Kesialan selama hidup 25 tahun sepertinya telah terpakai. Vera terpaksa menerima dijodohkan dengan pria tampan yang sialnya adalah Bosnya sendiri yang galak dan tempramental.
Sungguh bagi Vera menghadapi Bosnya di kantor sebagai sekretaris sudah menguras energi apalagi ini jika mereka menikah? Sepertinya Vera akan mati muda.
Perjodohan ini bisa terjadi karena sudah ada kesepakatan antar tetua keluarga kedua belah pihak dulu yang ingin menjodohkan cucu mereka kelak. Di keluarga Vera hanya dia perempuan satu-satunya sedangkan dikeluarkan Zeus hanya ia satu-satunya cucu yang dimiliki.
Kolot memang di tahun yang sudah serba canggih saat ini masih menggunakan perjodohan. Baik Vera dan Zeus tidak bisa menolak keinginan tertua mereka tentunya dan berakhir mereka terpaksa setuju.
Pernikahan yang dilandasi perjodohan ini sudah berjalan sekitar 2 bulan dan sudah 2 bulan lamanya Vera pindah ke unit apartemen milik Zeus. Kesan pertama Vera tinggal bersama Zeus adalah penuh tekanan.
Vera yang sebenarnya memiliki sifat ceria, banyak tingkah, dan berisik berubah menjadi pendiam karena aura yang dikeluarkan oleh Zeus seperti di kantor. Itu membuat Vera takut dan tertekan pula.
Tetapi entah kena angin apa tiba-tiba saja sifat Zeus berubah saat dirumah. Zeus tiba-tiba saja berucap dengan nada lembut dan mencium pipinya setiap hari.
Cup
"Huh?" Vera berdiam diri bak patung dengan wajah terkejut. Menatap bosnya yang ingin berangkat bekerja.
"Hati-hati dijalan." Ujar Zeus sebelum menutup pintu.
Sungguh ini kejadian pertama yang membuat Vera terkejut minta ampun.
Vera yang biasanya menghadapi sifat Bosnya yang suka marah-marah dan galak bahkan di setiap ia berucap hanya suara tegas dan penuh tekanan tiba-tiba berubah menjadi lembut dengan senyum tipis yang tidak pernah ia tunjukkan. Bahkan ia tadi mencium pipinya?
**
"Kau masak apa?"
"Astaga!!"
Untung Vera tidak sampai membuat masakan yang sedang ia masak tumpah. Ia hanya tersentak kaget karena Zeus datang tiba-tiba. Bahkan suara langkah kakinya pun Vera tidak mendengar.
"In-ini tumis kangkung, ayam kecap dan tempe goreng." Ujar Vera gugup.
Bagaimana tidak gugup tubuhnya terkunci. Zeus berdiri dibelakangnya dengan kedua tangan yang berada di sisi meja dapur membuat Vera tidak bisa kemana-mana.
Setelah mendengar hal itu Zeus mengangguk dan berbalik menuju meja makan dan duduk menunggu Vera menyiapkan makan malam.
Vera menghela nafas lega saat Zeus sudah pergi. Segera saja Vera menata lauk dan nasi di meja.
"Pak, mau minum apa?" Tanya Vera dengan ritme jantung berdetak dua kali lipat.
"Emm, air putih dingin saja." Vera mengangguk dan segera menyiapkan minuman untuk Zeus dan untuknya pula.
Vera juga tidak lupa tugasnya sebagai istri yang mengambilkan lauk pauk ke piring Zeus. Keduanya pun makan dengan tenang.
"Biar aku yang cuci piringnya." Ujar Zeus yang mengagetkan Vera sekian kalinya.
"Hah? Ti-tidak usah pak. Biar saya saja. Bapak bisa melanjutkan kegiatan bapak. Biar saya yang cuci piringnya dan membereskannya." Tolak Vera gugup.
