“Hallo kalian semua. Siapa nih yang mau ikutan gabung, Aku ada satu grup chat milik senior aku. Di sana ada pelajaran literasi. Yaitu tentang tata cara kepenulisan. Di sana kita bisa tanya apa saja yang kita tidak tahu tentang bagaimana cara menulis yang baik dan benar.”
Hari itu aku membaca sebuah pengumuman di sebuah grup chat aplikasi hijau yang disampaikan oleh Claudia Diaz, salah seorang teman sesama author ku.
Membaca pengumuman yang disampaikan oleh Claudia itu membuat aku sangat tertarik. Aku merasa kalau diriku memang masih sama sekali buta dalam hal menulis. Aku menulis hanya sesuai yang ada dalam pikiranku, tanpa tahu apakah itu salah ataukah benar.
Aku bahkan masih benar-benar buta dalam penempatan tanda baca, bahkan ada salah seorang pembaca aku yang memberikan komentar seperti ini…
“Sakit mataku baca tulisanmu, Thor. Terlalu banyak tanda titik.”
Di salah satu karyaku yang berjudul SELEPAS TALAK TIGA.
Sehingga membaca pengumuman Claudia Aku merasa bahwa itu sesuatu yang sangat penting agar aku bisa memperbaiki tulisanku.
“Kalau ada yang ingin ikutan gabung, bisa japri aku ya.” Kelanjutan pengumuman dari Claudia.
Maka tanpa membuang waktu aku pun segera mengirim pesan secara pribadi kepada Claudia.
“Clo, aku mau ikutan dong. Di grup yang kamu bilang di sebelah tadi.” Tanpa basa-basi Aku mengutarakan apa yang aku inginkan.
“Mak mau ikutan masuk CL?” Tanya Claudia mengacu pada nama grup chat tersebut.
Teman authorku itu memang memanggilku dengan sebutan Emak, karena di antara sesama teman satu grup chat di WA akulah yang usianya paling tua. Dan Claudia pernah bilang kalau usiaku hampir sama dengan ibunya.
“Iya aku mau ikut. Masukkan nomorku gih!” Pintaku. Aku berpikir kalau grup chat yang dimaksud oleh Claudia itu adalah grup chat di WA. Dan untuk memasukkan dalam grup tinggal memasukkan nomor telepon saja. Tapi ternyata tidak seperti itu.
“Mak sudah ikuti akunku yang Claudia Diaz, kan Mak?” tanya Claudia. “Sekarang Mak buka Ente, terus kalau ada undangan grup nanti Mak konfirmasi, ya. Itu aku yang undang Emak,” lanjut Claudia.
Aku masih belum paham dengan yang dimaksud oleh Claudia. Lalu temanku itu pun menjelaskan kalau grup yang akan aku masuki itu, ada di aplikasi Noveltoon, bukan di WA.
Ya Tuhan betapa malunya aku. Itu adalah untuk pertama kalinya aku tahu kalau di aplikasi Noveltoon pun ternyata ada grup chat.
Singkat cerita aku pun sudah masuk ke dalam grup itu. Banyak yang aku pelajari di sana. Tentang penempatan tanda baca, tentang dialog tag, tentang dialog aksi. Tentang apapun yang sebelumnya aku tidak tahu apa itu namanya.
Aku pernah benar-benar effort, saat sesuatu yang aku tanyakan ternyata dijadikan sebagai materi kuis oleh Owner di grup chat tersebut, yang biasa kami sebut dengan panggilan Onel.
Ada satu hal lagi yang masih aku ingat sampai saat ini. Hari itu adalah bertepatan dengan akhir bulan. Onel mengadakan tebaran, pembagian kotak-kotak hadiah.
Sebelum tebaran laksanakan, Claudia yang memang sebagai admin dari grup tersebut memberikan sebuah pengumuman, yang salah satunya berbunyi, COMODI.
Beberapa saat setelah pengumuman, kotak-kotak berhamburan. Di tempatku jangan sedang duduk sambil memegang HP, aku sampai ingin lompat jingkrak jingkrak, saat beberapa kotak yang aku ambil nilainya di atas 300 poin. Aku pun mengucapkan terima kasih karena aku benar-benar bahagia.
Tebaran belum selesai, dan aku mendapat notif pesan dari Claudia. “Mak, COMODI itu artinya Comot, Diam. Jadi Mak nggak boleh ngucapin terima kasih. Dan nggak boleh chat apapun selamat lebaran berlangsung,” kata Claudia waktu itu.
