Namaku Ayushita Dewi, aku penulis sebuah aplikasi yang sedang digandrungi banyak kalangan. Awalnya aku menulis karena aku suka menulis, apalagi ketika aku membaca komentar para pembaca yang menyukai karya tulisanku. Komentar mereka membuat aku semakin bersemangat untuk menulis.
Aku semakin semangat menulis ketika mendapatkan hasil dari karya yang aku tulis. Hasil karya yang sangat memuaskan membuatku berencana menulis di berbagai platform, agar aku mendapatkan hasil yang lebih banyak.
"Aku akan memasukkan karyaku satu lagi ke aplikasi orange, satu lagi di aplikasi biru. Apabila sukses aku akan memasukkan ke platform lainnya," ucapku kepada sahabat baikku Nita.
"Saranku lebih baik fokus pada satu novel," saran Nita.
"Mencoba lebih baik daripada tidak sama sekali!"
Namun takdir berkata lain, rencanaku semua berantakan. Tuhan membuat mentalku hancur, dari mulai komentar pedas pembaca, atau pembaca iseng yang membuat retensiku anjlok. Membuat aku putus asa, rasanya ingin sekali menyerah. Semua yang ku rancang dengan rapi kini berantakan.
Tega sekali pembaca iseng yang membuat retensiku hancur, ia tidak tahu betapa sulitnya menulis memikirkan alur cerita yang menarik.
"Oh astaga, rasanya aku ingin menyerah! Semua komentar mereka membuatku down," protesku.
"Tidak bisa, kau tidak boleh berhenti. Ketika kau berhenti menulis kau akan kehilangan pembaca setiamu. Pembaca yang mengkritik hanya beberapa, tapi yang menyukai novelmu banyak. Jangan putus asa hanya karena itu," Anita tetap mendukungku meski rasanya aku ingin berhenti.
Aku mengacak-acak rambutku frustasi, lalu menatap sahabatku.
"Kau tahu? Bukan itu saja. Mertuaku selalu protes ketika aku memegang ponsel, sudah ku jelaskan kalau aku sedang mencari uang, tapi ia tidak paham. Membuat aku rasanya ingin berhenti saja, Tuhan seperti sedang mempersulit langkahku!"
"Jangan mudah menyerah, tidak semua jalan menuju sukses akan selalu mulus. Kita pasti akan merasakan jatuh bangun untuk membuat kita semakin kuat," ucap Nita terus memberi semangat.
"Aku kehilangan ide karena semua ini, aku tidak mendapatkan feel saat menulis lagi." Aku tertunduk lemah tidak bersemangat.
Sore harinya aku merebahkan tubuhku diatas tempat tidur, ku pandang langit-langit kamar. Aku memikirkan semua yang diucapkan Nita sahabatku ada benarnya. Seharusnya aku tidak boleh menyerah, aku harus tetap berusaha.
Aku membuka lagi aplikasi novel, di sana ada banyak sekali komentar para pembacaku yang menanti aku melanjutkan novelku. Aku melupakan niat awalku menulis, aku mengecewakan mereka yang sudah menyukai karyaku, mendukungku selama ini.
Banyak sekali pembaca yang menunggu aku melanjutkan novelku, hanya karena banyak halangan yang membuatku gagal daily membuat aku patah semangat. Tapi melihat begitu banyak yang mencintai karyaku membuat aku ingin melanjutkannya meskipun tidak mendapatkan apapun.
Aku tidak boleh mengecewakan mereka yang sudah setia membaca mendukungku sampai sekarang.
Beberapa hari setelah itu, aku kembali menulis. Meskipun ada saja halangan untuk menulis entah darimana datangnya seolah memperlambat langkahku untuk berhasil, tapi aku tetap berusaha.
Aku yakin suatu saat nanti akan ada waktunya aku berhasil. Aku percaya usaha dan doaku akan membuahkan hasil yang baik. Aku tidak mau mengecewakan mereka yang mendukungku dan setia menunggu lanjutan cerita yang kubuat.
Untuk teman-temanku yang pernah merasakan seperti apa yang pernah aku rasakan, jangan pernah menyerah. Ketika kita gagal jangan pernah menyerah, terus bangkit lagi dan lagi hingga berhasil. Buatlah cerita indah yang dapat disukai dan memotivasi banyak orang.