Hana dan Mira adalah sahabat yang sudah seperti saudara. Baik ketika berada di rumah maupun di sekolah. Bahkan saat membeli jajanan atau bahkan membeli barang selalu bersama.
Suatu hari Hana dan Mira pergi ke tempat perlengkapan accessories. Di tempat tersebut tepatnya saat di eskalator, Hana dan Mira pergi masing-masing.
"Mbak, aku mau ke toko accessories yang ada di sebelah kanan ya. Kelihatannya ada yang menarik..." Ujar Mira pada Hana.
Hana pun menghela nafas sebelum akhirnya berbicara. "Baiklah, tapi nanti kita ketemu lagi di dekat eskalator ini lagi", jawab Hana.
"Iya mbak, aku hanya sebentar. Dan nanti kita ketemu di tempat ini lagi" ucap Mira sambil kiss bye.
Hana membalas kiss bye Mira meski ada keinginan agar Mira tetap bersama Hana. Karena usia Mira setahun lebih muda Hana sengaja mengalah dan mengiyakan, kemudian melanjutkan mencari dan membeli accessories.
Setelah selesai membeli accessories Hana menunggu Mira di eskalator tempat janjian. Namun Mira tidak datang-datang di tempat janjian. Hana langsung menghubungi Mira melalui ponsel.
"Mira, kau udah belum? Aku sudah selesai belanja accessories nya. Kamu dimana kok belum ada di tempat kita janjian?" tanya Hana di telepon.
"Mbak, aku juga nunggu mbak di dekat eskalator. Tapi aku lupa ini eskalator tempat kita janjian atau bukan?" jawab Mira.
Hana menghela nafas berat, "Baiklah Mira, kamu jangan kemana-mana dulu. Aku susulin kamu di dekat eskalator tempat kamu nunggu" ucap Hana, sambil menutup telepon.
Hana langsung pergi mencari Mira di setiap eskalator dan akhirnya ketemu. Hana melihat Mira yang ketakutan dari kejauhan karena diganggu oleh laki-laki. Hana pun langsung lari mendekat untuk menjauhkan laki-laki yang mengganggu Mira.
"Mbak... Tolong... Aku takut.." ucap Mira sambil memegang lengan Hana.
"Mau apa kau?! Jangan ganggu sahabatku!" Ucap Hana pada laki-laki yang menggangu Mira.
"Cuma mau pegang aja, sedikit aja. Dan itu pun hanya sebentar" ujar lelaki itu sambil mencolek tangan Mira dan Hana.
Hana langsung spontan mengambil sebuah pisau lipat dan menodongkan ke lelaki tersebut. "Jangan ganggu atau ku bunuh kau!" Ucap Hana memberanikan diri.
Lelaki tersebut tercengang saat Hana menodongkan pisau lipat padanya. Membuat lelaki tersebut angkat tangan dan berwajah merah karena takut lalu melangkah mundur.
Hana membawa pergi Mira sambil menodongkan pisau lipat. Keduanya kembali pulang ke rumah dan bermain bersama.
"Mira, aku ada sesuatu buatmu" ucap Hana sambil membawa sebuah kotak kecil.
"Apa ini mbak? Ini buat ku?" ucap Mira dengan sangat senang sambil membuka kotak kecil yang berisi sebuah gelang dan pisau lipat kecil.
Hana mengangguk dan duduk di ayunan mengajak Mira. Mira pun duduk di depan Hana. "Aku memberimu gelang ini karena ku lihat kau sangat suka berbagai macam jenis accessories yang ada motif Doraemon" ucap Hana sambil tersenyum.
"Lalu pisau lipat kecil ini untuk apa?" tanya Mira pada Hana.
Hana menghela nafas panjang. "Pisau lipat kecil ini untuk membantu mu menjaga diri. Aku tidak ingin melihat mu ketakutan lagi saat ada orang asing yang menggangu mu." jawab Hana dengan lembut.
"Kau memberikan ini seolah kau akan pergi mbak" ujar Mira.
"Aku tidak bisa selamanya menjagamu, aku harap kau bisa mulai belajar menjaga diri, Mira" jawab Hana.
Mira mengangguk paham. Mira pun memberikan sebuah pita berwarna pink dan gelang couple. "Mbak tolong di jaga ya. Jangan sampai hilang. Karena kalau hilang artinya persahabatan kita yang harus di korbankan. Maka bisa dibilang persahabatan putus"
Tak terasa sore telah tiba dan waktu nya kembali ke rumah masing-masing. Jarak rumah Hana dan Mira hanya beberapa meter saja. Hari demi hari terus berlalu.
Beberapa bulan kemudian Hana harus segera pindah rumah dan sekolah karena pekerjaan orangtua Hana berada di luar kota. Mira pun menghampiri Hana. "Mbak mau kemana? Nanti kita gak bisa main lagi. Terus nanti kalau kita saling melupakan gimana? Tetap disini aja ya... Please" ucap Mira dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku harus pergi ke rumah baru yang dekat dengan sekolah baru. Kita masih bisa bicara lewat telepon." ujar Hana sambil memeluk Mira sebagai pelukan perpisahan.