Ya Tuhan aku benar-benar malu. Aku masih begitu awam dalam hal Grup Chat, yang biasa kami singkat dengan GC. Bahkan apa arti COMODI saja aku tidak tahu.
“Ya Allah, maaf ya Clo, aku beneran nggak tahu,” ucapku dengan perasaan tidak enak.
Untung saja Claudia memaklumi, “Gak papa, Mak. Nanti aku sampaikan sama Onel, kalau Mak memang baru pertama kali ini main GC,” ucap Claudia.
“Makasih ya, Clo.”
“Iya, Mak. Sama-sama. Sekarang Mak lanjutin gih comot kotaknya, masih banyak.”
Aku pun segera kembali ke ruang grup chat di mana lebaran masih berlangsung. Mataku benar-benar silau melihat kotak-kotak berhamburan. Ini pertama kalinya aku tahu apa itu tebaran. Karena biasanya jika pun ada kotak itu paling hanya satu atau dua.
Sepuluh menit berlalu dan tebaran usai. Claudia kembali menurunkan sebuah pengumuman.
“Silakan hitung PJ masing-masing, dan lempar PJ dimulai pukul 20.30.”
Aku tidak tahu apa maksudnya. Aku pun diam, tidak berani bertanya karena belum diperbolehkan untuk chat. Sampai lima menit kemudian, kotak-kotak kembali berhamburan. Akan tetapi yang aku heran kali ini bukan dari pemilik grup tetapi dari sesama anggota. Dan di kotak-kotak itu ada tulisan PJ.
Aku comot saja kotak-kotak itu. Aku merasa hari itu adalah hari yang paling menyenangkan. Kotak sudah habis tercomot, lagi-lagi aku mendapat pesan pribadi dari Claudia.
“Mak, lempar PJ nya.”
Aku pun bingung tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Claudia. “PJ itu apa,” tanyaku.
“PJ itu Mak. Kotak yang Mak ambil tadi kan ada yang gandeng. Nah, yang gandeng itu dikembalikan yang separuh,” Claudia menjelaskan.
“Gandeng itu maksudnya bagaimana?” Entah kenapa aku merasa tiba-tiba kepalaku menjadi pusing. Aku tidak tahu apa yang dimaksud oleh Claudia. Apa, siapa yang gandengan?
“Gandeng itu, kalo Mak dapat poin di atas 100. Misal mak di kotak itu ada yang poinnya 240 kan? Nah itu yang namanya gandeng, Mak. Nah poin Emak tadi yang gandeng dihitung jumlahnya ada berapa terus dilempar yang separo,” jelasnya.
“Ya, ampun Clau, aku lupa tadi dapatnya berapa,” ingin sekali rasanya aku menangis. Bagaimana caranya aku mengingat berapa poin yang sudah kuambil, sedang itu sangat banyak. Saat itu aku belum tahu, kalau poin yang kita dapat bisa kita cek di riwayat.
“Ya udah tunggu ya, Mak. Biar aku yang hitung,” ucap Claudia. Dan aku pun hanya mengiyakan saja.
Beberapa saat kemudian Claudia kembali mengirimkan pesan berupa hasil SS dari kotak yang sudah kucomot, berikut dengan hasil hitungannya, sehingga aku tinggal melempar saja sejumlah yang disebut oleh Claudia. Malu, karena benar-benar kudet. Yapi apa boleh buat, aku memang benar-benar belum paham.
***
Betapa seru dan menyenangkan hari-hari yang kulalui bersama CL. Saling bercerita, berbagi suka dan duka. Bukan hanya tentang menulis, tapi juga tentang keseharian. Tentang bintang idola, tentang makanan kesukaan. Tentang apapun yang kami temui hari itu, itu juga yang kami bahas.
CL, adalah GC pertama yang aku kenal. GC yang mengajarkanku banyak hal. Bersama CL, aku perlahan bisa memperbaiki tulisanku. CL tempat berkeluh kesah. CL tempat tertawa bersama. CL juga tempat aku sering mendapat reward, entah itu berupa poin, atau pun pulsa.
Dan kini CL…
Onel bilang akan off dari GC. Onel bilang akan gantung pena. Lalu bagaimana dengan kami? Pada siapa kami akan bertanya jika ada satu masalah yang tak kami tahu penyelesaiannya?
Tetaplah di sini, Nel.
Tetaplah bersama kami...