Di sebuah kedai kopi kecil yang terletak di sudut kota, Rina sedang duduk sambil menikmati secangkir cappuccino, melamun tentang kehidupan yang terasa begitu monoton. Pagi itu, langit sedikit mendung, dan hujan baru saja reda. Suara tetesan air hujan yang menimpa daun-daun yang basah terdengar lembut.
Tiba-tiba, pintu kedai terbuka, dan seorang pria masuk dengan jaket cokelat yang basah karena hujan. Ia tampak mencari tempat duduk kosong, lalu matanya bertemu dengan mata Rina. Dalam sekejap, dunia di sekitar mereka seperti menghilang. Hanya ada mereka berdua, dalam diam yang aneh namun penuh arti. Pria itu tersenyum kecil, dan Rina merasa sesuatu bergetar di dalam hatinya. Tanpa sadar, ia membalas senyuman itu.
Pria itu akhirnya memilih duduk di meja sebelah Rina. Mereka tidak berbicara pada awalnya, namun setiap kali mata mereka bertemu, ada semacam kehangatan yang mengalir di antara mereka. Tanpa ragu, Rina memulai percakapan, sekadar menanyakan apakah kopi di kedai ini enak. Obrolan ringan berlanjut, dan seiring berjalannya waktu, Rina merasa seolah-olah mereka sudah lama saling mengenal.
Sejak pertemuan itu, Rina menyadari bahwa meskipun mereka baru pertama kali bertemu, ada sesuatu yang sangat familiar di antara mereka. Ia merasa bahwa cinta pada pandangan pertama bukanlah sebuah mitos. Kadang, tak perlu waktu lama untuk menyadari bahwa seseorang bisa menjadi bagian penting dalam hidup kita. Yang dibutuhkan hanya kesempatan untuk saling melihat, dan hati yang terbuka untuk merasakannya.
Hari itu, hujan berhenti, namun perasaan Rina tetap hangat.