Sudah tiga tahun semenjak Naura untuk hidup mandiri,dan bekerja di sebuah minimarket.
Gadis 20 tahun itu berubah jadi kurus semenjak dia memulai kehidupanya di kostan di pinggiran kota .
Kulit ny putih, bibir nya merah Yomudah,mata kecil dan hidung mungil membuat orang saat melihat dia terlihat cantik di pandang, dia juga sering mengaguminya wajah nya sendiri di depan cermin kamar nya tapi tidak dengan tubuh nya kurus dan rata.
Wajah cantik tidak melindungi nya dari kenyamanan, banyak mata dan mulut jahat di balik pintu kostan.
Tidak ada orang kostan atau pun orang di tempat kerja yang bisa menjadi teman nya.
setiap malam selepas pulang kerja dia selalu menghabiskan berjam-jam di depan cermin untuk berkeluh kesah tentang lelah nya dia menjalani hari-hari nya.
Banyak hal yang di mengenakan di
keseharian nya, laki-laki tua yang mencoba kurang ajar, senior toko yang seolah-olah menjadi bos dan tetangga kostan yang sering melakukan tindakan asusila ke diri nya, Baranymg nya sering hilang.
Tangan dan paha nya di raba-raba,kadang dia di bentak di depan umum,kadang dia di lempar barang tepat melukai badannya.
sampai setiap dia melihat sungai di bawah jembatan yang dia lewati di perjalan pulang ingin dia selamin untuk meredam perih di hati yang menjalar ke luar
Dia menangis,dia tertawa dia berbicara dengan leluasa kadang dia bernyanyi mengikuti alunan lagu dari radio kecil di kamarnya.
kadang juga dia bernostalgia tentang kehidupan Sekolahnya yang selalu di bully kadang juga dia meratapi bagaimana sedih nya dia di remehkan oleh keluarga mantan pasangannya yang mencoba- coba untuk berselingkuh di belakangnya dan dia mengutarakan nya ke pantulan diri nya di cermin di dalam kamar, yang pikir nya tidak akan menghakiminya.
Tapi malam ini sepulang kerja, punggung nya terasa pegal,dadanya sangat sesak, dia tidak bisa berdiri dengan benar, baju nya pun sudah sangat masam karena bau keringat,lututnya tidak bisa di luruskan.
Tampa membersihkan wajah nya dari riasan make up, dia menarik bantal dari atas ranjang dan merebahkannya badannya di lantai Tampa alas apapun .
Perut nya lapar tapi mata nya mengantuk, sehingga dia tidak bisa memilih.
Grok..grok..grok..
Cek..cek..cek..
Suara dengkuran dan suara cicak saling beradu malam itu.
Tik..tik..tik.. suara jarum jam di dinding berbunyi berjalan mengarah ke angka dua belas malam.
Di kesunyian malam itu sebuah tangan berserabut keluar dari cermin kamarnya,
Tampak bayangan hitam itu membentuk tubuh persis seperti tubuh Naura dari ujung kepala sampai ujung kaki hanya saja tubuh nya koyak mengoyak dan menjutani panjang dan hitam menyeret di lantai.
Bayangan itu berjalan perlahan , merangkak dan mendekati Naura yang terlelap.
Rambut panjang dari bayangan itu jatuh menjuntai ke wajah Naura, air liur dari bayangan tersebut menetes ke atas pipi nya.
Dengan suara nya yang serak-serak lembut dia mendekatkan wajah nya dengan wajah Naura.
" Hooi.. hooi..hooi.. kenapa kamu tidur, kenapa mata kamu sembab, siapa yang menyakiti kamu kali ini ? Kenapa kamu enggak nemuin aku hooi.. hooi ? " Panggil bayangan tersebut, mencoba membangunkan Naura.
Tangan nya bergerak membelai mata Naura menjalar ke pipi, menghapus sisa air mata yang menempel.
" Hoo.. hoi .. "
Bayangan itu memegang dagu Naura dan memiringkan kepala nya. Air liur nya menetes di lubang telinga Naura sampai memenuhi kedua telinga tersebut.
Kemudian membelai lembut mata Naura.
" Tidurlah... Biar aku yang bergerak "
Ujar bayangan tersebut.
Lalu bayangan tersebut berjalan mundur, dia mencoba berdiri dan merubah wujud seperti Naura.
.......
Pagi itu di tempat kerja.
" suit..suit..suit "
Panggil pedagang gorengan yang ada di depan toko tempat Naura bekerja, dia yang datang lebih dulu sebelum toko buka, mencoba menggoda Naura yang baru datang.
" Widih tumben dandan "
Sambil membolak-balik gorengan yang ada di wajah, dia melirik tubuh Naura dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Naura yang merasa terpanggil menghampiri dan duduk di bangku kayu kecil sambil mengambil beberapa gorengan yang baru matang.
