Di sebuah hutan yang merupakan tempatnya para makhluk liar berkeliaran dan juga tempat yang minim akan cahaya tidak membuat aku, seorang wanita yang bernama Fenya bergetar berjalan di dalam hutan itu seorang diri.
Ingin tahu kenapa aku ada di tempat menyeramkan ini? Alasan kenapa aku seorang wanita yang cantik jelita ini berada di hutan mengerikan ini adalah karena.....aku hanya bosan.
Yah aku seorang tuan putri dari kerajaan besar ini saking merasa bosannya akhirnya memilih beruji nyali di sebuah hutan yang terkenal dengan sebutan *HUTAN LIAR TERKUTUK*
Untuk sebutan liar nya bisa kuterima karena hutan emang tempatnya para makhluk liar tapi untuk sebutan terkutuk? Oh ayolah itu terlalu berlebihan untuk sebuah hutan bukan?
Itulah anggapan ku sampai sebuah makhluk besar nan jelek berdiri di hadapan ku dengan sombong nya menunjukkan taringnya yang besar itu dari mulut nya yang bau.
"Oh ya tuhan apa apaan makhluk buruk rupa ini padahal sedari tadi yang kulihat di hutan ini hanya kunang kunang yang cantik"
Seolah mengerti fisiknya sedang ku hina makhluk buruk rupa itu menunjukkan raut amarahnya dan meraung di depanku.
"RAWRGGHH"
Raungan yang cukup kencang itu mampu membuat angin yang membuat rambutku berterbangan sedangkan diriku hanya mampu menutup mata sambil menutup hidungku untuk menghalau bau busuk yang keluar dari mulutnya.
"Oh ya ampun tuan buruk rupa mulutmu bau sekali melebihi bau kotoran kucingku" ucapku yang malah membuat makhluk itu semakin marah.
Beneran! Makhluk buru rupa itu kali ini beneran sangat marah! Bahkan kakinya yang gede melebihi mamut itu mulai mendekati dan melancarkan serangan nya ke arahku aksinya itu berhasil membuatku memejamkan mata dengan wajah yang sudah pucat pasi.
'Astaga apakah sekarang aku akan mati padahal niatku tadi hanya ingin uji nyali bukannya uji nyawa, apakah ini karmaku karna sering bolos di pelajaran madam Reginna, jika iya maafkan aku madam lagian itu juga bukan salahku sepenuhnya tapi juga salah materi pelajaranmu yang sangat membosankan'
Saat aku masih asik membantin aku tidak sadar cakar yang tajam dari makhluk buruk rupa itu akan segera mengoyak tubuhku, tetapi tepat sebelum cakar itu berhasil mengenai sehelai rambutku sebuah bilah pedang yang tajam berhasil membelah tubuhnya menjadi dua.
'Lagian juga apanya yang menyenangkan dari pelajaran tata karma yang membosankan itu'
"Wanita cantik yang sedari tadi ku cari di kamarnya tidak ada ternyata sedang asik melamun di depan monster yang ingin membunuhnya, calon istriku ternyata sedikit unik"
Acara membatin ku terpaksa berakhir karena mendengar suara yang tidak asing itu dan tepat saat itu juga aku baru tersadar dengan situasi ku yang hampir terbunuh.
Melihat ke sekeliling aku tidak melihat makhluk besar itu melainkan yang ku lihat hanyalah seorang pria bersurai putih yang tinggi dan juga wajahnya yang tampan
'Tampan? Tidak, dia bahkan lebih jelek dari makhluk besar tadi'
"Tapi sisi mu yang unik itu aku juga menyukai nya my lady"
Sayangnya pria yang kini sudah berada di depanku dan memandangku gemas adalah pria yang akan menjadi suamiku di masa depan.
"Menggelikan, Bisakah anda jangan menggombal di tengak malam seperti ini tuan Julius terhormat"
Bagaikan orang gila pria yang bernama Julius itu hanya menatap ku dengan tersenyum senang.
"Jahat sekali padahal aku tadi sangat khawatir saat melihat wanita yang ku cintai tidak ada di kamar nya"
Sungguh kata-kata yang berhasil membuat sekujur tubuhnya merinding daripada terus menanggapi nya yang hanya membuatku muak akhirnya aku memilih berbalik dan berjalan pulang.
Melihatku yang pergi meninggalkannya Julius langsung beranjak mengikuti langkahku dengan masih memasang senyuman konyolnya di wajahnya