Di pinggiran kota, berdiri sebuah rumah sakit tua yang telah lama ditinggalkan. Bangunan itu dikelilingi oleh pagar berkarat dan ditumbuhi tanaman liar. Warga sekitar jarang melewati tempat itu, terutama saat malam hari. Mereka percaya bahwa rumah sakit itu dihuni oleh arwah-arwah yang tidak tenang.
Konon, bertahun-tahun yang lalu, rumah sakit itu menjadi tempat perawatan bagi pasien penyakit mematikan. Karena fasilitas yang buruk, banyak pasien meninggal dalam kondisi mengenaskan. Hingga akhirnya rumah sakit itu ditutup secara mendadak tanpa alasan yang jelas.
Malam itu, sekelompok anak muda memutuskan untuk menguji nyali mereka dengan masuk ke rumah sakit tersebut. Mereka membawa senter, kamera, dan beberapa peralatan untuk merekam pengalaman mereka. Salah satu dari mereka, Rian, merasa penasaran dengan cerita yang beredar dan ingin membuktikan kebenarannya.
Saat mereka melangkah masuk, suasana langsung berubah. Udara terasa dingin, dan bau anyir menyengat mengisi ruangan. Mereka melewati lorong-lorong gelap dengan dinding yang mulai berjamur. Lantai berderit di bawah kaki mereka, menambah kesan angker tempat itu.
Di ruang perawatan utama, mereka menemukan ranjang-ranjang berkarat yang masih tersisa. Tirai yang compang-camping menggantung, bergoyang pelan meski tidak ada angin. Salah satu dari mereka, Maya, mendadak merasa tidak nyaman. "Aku merasa ada yang mengawasi kita," bisiknya dengan suara gemetar.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lorong di belakang mereka. Semua berhenti, saling memandang dengan tegang. "Siapa itu?" seru Rian, mencoba memberanikan diri. Tidak ada jawaban, hanya keheningan.
Mereka memutuskan untuk terus berjalan, tetapi suara langkah itu semakin dekat. Saat mereka menoleh, terlihat bayangan samar seorang wanita mengenakan gaun rumah sakit yang penuh noda darah. Wajahnya pucat, dengan mata kosong menatap mereka. Wanita itu berdiri diam, tetapi perlahan mulai melangkah ke arah mereka.
Panik, mereka berlari mencari jalan keluar. Namun, seolah-olah rumah sakit itu menjadi labirin, mereka tidak bisa menemukan pintu yang tadi mereka masuki. Lorong-lorong terlihat berubah, dan suara tangisan terdengar menggema di kejauhan.
Akhirnya, mereka menemukan sebuah jendela yang sudah pecah. Satu per satu, mereka memanjat keluar dengan tergesa-gesa. Saat mereka berhasil keluar, suara langkah kaki dan tangisan itu tiba-tiba berhenti.
Setelah kejadian itu, Rian dan teman-temannya tidak pernah kembali ke rumah sakit tersebut. Beberapa dari mereka bahkan sering bermimpi buruk tentang wanita bergaun darah itu. Rumah sakit itu tetap berdiri, sunyi dan menyeramkan, seolah menyimpan rahasia gelap yang tidak ingin diungkapkan.