Di sebuah hutan rimba yang luas, hiduplah seekor singa bernama Leo. Bulunya yang lebat dan megah membuatnya menjadi raja hutan yang disegani. Semua hewan takut padanya, kecuali satu: seekor tikus kecil bernama Mickey.
Leo adalah singa yang gagah perkasa. Dia suka sekali berkeliling hutan, mengaum keras untuk menunjukkan kekuasaannya.
Tapi, di balik kegagahannya, Leo menyimpan rahasia besar yang membuatnya malu. Dia sangat takut pada tikus.
Setiap kali melihat Mickey berlarian di antara dedaunan, Leo langsung bersembunyi di balik semak-semak.
Jantungnya berdebar kencang dan bulu kuduknya berdiri. Dia tidak mengerti mengapa hewan sekecil tikus bisa membuatnya ketakutan seperti itu.
Suatu hari, Leo sedang bersantai di bawah pohon besar. Tiba-tiba, Mickey muncul dari lubang di tanah dan mulai memanjat pohon. Leo langsung meloncat kaget dan berlari sekencang-kencangnya. Semua hewan yang melihatnya tertawa terbahak-bahak.
Rasa malu membuat Leo semakin murung. Dia tidak mau lagi keluar dari sarangnya. Teman-temannya mencoba menghiburnya, tapi Leo tetap saja merasa sedih.
Suatu ketika, seekor burung hantu tua datang menghampiri Leo. Burung hantu itu berkata, "Leo, ketakutan adalah hal yang wajar. Semua orang pernah merasakannya. Yang penting adalah bagaimana kita menghadapinya."
Kata-kata burung hantu itu membuat Leo merenung. Dia mulai menyadari bahwa ketakutannya tidak perlu disembunyikan. Semua orang punya kelemahan masing-masing.
Dengan keberanian yang baru, Leo memutuskan untuk menghadapi ketakutannya. Dia mencari Mickey dan berkata, "Mickey, aku ingin meminta maaf. Aku tahu aku sudah bertingkah konyol karena takut padamu."
Mickey terkejut mendengar permintaan maaf Leo. Dia pun memaafkan Leo dan mereka menjadi teman baik. Sejak saat itu, Leo tidak lagi takut pada tikus. Dia bahkan sering bermain bersama Mickey.
"Kisah Leo mengajarkan kita bahwa tidak apa-apa merasa takut. Yang penting adalah kita berani menghadapinya dan belajar dari pengalaman. Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya persahabatan, tanpa memandang perbedaan."