Reno, bocah 10 tahun berambut cokelat dan bermata biru, duduk di sudut panti asuhan, jari-jarinya menari-nari di atas piano tua yang usang. Nadanya lembut, melodi yang keluar dari jemarinya seolah berbisik tentang rindu dan harapan. Reno, sejak kecil, selalu merasa berbeda. Dia memiliki bakat musik yang luar biasa, bakat yang membuatnya merasa terasing di tengah anak-anak lain yang lebih tertarik bermain bola dan berlarian.
Setiap hari, dia menatap foto-foto keluarga yang dipajang di dinding panti, foto anak-anak dengan orang tua mereka yang penuh cinta. Reno membayangkan diri sendiri di sana, dengan keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang, mendengarkan lagu-lagu yang dimainkannya dengan penuh kebanggaan.
Suatu hari, sepasang suami istri, Pak Dono dan Bu Ratna, datang ke panti asuhan. Mereka mencari anak angkat, anak yang mereka harapkan akan menjadi bagian dari keluarga mereka. Reno melihat Pak Dono dan Bu Ratna dengan mata yang berbinar-binar. Pak Dono, dengan senyum yang ramah, mendekati Reno dan bertanya, “Kamu suka musik, Nak? ”
Reno mengangguk malu-malu, “Ya, Pak. Saya suka bermain piano.”
Pak Dono tersenyum, “Mainkanlah sebuah lagu untuk kami!”
Reno langsung duduk di bangku piano dan memainkan sebuah lagu yang dia ciptakan sendiri, sebuah lagu tentang rindu akan keluarga, lagu tentang harapan untuk menemukan tempat di mana dia bisa merasa dicintai dan bahagia. Nada yang dimainkan Reno begitu menyentuh hati, sehingga membuat Pak Dono dan Bu Ratna meneteskan air mata.
Setelah Reno selesai memainkan lagu, Pak Dono dan Bu Ratna langsung memeluknya. Mereka merasakan sebuah ikatan yang kuat dengan Reno. “Kamu anak yang baik, Reno. Kami ingin kamu menjadi bagian dari keluarga kami,” ujar Pak Dono.
Mata Reno berkaca-kaca. Untuk pertama kalinya, dia merasakan harapan yang membuncah. Dia memiliki keluarga! Sebuah keluarga yang akan mencintainya, membimbingnya, dan membuatnya merasa bahagia.
Hari demi hari, Reno merasa semakin dekat dengan keluarga barunya. Pak Dono mendukung bakat musik Reno dengan membelikannya piano baru. Bu Ratna, dengan sabar dan penuh kasih sayang, mengajarkan Reno berbagai hal tentang kehidupan. Reno pun mulai memanggil Pak Dono dengan sebutan Papa, dan Bu Ratna dengan sebutan Mama.
Reno menemukan kebahagiaan dan keceriaan yang selama ini diidamkannya. Dia mulai belajar banyak hal, bermain dengan teman-teman seusianya, dan menikmati kehidupan yang lebih berwarna. Setiap malam, Reno memainkan lagu-lagu baru yang dia ciptakan untuk Mama. Musiknya semakin indah dan penuh makna, sebuah refleksi dari rasa syukur dan cinta yang dia rasakan.
Reno sadar bahwa menemukan keluarga bukanlah soal darah, tapi soal kasih sayang, kehangatan, dan ikatan yang kuat yang terjalin di antara anggota keluarga. Reno bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mendapatkan keluarga yang penuh cinta dan pengertian. Dia berjanji untuk selalu menghargai keluarga barunya dan menjadikan dirinya sebagai anggota keluarga yang baik dan bermanfaat.
Selalu ada tempat untuk kasih sayang dan keluarga, bahkan untuk mereka yang terlahir di tempat yang berbeda.