Fahra, gadis kecil pendiam dengan sepasang mata yang selalu berkaca-kaca, menemukan sebuah cermin antik tersembunyi di balik lemari tua di kamar neneknya. Cermin itu tampak biasa saja, namun ketika Fahra menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, ia merasakan tarikan misterius yang membuatnya terpanggil untuk menyentuhnya.
Dengan ragu, Fahra menyentuh permukaan cermin dingin itu. Tiba-tiba, dunia di sekitarnya berputar dan ia terhisap ke dalam cermin. Fahra mendapati dirinya berada di sebuah negeri yang sangat berbeda dari dunianya. Langitnya berwarna ungu, pohon-pohonnya mengeluarkan cahaya berkilau, dan makhluk-makhluk aneh dengan warna-warni cerah berkeliaran bebas.
Di negeri ajaib ini, Fahra bertemu dengan Agatha, seorang peri cantik dengan rambut perak berkilau dan sayap transparan. Agatha menjelaskan bahwa Fahra telah memasuki dunia Lumina, sebuah negeri magis yang tersembunyi di balik cermin. Namun, Lumina sedang dalam bahaya. Ratu Bulan, penguasa negeri itu, telah menghilang dan kekuatan gelap mulai mengambil alih.
Bersama Agatha, Fahra memulai petualangannya untuk menemukan Ratu Bulan. Mereka harus melewati Hutan Belantara Gelap yang dihuni oleh makhluk-makhluk menyeramkan, menyeberangi Sungai Perak yang mengalir deras, dan mendaki Gunung Kristal yang menjulang tinggi. Dalam perjalanan mereka, Fahra menemukan bahwa ia memiliki kekuatan magis yang tersembunyi. Ia dapat berkomunikasi dengan hewan, mengendalikan tanaman, dan bahkan terbang.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan seorang penyihir jahat bernama Morax. Morax telah menculik Ratu Bulan dan berniat menguasai Lumina dengan kekuatan bulan. Fahra dan Agatha harus mengalahkan Morax dalam pertempuran yang sengit. Dengan bantuan kekuatan magisnya dan keberanian Agatha, Fahra berhasil mengalahkan Morax dan membebaskan Ratu Bulan.
Ratu Bulan sangat bersyukur atas bantuan Fahra. Sebagai tanda terima kasih, Ratu Bulan mengizinkan Fahra untuk tinggal di Lumina. Namun, Fahra merasa bahwa tempatnya adalah di dunia nyata. Dengan berat hati, ia mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya di Lumina dan kembali ke dunia asalnya melalui cermin ajaib itu.
Kembali ke dunia nyata, Fahra merasa berbeda. Pengalamannya di Lumina telah mengubahnya menjadi seorang gadis yang lebih percaya diri dan berani. Ia membawa serta pelajaran berharga tentang persahabatan, keberanian, dan pentingnya percaya pada diri sendiri.
Meskipun begitu, Fahra tidak pernah melupakan petualangannya di Lumina. Ia sering memandangi cermin antik itu dan membayangkan kembali keindahan negeri ajaib tersebut. Dan setiap kali ia merasa sedih atau putus asa, ia akan mengingat kata-kata Agatha, "Keberanian sejati bukan berarti tidak pernah takut, tetapi berani menghadapi ketakutan itu."