" Widiih seger banget hari ini, biasa nya kusem kayak pantat panci "
sambil tertawa-tawa.
Tukang gorengan tersebut pun duduk di samping Naura yang sedang menikmati gorengan.
" Kan kalo gini kan enak, emm wangi pula"
hidung tukang gorengan itu mengendus ngedus ke arah leher Naura, tangan gemuk dengan bulu tangan yang lebat itu merambat ke lutut dan pelan-pelan mengelus paha Naura.
Naura mencubit pundak tangan sang penjual gorengan.
" Akkhhh " rintih penjual gorengan, lalu Naura pun pergi dan melempar uang seribu langsung ke wajah penjual gorengan.
Penjual gorengan itu mengelus tangan nya yang nyut-nyutan,sambil melihat Naura masuk ke toko.
Terlihat punggung tangan pedagang itu meninggalkan lingkaran merah merona, padahal tangan Naura kecil dan kurus tetapi pedagang itu bertanya-tanya, sekarang Naura puny tenaga untuk membalas aksi bejatnya.
......
Duakh..
sebuah sapu dan serokan melayang ke arah Naura yang baru saja masuk ke dalam toko.
Mengenai tubuh bagian bawah, Naura melirik senior tokoh nya dengan tatapan datar lalu menendang balik barang yang ada di kaki nya.
Senior itu tampak bertanya dengan tingkah Naura pagi itu.
" We sudah mulai melawan ya " sambil menghampiri Naura dan mencoba menarik rambut panjang Naura yang tergerai panjang.
" Akkh " rintih senior Naura,ketika Naura mencengkram pergelangan tangan nya,dan menancapkan kuku panjang ke kulit dan langsung mengenai urat nadi.
Senior itu menarik rambut Naura
" Lepasin anjing " teriak nya
Duaakhh.. Naura menendang perut senior nya.
Dengan tubuh yang sudah tersungkur di lantai salah satu tangan nya menggenggam rambut Naura yang rontok,sementara itu tangan satu nya lagi sudah memerah, dan meneteskan darah.
Senior itu memandangi Naura, betapa kagetnya dia ketika Naura tersenyum di depan pintu menghalangi sinar matahari dari luar,dengan rambut yang sudah berantakan dia tersenyum lebar, terlihat mata dan gigi kuning keruh.
Beda dengan penampilan nya yang rapi sehari-hari.
Ada apa dengan Naura pikir nya, Naura yang selalu menuruti perintah nya nampak terlihat buruk dan berani melawan.
Lalu pergi lah Naura ke luar, meninggalkan senior nya yang tampak meringis memegang pergelangan tangannya.
......
Sudah satu Minggu semenjak kejadian itu berlalu, Naura tidak pernah kembali lagi, sementara itu senior toko juga tidak masuk karena harus kontrol berobat.
Luka yang di akibatkan dari Naura meninggalkan luka yang terus membesar centi demi centi, rasa nyeri sampai saat itu juga tidak hilang kecuali dia harus minum obat penghilang nyeri,itu pun dia bisa minum obat anti nyeri di luar dosis.
Senior Naura mengunjungi tempat bekerja,untuk pamit ke pegawai baru yang menggantikan nya bahwa dia tidak bisa meneruskan pekerjaan nya disana.
Saat di depan toko dia juga baru tahu oleh pedagang yang mangkal di daerah situ.
Bahwa bapak penjual gorengan langganan nya sudah satu Minggu tidak berjualan,di kabarkan tangan nya juga tidak bisa di gerakkan akibat infeksi atau penyakit gula nya yang kambuh,Sebuah kebetulan pikir senior Naura.
Kemudian senior Naura pergi mencari kostan tempat Naura tinggal, menurut info dari bos toko kost Naura dia tinggal tidak jauh dari toko.
Pergilah dia ke alamat yang di tuju, dia mencari pemilik kost yang ada di situ.
......
" Apa " senior Naura kaget tak percaya, sekita tubuh nya merinding dan perut nya terasa mual.
" Iya dek, yang nama nya Naura meninggal,swaktu ibu mau nagih uang iuran.. ibu ketok-ketok pintu nya tpi engga ad jawaban, padahal handphone nya dari pagi buta sampe sore bunyi terus jadi udah seminggu lah, posisi dia lagi tidur masih make bedak baju nya juga masem,mungkin belum sempet mandi .. terus ibu nyuruh orang buat bobol itu pintu takut ada apa-apa.. eh bener aja.. ya balik lagi udah takdir, jadi ibu nelfon keluarga nya"
" Ya padahal Naura anak nya itu... Apa ya nyebut nya Nolep.. "
Selesai....