Mana bisa Vera membiarkan Zeus seorang CEO Z'Alex Company mencuci piring dan membersihkan dapur.
Terlihat Zeus yang menghela nafas dan mengangguk pasrah, "Baiklah, terima kasih. Masakan mu enak." Zeus tersenyum dan mencium pipi Vera.
Cup
"Huh?" Lagi-lagi Vera terteguh dan tersentak kaget. "Ah! Iya pak sama-sama." Vera mengangguk dan membungkuk hormat.
Dan lagi-lagi Vera melihat walau sekilas tatapan Zeus yang menatapnya sendu sebelum memasuki kamarnya. Ya mereka berdua berpisah kamar karena pernikahan ini dilandasi perjodohan jadi tidak mungkin bukan keduanya dalam satu kamar.
**
"SAYA TANYA KENAPA PRODUK YANG AKAN KITA KELUARKAN ADA YANG MENDUPLIKAT HAH?! H-4 PRODUK TERBARU KITA AKAN LAUNCHING DAN SUDAH ADA YANG MENGELUARKAN PRODUK ITU TERLEBIH DAHULU!! BAGAIMANA BISA HAH?! KALIAN BEKERJA TIDAK BECUS!! KALIAN MENCURI IDE ATAU ADA YANG MEMBEBERKAN PRODUK TERBARU INI HAH?!"
Vera terdiam takut duduk didekat Bosnya yang sedang marah-marah hari ini.
Hari ini diadakan rapat dadakan karena tiba-tiba produk terbaru yang ingin dikeluarkan oleh Z'Alex Company sudah ada yang mengeluarkan terlebih dahulu. Tepat hari ini produk yang sama baru saja di keluarkan oleh perusahaan lain dan hal itu mengakibatkan kerugian besar bagi Z'Alex Company karena sudah menyiapkan produk ini dengan matang dan banyak.
Hal itu juga memicu kemarahan dan kemurkaan bagi Zeus di ruang rapat dadakan ini. Bahkan sedari tadi dimulai rapat hanya ada suara marah-marah CEO mereka. Semua orang yang berada di ruang rapat ini tidak mengeluarkan satu sepeser pun kata. Membuka mulut saja tidak. Mereka takut jika mereka mengeluarkan kata malah mengundang kemurkaan dua kali lipat bagi Zeus.
"SAYA TIDAK MAU TAHU CARI SOLUSINYA SEKARANG JUGA HARI INI JUGA! SAYA TUNGGU SAMPAI JAM MAKAN SIANG DI RUANGAN SAYA!! DAN SAYA TIDAK AKAN BERBAIK HATI JIKA MEMANG ADA YANG MEMBOCORKAN PRODUK INI!!"
"Ba-baik Pak." Ujar mereka takut.
"Rapat selesai!" Ujar Zeus tegas dan berdiri meninggalkan ruangan.
Tetapi sebelum keluar ia berbalik menghadap ke belakang. "DAN KAMU VERA IKUT SAYA KE RUANGAN SAYA SEKARANG!" Ujar tegas Zeus dengan mata tajamnya lalu keluar dari ruang rapat.
"Baik Pak." Vera meringis. Ia tidak tahu kemurkaan apa yang akan Vera hadapi nanti.
Walaupun Vera sudah 5 tahun bekerja sebagai sekretaris Zeus tetapi tetap saja ia tidak terbiasa jika Zeus murka dan marah. Apalagi sekarang ia sudah menjadi istrinya. Bagaimana pula ia menghadapi Zeus saat pulang nanti?
**
BRAK
"KAU TAU KESALAHAN MU VERA?!"
Baru saja Vera menutup pintu ruangan CEO dan berbalik ia tiba-tiba dilempar oleh proposal entah apa itu dan bentakan khas Zeus.
Vera mengambil proposal yang tadi Zeus lempar dan berjalan menuju ke depan meja CEO.
