Hoshino punya penyakit yang kemungkinan sembuhnya hampir tidak ada. Selama 6 tahun dia menetap di rumah sakit tanpa teman ataupun orang tua, hanya seorang dokter bernama Amami yang mau merawat dan menemaninya selama itu di rumah sakit.
Dokter Amami memperlakukannya dengan baik, dia ramah dan pengertian. Karena terbiasa dengan perlakuan baik dokter Amami Hoshino mulai mempunyai perasaan kepada dokter Amami. Sayangnya umur mereka berbeda jauh. Hasino tahun ini berusia 11 tahun sedangkan dokter Amami tahun ini berusia 25 tahun.
Walau sudah berusia 25 tahun, tapi dokter Amami tetap tampan, awet muda dan nampak seperti remaja yang baru berusia 17 tahun.
Kebetulan dokter Amami belum menikah, Hoshino memberanikan diri untuk menyampaikan perasaannya kepada dokter Amami.
"Dokter Amami aku sangat menyukaimu dan aku ingin menikahimu, kamu yang selalu menemaniku saat aku sendiri, kaulah yang tak pergi saat yang lainnya pergi. Aku ingin kau menjadi milikku untuk selamanya."
Dokter Amami yang mendengar itu berkata sambil tersenyum "Benarkah kamu menyukai dan ingin menikahiku? Tapi kurasa keinginanmu itu terlalu egois."
"Walaupun keinginanku egois bukankah dokter akan mengabulkannya?" Balas Hoshino
"Kau yakin Hoshino? Banyak pria yang masih muda, tampan dan lebih cocok untukmu, kenapa aku?"
"Tapi aku hanya ingin dokter bukan yang lainnya!" Jelas Hoshino. Dokter Amami tersenyum
"Baiklah, akan kupertimbangkan jika umurmu sudah 15 atau 16 tahun apa kau mau menunggu?"
"Tentu, tapi dokter harus berjanji..!!" Tegas Hoshino
Dokter Amami tertawa kecil, sebenarnya ia juga menyukai gadis pasien kecil itu. Sayangnya pada saat berumur 15 tahun tepat pada ulang tahunnya yang ke-15 ia meninggal dunia. Mengetahui bahwa Hoshino telah meninggal, sang dokter bersedih, padahal dokter Amami telah menyiapkan hadiah ulang tahun untuk Hoshino berupa cincin pernikahan.
Sebelum hasino dimakamkan, dokter Amami menuliskan wasiat terakhirnya. Dokter Amami melaksanakan pernikahan dengan Hoshino yang telah tiada "Setidaknya aku menepati janjiku" ucap dokter Amami setelah memasangkan cincin pernikahan kejari Hoshino yang dingin
Setelah itu dokter Amami menusuk dirinya sendiri tepat di jantungnya dengan pisau kecil dan tergeletak di dekat Hoshino. Beberapa saat kemudian para dokter lain menemukan mayat sepasang kekasih itu dan juga menemukan sepucuk surat wasiat di atas meja kerja ruangan itu yang ditulis oleh dokter Amami sebelum melaksanakan pernikahannya dengan Hoshino.
Isi dari surat wasiat itu adalah "Kuburkan aku bersama istriku, jangan pisahkan kami dan terima kasih". Para dokter yang membaca surat itu pun melaksanakan wasiat tersebut demi menghormati dokter senior Amami.