Lima tahun berlalu begitu cepat, namun aku tidak dapat melupakan segala kenangan saat bersamanya.
Saat dia pergi pun aku tetap berusaha untuk tidak percaya bahwa dia meninggalkan aku sendiri, di dunia yang begitu kejam.
Bukan aku tidak rela, aku hanya ingin kita bermain seperti dulu.
Bahkan di setiap hari aku memohon pada Tuhan untuk mengembalikan temanku.
Tuhan,,
Aku tahu engkau hanya memberikan waktu untuknya bermain dan mendengarkan segala keluhku.
Aku tahu dia milikmu, engkau hanya menitipkan dia padaku untuk sesaat.
Aku tahu Tuhan,, engkau lebih menyayangi dia dibandingkan rasa sayangku untuknya itu tidak ada artinya untukmu.
Tuhan,,
Aku sangat merindukan dia saat ini.
Ingin bercerita banyak hal padanya.
Mengeluhkan hal-hal kecil setiap hari.
Rindu akan amarahnya.
Ingin menjahilinya setiap bertemu.
Hari demi hari kurasa sangat berat kujalani tandanya.
Tepatnya 2019 (dua ribu sembilan belas) dia yang kusebut 'Bagas', pergi tanpa pamit untuk selamanya.
nenek yang dia sayang, adiknya, dan aku.
Sampai saat ini aku masih mengingat pesan dan kata terakhir nya sebelum dia menghilang dan memberikan kabar duka untukku.
Dia mengatakan bahwa, aku harus menjadi gadis baik yang periang. Harus menjadi gadis yang penuh dengan kehangatan.
Dan saat aku mulai membuka diri pada orang lain dia sangat.. Bahagia karena aku mendengarkan apa yang dia katakan saat itu.
Saat aku merindukan dia, aku mengunjunginya di rumah barunya (peristirahatan terakhir).
Kini aku tahu, kehilangan bukanlah akhir dari segalanya.
Dan aku berjanji untuk menepati semua perkataanku padamu Bagas Aditya Akbar.
Rinduku selalu untukmu.