"Maaf Pak, saya janji tidak akan kecolongan duplikat produk lagi." Vera menunduk.
"Kau tahu sudah dua kali perusahaan kita ingin mengeluarkan produk baru tetapi tidak berjalan lancar!!" Desis Zeus dengan tatapan tajam penuh intimidasi menatap Vera.
"Maaf Pak, saya akan usahakan ini terakhir kali nya."
Zeus menghela nafas panjang, "Keluar. Jangan biarkan orang lain masuk, saya ingin sendiri."
"Baik pak."
Vera keluar dari ruangan CEO dan kembali duduk di kursi mejanya. Ia menghela nafas lelah. Mungkin 4 hari ini satu kantor akan lembur.
**
Sejak kejadian duplikat produk seminggu yang lalu. Sekarang kondisi perusahaan sudah membaik. Para karyawan serta Vera telah menemukan solusi dengan tetap mengeluarkan produk yang sama tetapi tentunya produk keduanya kegunaannya berbeda. Maka dari itu masyarakat tidak mempermasalahkan hal itu bahkan sepertinya produk milik Z'Alex Company penjualannya meningkat.
Kondisi Vera pun yang menurut Vera akan kembali hening ternyata tidak sama sekali. Malah Zeus sepertinya gencar mendekati Vera. Seperti saat ini Zeus dan Vera tengah duduk bersama di meja makan akan perintah Zeus. Entah Vera tidak tahu Zeus ingin mengatakan hal sesuatu apa.
"Apakah selama ini aku mendekati mu tidak membuat mu nyaman dengan ku?" Ujar Zeus setelah 10 menit mereka berdiam diri.
Vera tersentak. "Huh? Gimana Pak?"
"Apakah aku terlalu membuat mu takut? Sepertinya kalau dirumah aku tidak pernah memarahi mu. Apa aku pernah?" Vera bergidik geli karena tatapan yang biasanya tajam penuh intimidasi ala Zeus terganti dengan tatapan polos dan penuh putus asa.
"Baik Pak, saya anggap Bapak ingin mendengar keluh kesah saya selama saya bekerja dengan Bapak." Zeus mengangguk dan mendekatkan diri kepada Vera.
"Bapak tahu saya sudah bekerja dengan Bapak berapa tahun?"
"Emm, 5?" Vera mengangguk.
"Benar. Saya sudah bekerja selama 5 tahun dengan Bapak dan selama 5 tahun pula bapak selalu memarahi saya dengan kesalahan kecil walau besar. Bukan hanya itu Bapak juga kadang kalau marah-marah sambil lempar-lempar. Bahkan Bapak pernah marah-marah dengan saya tanpa saya tahu kesalahan saya apa. Sungguh Pak kalau Bapak marah itu saya takut sekali dengan Bapak. Bentar Pak ada lagi selain itu,"
"Ada lagi?" Kernyit Zeus.
"Tatapan Bapak yang tajam dan penuh intimidasi. Aura bapak juga suram. Itu ngebuat saya juga takut kalau deket-deket Bapak. Kalau saya boleh kasih saran, jangan sering-sering marah Pak. Sudah Pak."
Zeus mengangguk dan sejak tadi saat Vera berbicara ingatan ia memarahi Vera berputar di otaknya.
"Baik, aku minta maaf. Tapi kalau seandainya aku tidak marah kamu tidak akan menghasilkan hal yang lebih baik bukan? Setidaknya dengan saya marah-marah kalian bekerja dengan keras dan bertanggung jawab. Dan untuk saya yang marah-marah tidak jelas waktu itu saya cemburu kamu tertawa dengan ketua divisi pemasaran. Untuk tatapan saya dan aura saya, saya akan perbaiki itu jika berhadapan dengan kamu. Saya juga akan tidak sering marah-marah sama kamu. Tapi bukannya saya sudah menatap kamu lembut ya? Saya juga sering mencium pipi kamu."
