Di sebuah dunia yang penuh dengan keajaiban dan misteri, tinggal seorang pemuda bernama Arkhan. Ia adalah seorang pemuda biasa, bukan pahlawan atau orang yang dianggap penting dalam pandangan masyarakat. Namun, kehidupan Arkhan dipenuhi dengan kebosanan yang tak terhindarkan. Ia bekerja sebagai petani di sebuah desa terpencil, di mana setiap hari terasa sama—tanpa perubahan, tanpa tantangan, hanya rutinitas yang membosankan.
Suatu malam yang tenang, ketika Arkhan sedang pulang setelah bekerja keras di ladang, sebuah kilat menyambar langit, mengubah segala sesuatu dalam sekejap mata. Dalam sekejap, sebuah suara halus terdengar, seolah berasal dari kedalaman alam semesta.
“Arkhan, dunia ini bukan tempat yang sesuai untukmu. Kami memberi kesempatan kedua.”
Sebelum ia sempat memahami maksud kata-kata itu, tubuh Arkhan terasa ringan, seperti menghilang ke dalam kegelapan. Matanya terpejam dan ia merasakan rasa berat di tubuhnya, namun perasaan itu menghilang perlahan.
Saat ia membuka matanya kembali, Arkhan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan yang indah. Langit biru yang luas dan awan putih yang bergerak perlahan menghampar di atasnya. Ia duduk di atas rumput hijau yang terasa lembut di bawah tubuhnya, dan di sekitarnya tampak pohon-pohon yang tinggi dengan daun-daun yang berkilau oleh sinar matahari yang lembut.
"Apa yang terjadi?" gumam Arkhan, kebingungannya semakin bertambah. Ia melihat dirinya berpakaian dengan pakaian yang aneh, lebih elegan daripada pakaian petani yang biasa ia kenakan. Di depan Arkhan, berdiri sosok wanita yang tampak anggun dan penuh aura misterius.
Wanita itu tersenyum lembut, matanya memancarkan kedamaian. “Selamat datang di dunia baru, Arkhan. Kamu telah diberi kesempatan untuk hidup kembali di tempat yang berbeda. Dunia ini adalah tempat yang penuh dengan keajaiban, dan kamu akan memulai perjalananmu untuk menciptakan kehidupan yang baru, bebas dari keterbatasan dunia lamamu.”
Arkhan masih bingung, berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi. “Tapi... aku tidak ingin menjadi pahlawan atau semacamnya. Aku hanya ingin hidup biasa, hidup dengan damai.”
Wanita itu tersenyum lebih lebar. “Kamu tidak perlu menjadi pahlawan, Arkhan. Di dunia ini, kamu akan memiliki kekuatan untuk memilih jalan hidupmu sendiri. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan, tanpa tekanan atau harapan dari orang lain. Dunia ini penuh dengan kemungkinan, dan di sini, kamu bisa menemukan kebahagiaanmu sendiri.”
Dengan kata-kata itu, wanita itu menghilang, meninggalkan Arkhan dalam keheningan. Arkhan kemudian berdiri, merasakan dunia baru ini dengan penuh rasa ingin tahu. Ia merasa bebas untuk menjalani hidupnya, tanpa batasan apapun.
Hari-hari berlalu, dan Arkhan memulai petualangannya di dunia yang baru ini. Ia menemukan bahwa dunia ini dipenuhi dengan berbagai macam makhluk dan tempat yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Tumbuhan yang berbicara, sungai yang berkilau dengan cahaya, dan hewan-hewan yang memiliki kecerdasan luar biasa. Tidak ada peperangan atau konflik besar, hanya kehidupan yang damai dan penuh keajaiban.
Arkhan mulai membangun hidup baru dengan cara yang ia inginkan. Ia memilih untuk hidup sebagai seorang pengrajin, membuat barang-barang indah dari bahan-bahan alam yang melimpah. Setiap hari ia berinteraksi dengan penduduk dunia baru ini, belajar tentang cara hidup mereka yang penuh kedamaian dan keseimbangan.
Suatu hari, Arkhan bertemu dengan seorang wanita muda bernama Lira, seorang penari yang memiliki kemampuan untuk membuat bunga-bunga mekar hanya dengan gerakan tubuhnya. Lira memperkenalkan Arkhan pada seni yang belum pernah ia ketahui sebelumnya—seni untuk menyatu dengan alam dan menciptakan keindahan dari dalam diri sendiri. Mereka berbagi waktu bersama, berbicara tentang keindahan dunia dan impian mereka, tanpa adanya tekanan atau persaingan.
Seiring berjalannya waktu, Arkhan menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kekuatan besar atau ketenaran. Kebahagiaan datang dari hidup sederhana, dari hubungan yang saling mendukung, dan dari menjalani kehidupan dengan damai. Ia menemukan kedamaian dalam keheningan alam, dalam senyum orang-orang di sekitarnya, dan dalam setiap langkah kecil yang ia ambil untuk menciptakan dunia yang lebih baik untuk dirinya sendiri.
Arkhan menjadi simbol kedamaian di dunia itu, bukan karena kekuatannya atau keberaniannya, tetapi karena ia mengajarkan orang lain untuk menghargai kehidupan dalam bentuk yang paling sederhana. Ia tidak mencari kehormatan atau kejayaan, hanya kedamaian dan kebahagiaan yang datang dari hidup dengan penuh rasa syukur.
Suatu hari, saat Arkhan duduk di bawah pohon besar, merenung tentang perjalanan hidupnya, suara halus yang sama yang pernah ia dengar terdengar lagi di telinganya.
“Arkhan, kamu telah mencapai tujuanmu. Dunia ini akan selalu ada untukmu, sebagai tempat untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan. Ingatlah, hidup bukan tentang menjadi besar atau terkenal, tapi tentang menemukan kebahagiaan dalam setiap detik yang kamu jalani.”
Dengan senyum di wajahnya, Arkhan menutup matanya, merasa puas dengan hidup yang telah ia jalani. Dunia yang baru ini, penuh dengan keajaiban dan keindahan, adalah tempat di mana ia dapat menemukan kebahagiaan sejati—tanpa harus mengejar ambisi besar atau menghadapi pertarungan tak berkesudahan. Ia telah menemukan tujuan hidupnya, dan itu cukup untuk membuatnya merasa utuh.
Dengan itu, cerita Arkhan berakhir, bukan karena sebuah pencapaian besar, tetapi karena perjalanan sederhana yang penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan. Dunia baru ini tidak pernah memaksanya untuk menjadi sesuatu yang bukan dirinya. Ia hanya perlu menjadi dirinya sendiri, dan itu sudah lebih dari cukup.