[ Cerpen ini merupakan hasil sharing session "Membangun Habit Menulis" bersama HK — iya betul, itu saya sendiri — di Ruang Author. Siapapun yang membaca cerpen ini, semoga bermanfaat, yaaa ]
Dalam bukunya Atomic Habit, James Clear bilang kalau habit adalah rutinitas atau kebiasaan yang dilakukan secara reguler.
Nah, yang akan kita bahas malam ini adalah "habit menulis" yaitu bagaimana membentuk kegiatan menulis menjadi sebuah kebiasaan atau rutinitas.
Dalam bukunya Atomic Habit juga, James Clear bilang kalau mau membentuk suatu kebiasaan, ada 3 lapisan yang bisa kita pakai. Tapi malam ini kita gak akan bahas itu.
Yang mau aku sharing di sini adalah membangun habit-nya. Oke?
Pernah gak sih kepikiran mau jadi penulis profesional? Penulis Best Seller? Atau paling minimal banget, jadi penulis yang produktif, penulis yang lancar menulis, yang kecanduan menulis?
Kalau aku sendiri jujur, IYA MAU BANGET!!!
Dan aku yakin, teman-teman di sini juga pasti mau /Smirk/
Nah, kalau mau, yang harus pertama kita bentuk adalah habit atau kebiasaan menulis. Did you know? Gak ada sejarahnya, penulis best seller, penulis profesional, penulis dengan jam terbang tinggi yang nulis cuma sehari-dua hari, yang menulis cuma selembar dua lembar.
Mereka, setidaknya bisa menghabiskan waktu berjam-jam cuma buat nulis!
Sangat WOW 😱😱😱
Kok bisa, ya???
Sini, aku spill dulu rahasianya orang sukses. Nanti di akhir aku kasih tahap-tahap membangun habit menulis.
Ada yang pernah baca buku Outliers-nya Malcom Gladwell
Dalam bukunya Outliers itu, Om Gladwell menuliskan keyakinannya bahwa: Untuk meraih kesuksesan, seseorang setidaknya perlu melalui 10.000 jam latihan. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk meraih kesuksesan, dan harga itu adalah 10.000 JAM!
Banyak, ya?
Dan, aku sangat yakin, penulis-penulis terkenal itu pasti sudah melewati hukum 10.000 jam ini. Jadi, kalau mau jadi penulis pro, kita juga harus melewati hukum 10.000 jam ini.
Sekarang, kita balik lagi ke membentuk habit. Balik lagi ke Atomic Habit.
Dalam buku Atomic Habit, ada 4 hukum tentang membentuk habit yang dikemukakan oleh James Clear.
4 hukum itu disebut dengan The Four Laws of Behavior Change. Dan hukum pertama adalah, "make it obvious," jadikan kebiasaan itu terlihat nyata.
Apa yang dimaksud "make it obvious"?
Kita ambil contoh sebagai permisalan, ya.
Kalau ada orang yang mau jadi pelukis, ya dia harus melukis. Ambil kanvas, mainkan warna pada kanvas dan tampakkan hasil lukisannya kepada orang-orang. Agar apa? Agar ia dikenali sebagai pelukis.
Jangan hanya duduk-duduk membayangkan menjadi pelukis profesional tapi tak akrab dengan kancas, kuas dan cat.
Hal yang sama juga berlaku bagi seorang penulis.
Kalau kita mau jadi penulis, ambil pena dan kertas, tulis, tunjukkanlah hasil tulisan itu.
Jangan takut, jangan ragu, jangan annu untuk menunjukkan tulisan kita. Kalau kita cuma bicara mau menulis, bermimpi jadi seorang penulis tapi gak ada action-nya, ya annu dong.
"Mimpi tanpa aksi, sampai kapanpun, hanya akan menjadi mimpi."
Sekarang mari kita lanjut ke pembahasan membangun habit menulis-nya.
Awas kalau udah ada yg ngeluh duluan gak bisa, kugigit nanti.
FYI, habit menulis bisa dilatih, diasah, dibentuk.
Nah, lalu, cara-cara menumbuhkan habit menulis ada 6, yaitu:
1. Memulainya sesegera mungkin. Ada istilah, makin cepat kita memulai, makin cepat juga kita memanem. Jangan ditunda-tunda, kadang kita cuma perlu "nulis aja dulu"
2. Membuat jadwal menulis.
Dalam waktu 24 jam sehari, kira-kira berapa lama waktu yang bisa kamu luangkan? 2 jam? 1 jam? 45 menit?
Luangkanlah waktu khusus dalam sehari untuk menulis dan tentukan durasi waktunya. Kemudian, lakukan secara terus-menerus, paling tidak, kita butuh sekitar 60 hari untuk membiasakan kegiatan menjadi sebuah kebiasaan.