Vera tercengang saat mendengar kata Zeus cemburu? What? Vera di cemburui oleh Zeus. Tubuh Vera seketika merinding.
Vera memutar bola matanya malas. "Bapak lupa kemarin bapak marah-marah sama saya bahkan lempar proposal kearah saya."
"Apakah kamu terluka? Maaf saya waktu itu sedang kalut. Maaf ya Vera." Ujar Zeus dengan tatapan melas.
Vera mengangguk patah-patah karena entah kenapa Dimata Vera wajah Zeus saat ini sungguh imut.
"Jadi kamu tidak akan takut dengan saya lagi?"
"Emm, sepertinya tidak kalau bapak tidak marah-marah dengan saya." Ujar Vera.
Zeus tersenyum dan mencium pipi Vera berkali-kali sampai Vera menggeram untuk meminta di lepaskan.
**
"Udah selesai?" Tanya Zeus.
"Udah, yuk pulang. " Ujar Vera.
Setelah acara berbincang waktu itu hubungan Zeus dan Vera ada kemajuan. Vera tidak lagi takut dan gugup berdekatan dengan Zeus. Bahkan keduanya sekarang sudah akrab. Zeus juga sudah jarang marah-marah di kantor. Walau kadang memang tatapan dan aura yang dimiliki Zeus tidak 100% bilang.
Satu kantor juga sudah mengetahui hubungan Vera dan Zeus karena pengumuman mendadak Zeus sejak hubungan keduanya membaik. Walau sempat Vera tidak setuju tetapi Zeus memaksa. Zeus tidak ingin ada lelaki lain yang mendekati Vera.
"Mari Pak, Bu." Sapa karyawan yang melewati pasangan keduanya.
"Mari." Vera tersenyum. Zeus hanya mengangguk. Menggenggam erat tangan Vera.
Vera dan Zeus memasuki mobil dan menjalankan mobil menuju ke apartemen. Tetapi di tengah jalan, Zeus tiba-tiba menghentikan mobilnya. Menatap Vera yang sedang tersenyum bahkan tertawa dengan ponselnya.
"Hahaha! Haduh geli bang- eh! Kok berhenti?" Tawa Vera terhenti dan menatap penuh tanda tanya Zeus.
"Kamu kenapa ketawa-ketawa?" Tanya Zeus datar.
"Huh? Oh, i-ini lagi chatingan sam-sam-sama-"
"Sama siapa?!"
Vera bergerak gelisah, ia takut. "Maaf."
"Sama siapa kamu ketawa-ketawa?!"
"Sa-sama Andre." Cicit Vera.
"Andre? Ketua Divisi pemasaran?!" Desis Zeus menatap tajam dan mendekatkan wajahnya ke arah Vera.
"I-iya-Tapi ini grup kok nih ada Salsa, Billa, Novi, Fa-emmhhh."
Ucapan Vera terhenti karena tiba-tiba Zeus mencium bibirnya. Sempat Vera memberontak tetapi kalah tenaga akhirnya Vera pasrah bibirnya di lumat dan dimakan habis oleh Zeus. Bahkan tanpa sadar Vera sudah berpindah tempat di pangkuan Zeus.
Pangutan bibir keduanya terlepas. Vera terengah-engah dengan tatapan sayu. Zeus pun begitu ia dapat melihat bibir Vera yang sudah membengkak karena ciuman panasnya dan tatapan sayu Vera yang membuat bagian bawahnya berdiri.
Zeus menatap Vera dengan penuh kabut gairah. Apalagi saat tanpa sengaja Zeus menggerakkan pinggul Vera yang mengakibatkan bagian keduanya bergesekan.
"Ahh." Desah Vera.
Zeus menggeram walau terhalang pakaian Zeus dapat merasakan milik Vera yang begitu enak.
"Sepertinya hari ini dan seterusnya kita akan satu kamar, baby." Bisik Zeus dengan suara serak menahan gairah.