasa.Berdiri disamping Rana,”Aku tak tahu kapan kamu datang?”
“Aku merindukan ibuku. Aku harap saat ini Dia baik-baik saja,”ujar Rana sambil menghapus airmata dipipinya.
“Coba sekarang lihat siapa yang ada di depan pintu,”kata stumbe mengedipkan sebelah matanya.
Rana penasaran lalu mengalihkan pandangan ke arah pintu.
“Ibuuuu,,,,,”Rana melompat dan berlari memeluk ibu Tika.
“Kalian boleh tinggal di sini selamanya,”kata stumbe.
“Aku akan meninggalkan kalian untuk melepas kangen,”kata stumbe sambil melangkah pergi dari ruangan.
“Bagaimana ibu sampai ketempat ini?apakah ibu juga tersesat di dalam hutan?”Rana tak sanggup menahan keingin tahuannnya tentang keberadaan Ibu Tika sampai di sini.
“ Mereka menculik Ibu dengan menutup kedua mata ibu lalu membawa ibu terbang tinggi. Itu yang ibu rasakan,”ucap Ibu Tika.
“Benarkah?Darimana Stumbe tahu dimana ibu tinggal?”gumam Rana merasa ada yang aneh.
“Oh sayang,Ibu sangat merindukanmu?Ibu tak menyangka akan bertemu denganmu lagi setelah sekian lama menghilang”
“Apakah sekarang Ibu bahagia dengan bersatunya kita di tempat ini?”Tanya Rana sambil menatap mata ibunya yang berbinar-binar.
“Tentu saja sayang. Asal selalu bersamamu,Ibu akan selalu bahagia”.
Malam ini bulan purnama bersinar sangat terang di istana negeri anatah berantah. Mereka berkumpul pada sebuah pesta menyambut bulan purnama. Sudah kebiasan bagi para penghuni negeri antah berantah untuk berpesta jika bulan purnama muncul menghiasi malam.
“Aku ingin kamu bicara dengan sejujurnya. Kenapa kamu menyuruh dua laki-laki besar itu untuk menculikku,”kata Rana pada Stumbe. Rana meminta Stumbe untuk menepi dan berbicara empa mata di sebuah ruangan tertutup.
“Kamu tak pantas menuduhku seperti itu. Setelah semua yang kuberikan untukmu dan Ibumu,”balas Stumbe tak terima diserang begitu oleh Rana.
“Kalau kamu tidak jujur padaku. Aku dan Ibu akan pergi dari negeri impian ini”
“Baiklah kalau kamu memaksa. Sejujurnya.memang aku menyuruh dua orang itu untuk menculikmu”
“Aku sudah curiga. Kamu adalah raja yang sangat kejam dan pandai bertipu muslihat”
“Tapi dengarkan dulu penjelasanku. Kamu adalah seorang putri dari Raja terdahulu yang menikah dengan seorang manusia. Ayahmu diusir dari istana. Namun setelah aku diangkat menjadi Raja. Aku mengetahui keberadaanmu dan ingin membawamu kembali ke negeri ini”
“Untuk apa kamu membawamu ke sini. Aku berpenampilan seperti manusia. Ragaku bukan Peri. Jadi aku pantas tinggal bersama manusia lainnya bukan di sini,”kata Rana sengit.
“Kata siapa kamu bukan setengah peri. Lihat wajahmu tak berubah walaupun ribuan waktu berlalu.Kamu akan awet muda,”balas Stumbe tak kalah sengit.
“Aku membawamu ke sini agar kamu bisa menjadi pemaisuriku”
“Kalau aku tidak mau!”
“Kamu tak ada pilihan lain”
Akhirnya Hati Rana luluh juga dengan sikap Stumbe. Mereka menikah dan hidup bahagia selamanya di negeri impian yaitu negeri antah berantah.
Tamat