3. Pasang target kecil dan naikkan levelnya setelah berhasil.
Misalnya, di minggu pertama, kamu bisa konsisten menulis sebanyak 300 kata/hari, di minggu kedua, naikkan levelnya jadi 500 kata/hari. Dan begitu seterusnya, sampai jari-jemarimu terbiasa menulis.
4. Melacak progress-mu setiap hari.
Setelah kita mampu konsisten menulis setiap hari. Jangan lupa untuk melacak progress tsb. Di setiap hari/minggu, adakah peningkatan yang kamu rasakan? Bukan hanya dari segi kuantitas tapi juga kualitas.
Kemudian, evaluasilah. Jika ada kesalahan, perbaiki. Jika ada masalah, segera cari solusi. Dengan begitu, habit menulis yang kita usahakan bukan hanya sekadar rutinitas tapi juga ajang peningkatan produktifitas diri.
5. Reward.
Setelah melalui semua proses itu, jangan lupa selipkan reward untuk diri sendiri sebagai bentuk apresiasi. Tak perlu mewah, yang penting kamu bahagia dan memicu semangatmu untuk terus menulis dan berproses.
6. Tekad yang kuat untuk menulis
Tanpa adanya tekad menulis yang kuat, rencana matang dan jadwal menulis yang kita bentuk akan jadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Stephen King said;
"Untuk menjadi penulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktikannya. Orang yang hanya punya kemauan untuk menulis, namun tidak pernah melakukannya maka sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil tanpa ada usaha dan keras untuk memilikinya."
>>>>> QnA <<<<<
#Q1 — Miss Dew
Pertanyaan : Kalo sebagai penulis pemula, apa sih yang sebaiknya ditulis untuk dimulai habir menulis ini..
Jawab : Menulis diary, kutipan, motivasi, curhatan teman, menulis kosa kata juga bisa banget, Bun. Yang penting adalah membiasakan diri alias meng-adaptasikan diri (tangan) dulu untuk menulis.
#Q2 — Jun
Pertanyaan : Apakah habit ini relevan maksudku tujuannya, nulis nulis nulis, apakah tujuannya samar atau beneran nyata gitu?bingung nanya juga,
Jawab : Tentukan dulu tujuan menulisnya apa?
Mau nulis novel, cerpen, puisi atau apa? Fokuskan diri untuk menulis salah satu.
#Q3 — Cerry
Pertanyaan : Kalau dari segi kuantitas jelas kita tahu. Tapi kalau dari segi kualitas, gimana kita tahu kalau karya kita sudah meningkat kak her?
Jawab : Jadikan karya sendiri sebagai patokan, coba minta pembaca untuk review tulisan kita. Kalau mereka suka, dan bilang tulisan kita bagus, berarti sudah ada peningkatan kualitas.
Cerry // nah itu jadi takut kalau misalnya dapet komen negatif. Yang aku merasa udh cukup berusaha, tapi ternyata gak...
HK // Jadikan komentar itu sebagai lecutan, Cerr. Aku juga sering dapat komentar buruk, tapi jangan jadikan itu alasan untuk takut.
Terus menulis dan belajar itu kunci utama, komentar jelek mah telen aja, udah makanan sehari-hari bagi penulis receh macam kita. /Yawn/
#Q4 — Fidia KR
Pertanyaan : Ka her klo fid mau nanya sih, masalah habit bisa dilatih.. tapi menumbuhkan kepercayaan diri itu yang kadang sulit. Takut ini dan itu, nah hilangin keraguan diri biar jadi habit gimana tuh ka her?
Jawab : Tak ada karya pertama yang langsung bagus. Penulis Harry Potter pernah ditolak penerbit berkali-kali sebelum bukunya jadi best seller dan di film-kan.
Jadi, tepis keraguan itu dengan bilang bahwa kamu bisa. Set affirmasi positif untuk diri sendiri sambil terus belajar.
Fidia KR // Jadi balik ke niat awal menulis dan target apa ya ka her... kadang fid tuh suka lupa rem terburu-buru gak ada hasil & melupakan inti bahwa fid msh penulis awam yg msh bnyak belajar /Smirk//Hammer/ nuhun ka her/Heart/
#Q5 — Musim Salju
Pertanyaan : Saya udah nulis, dan konsisten.
Tapi hasilnya tidak sesuai yg di inginkan lbh tepatnya gk ada yg baca.
Bagaimana solusinya agar semangat tetep ok.
Jawab : Bisa promosikan novel di all sosmed dengan konten promo yang menarik.
Untuk menjaga semangat, coba temukan motivasi menulis serta mengingat kembali tujuan menulis juga cukup membantu kalau menurutku.