"Jaga jasadmu dengan baik disini ya..." Bisik Hana saat masih memeluk Mira.
"Mbak juga..." Jawab Mira sambil mengangguk dan melepaskan pelukan perlahan sambil menangis.
Hana mengusap airmata Mira. "Ssst... Jangan nangis, aku tidak bisa melihat mu menangis. Ingatlah selalu bahwa di dunia ini hanya selalu ada 2 yang harus dijalani. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Di setiap suka pasti akan ada duka. Apalagi hidup pasti ada mati." jawaban Hana menenangkan.
Mira mengangguk dan Hana pun melambaikan tangan kepada Mira. Hana langsung masuk ke mobil. Mobil langsung melaju. Di dalam mobil pun hanya bisa menangis karena harus berpisah dengan Mira.
Perpisahan membuat Hana lebih tertutup. Seiring berjalannya waktu tak terasa begitu cepat. Hana selalu berharap bisa bertemu lagi dengan Mira.
Beberapa tahun kemudian Hana melihat Mira di sekolah kejuruan. Namun Hana berfikir bahwa semua hanya halusinasi karena terlalu memikirkan kabar Mira. Mira melambaikan tangan ke arah Hana.
Hana pun masih terdiam dan akhirnya Mira yang mendekat. "Mbak, kenapa cuekin aku?" tanya Mira pada Hana.
Hana pun langsung menatap Mira dengan tidak percaya. "Kau benar-benar Mira? Kau pindahan baru yang di bilang siswa lain." ucap Hana sambil memeluk dengan penuh kerinduan.
"Iya mbak, ini aku Mira. Aku tidak menyangka bahwa kita bisa bertemu lagi mbak..." ujar Mira sambil membalas pelukan Hana.
"Kau di kelas apa mbak?" Tanya Mira dengan penuh penasaran.
"Dikelas keperawatan. Sedangkan kamu sendiri?" Tanya balik Hana.
"Aku di kelas farmasi, mbak... Coba aja aku ambil kelas keperawatan pasti bisa sekelas." jawab Mira.
Akhirnya setelah beberapa tahun bisa kembali bertemu. Hana dan Mira pulang dan pergi selalu bersama seperti dulu. Ketika Hana ada praktikum Mira selalu menunggu Hana hingga selesai praktikum. Begitu pun sebaliknya. Tiada yang berubah sama sekali. Dari saling membantu bahkan saling memberi.
Waktu terus berjalan hingga tiba saatnya pita pink Hana pemberian Mira terselip tak tau dimana. Hana terus menerus mencari pitanya. "Dimana ya pita nya... Pita... Ngomong donk.. kamu dimana?" Ucap Hana dengan sangat panik dan cemas.
"Gak, pitanya gak boleh hilang. Aku udah janji dengan Mira akan menjaga pemberiannya.. bodoh banget aku ini.... Pita, please lah ketemu... Sembunyi kemana ya pitanya..." Ucap Hana masih terus menerus mencari pitanya.
Mira pun melihat Hana dari luar rumah dengan kebingungan. Mira mendekat dan menemui Hana. "Mbak... Ada apa mbak? Apa yang mbak cari sampai rumah mbak berantakan banget seperti ini kayak kapal pecah." Tanya Mira.
Hana pun terkejut saat melihat Mira berada di rumahnya. Hana seketika ekspresi nya berubah. "Sebelumnya aku minta maaf ya..." ucap Hana.
"Minta maaf untuk apa mbak? Kan mbak gak ada salah sama Mira. Ada apa mbak? Mira jadi penasaran." jawab Mira.
"Pita pemberian dari mu gak tau keselip dimana.. aku udah cari dimanapun tapi tidak ketemu." jawab Hana pada Mira.
Mira pun langsung marah. "Gimana sich mbak! Mungkin persahabatan kita hanya sampai disini. Mungkin memang sudah waktunya kita tidak bisa bersahabat" jawab Mira dengan tegas.
"Tapi aku tidak sengaja Mira... Please beri waktu untuk ku mencari nya." ucap Hana penuh harap.
"Gak bisa mbak, kalau pemberian dari ku hilang artinya persahabatan cukup sampai disini" ucap Mira dengan kecewa.
"Aku minta maaf Mira..." ucap Hana meminta maaf kepada Mira.
Mira pun langsung pergi meninggalkan Hana. Melihat Mira yang telah pergi, Hana langsung kecewa dan putus asa. Karena tidak bisa lagi mempertahankan persahabatannya dengan Mira. Hana pun berjanji pada diri sendiri. "Aku kehilangan bukan berarti akhir dari segalanya. Meski kita tak akan pernah lagi bersahabat, aku akan tetap menjaga dan melihatmu dari kejauhan." ucap Hana sangat pelan.