Di sebuah desa yang sunyi, hiduplah sepasang kekasih, Damar dan Laila. Mereka sudah saling mencintai sejak kecil. Damar adalah pria yang lembut dan penuh perhatian, selalu menjaga Laila dengan sepenuh hati. Laila, dengan senyum dan keceriaannya, adalah cahaya hidup Damar. Setiap hari, mereka bertemu di taman kecil di tepi sungai, tempat mereka biasa duduk dan berbicara tentang impian-impian mereka di masa depan.
Mereka berjanji untuk selalu bersama. Damar bahkan menanam pohon kecil di taman itu sebagai lambang cinta mereka, berharap suatu hari mereka bisa melihatnya tumbuh besar bersamaan dengan cinta mereka yang tak pernah pudar.
Namun, takdir memiliki rencana lain. Suatu hari, desa mereka dilanda penyakit yang menular, dan Laila pun jatuh sakit. Damar melakukan segala upaya untuk mengobati Laila, membawa obat dari berbagai tempat dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Tetapi penyakit itu begitu kuat, dan dalam waktu singkat, Laila semakin lemah. Pada malam yang tenang di taman mereka, Laila dengan lemah mengulurkan tangan kepada Damar dan berkata, "Jika suatu saat aku tak bisa bersamamu lagi, tetaplah hidup untukku. Cintaku akan selalu ada di sini, bersama pohon ini."
Damar berusaha menahan air matanya dan menguatkan hati, tetapi ia tahu bahwa harapan mereka untuk bersama kian sirna. Beberapa hari kemudian, Laila mengembuskan napas terakhirnya, meninggalkan Damar dalam kesedihan yang mendalam.
Setelah kepergian Laila, hidup Damar berubah. Setiap hari, ia datang ke taman dan duduk di bawah pohon yang pernah mereka tanam bersama. Meskipun Laila sudah tiada, Damar merasa kehadirannya selalu ada di sana, dalam angin yang berhembus lembut dan dalam bayangan daun-daun pohon yang bergoyang. Waktu berlalu, tahun demi tahun, dan pohon itu tumbuh besar, seolah-olah membawa kenangan dan cinta mereka yang tak pernah hilang.
Orang-orang di desa melihat Damar sebagai sosok yang setia, meskipun hatinya sudah hancur oleh perpisahan yang tak bisa dihindari. Hingga akhir hidupnya, Damar tetap setia menepati janji mereka untuk menjaga pohon itu, simbol cinta mereka yang tak pernah pudar.
Di taman kecil itu, di bawah pohon besar yang pernah mereka tanam bersama, Damar dan Laila mungkin terpisah oleh kehidupan dan kematian, tetapi cinta mereka tetap hidup, menjadi bagian dari setiap daun, ranting, dan akar pohon tersebut. Kini, pohon itu dikenal oleh orang-orang sebagai Pohon Cinta, lambang dari cinta sejati yang abadi, meskipun terpisahkan selamanya.