Di kantor yang ramai dan penuh hiruk pikuk, bekerja seorang pria bernama Rian. Sebagai karyawan baru, Rian selalu berusaha untuk bekerja dengan tekun dan rajin, berharap bisa cepat naik jabatan. Namun, pekerjaannya terasa lebih berat karena ada seorang anak bos yang selalu menjadi beban.
Anak bos itu bernama Bara. Bara adalah seorang pemuda berusia 20 tahun yang baru saja lulus kuliah dan bekerja di perusahaan ayahnya. Bara terkenal dengan sikapnya yang arogan, pemalas, dan suka memerintah. Rian sering kali diperintah oleh Bara untuk melakukan tugas-tugas yang sepele, seperti mengambil kopi, mengantar dokumen, atau bahkan membersihkan mejanya.
Rian selalu merasa kesal dengan Bara. Ia menganggap Bara hanyalah anak manja yang memanfaatkan kekuasaan ayahnya. Rian sering berkeluh kesah kepada teman-temannya tentang Bara. Ia mengatakan bahwa Bara tidak layak menduduki jabatan itu, dan ia akan terus menentang Bara sampai ia dipecat dari perusahaan.
Suatu hari, Rian diperintah oleh Bara untuk mengambil data penting dari server perusahaan. Rian merasa kesal, karena ia harus menunda pekerjaannya yang penting untuk melakukan tugas sepele itu. Rian berdebat dengan Bara, dan akhirnya Rian menolak untuk melakukan tugas itu.
Bara marah dan mengancam akan melaporkan Rian kepada ayahnya. Rian tidak takut dan terus menentang Bara. Ia mengatakan bahwa ia tidak akan pernah melakukan tugas yang tidak masuk akal.
Bara meninggalkan Rian dengan wajah yang merah padam. Rian kembali ke mejanya dan terus bekerja. Namun, Rian merasa ada sesuatu yang aneh. Ia mendengar suara bisikan yang mengatakan bahwa ia telah membuat kesalahan besar.
Rian tidak menanggapi bisikan itu. Ia terus bekerja dan berusaha menyingkirkan pikiran negatif. Namun, bisikan itu terus menyiksa pikirannya. Rian merasakan bahwa ia akan menyesali keputusannya.
Keesokan harinya, Rian dipanggil oleh bosnya. Bosnya mengatakan bahwa perusahaan mengalami kerugian besar akibat kehilangan data penting yang dicuri dari server perusahaan. Bosnya mencurigai Rian, karena Rian adalah orang yang terakhir mengakses server perusahaan.
Rian berusaha menjelaskan bahwa ia tidak mencuri data itu, dan ia tidak tahu siapa yang mencuri data itu. Namun, bosnya tidak percaya. Bosnya mengatakan bahwa Rian akan dipecat dari perusahaan jika ia tidak menyerahkan data itu.
Rian merasa putus asa. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia menyesali keputusannya menolak perintah Bara. Rian menyadari bahwa ia telah meremehkan Bara. Rian baru mengetahui bahwa Bara bukanlah anak manja yang tidak berkeahlian.
Rian kembali ke meja kerjanya. Ia melihat foto keluarganya di meja kerjanya. Rian bertekad untuk mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini. Ia harus menemukan data itu dan menyerahkannya kepada bosnya.
Rian kembali ke server perusahaan. Ia mencoba mengakses server itu lagi, tapi ia tidak bisa masuk. Rian merasakan bahwa ada sesuatu yang menghalanginya.
Rian merasakan hawa dingin menyelimuti tubuhnya. Ia mencoba mengabaikan rasa takut itu dan terus berusaha masuk ke dalam sistem server. Tiba-tiba, layar monitor berkedip-kedip dan sebuah pesan muncul: "Akses ditolak. Anda tidak memiliki izin untuk mengakses data ini."
Rian mengerutkan kening. Ia yakin bahwa ia memiliki izin akses ke server ini. Ia mencoba lagi, tetapi hasilnya sama. Rasa penasarannya semakin besar, ia mulai curiga bahwa ada yang bermain di balik semua ini.
Rian ingat kembali kejadian di mana Bara menggertaknya untuk mengambil data dari server. Ia merasa bahwa Bara lah yang telah memblokir aksesnya. Rian terkejut. Ia tidak pernah menyangka bahwa Bara memiliki keahlian IT sehebat itu.
Rian memutuskan untuk menemui Bara. Ia pergi ke ruangan Bara dan mengetuk pintu. Bara membuka pintu dengan wajah datar. Rian menanyakan tentang akses server yang diblokir.
"Oh, itu?" kata Bara sambil tersenyum sinis. "Aku hanya melindungi data perusahaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab."
Rian geram. Ia menuding Bara sebagai pelaku pencurian data. Bara tertawa terbahak-bahak. Ia mengatakan bahwa Rian terlalu naif dan bodoh.
Bara kemudian menunjukkan bukti bahwa Rian lah yang telah mencuri data itu. Bukti itu terlihat sangat meyakinkan. Rian terkejut dan kebingungan. Ia tidak mengerti bagaimana Bara bisa menciptakan bukti palsu itu.
Bara mengatakan bahwa ia telah melakukan itu semua untuk melindungi perusahaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ia juga mengatakan bahwa ia telah melaporkan Rian ke polisi, dan ia yakin bahwa Rian akan ditangkap.
Rian merasa putus asa. Ia terjebak dalam jebakan Bara. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya bisa menunggu kedatangan polisi dan menjalani hukuman yang menanti dirinya.
Namun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Pintu dibuka dan masuklah ayah Bara, bos Rian. Bos Rian mengatakan bahwa ia telah mengetahui semua kejahatan yang dilakukan Bara.
Bos Rian menceritakan bahwa Bara memang telah mencuri data perusahaan dan memalsukan bukti untuk menjebak Rian. Bos Rian mengatakan bahwa ia sangat kecewa dengan perilaku anaknya itu.
Bos Rian mengeluarkan data asli yang telah dicuri Bara. Data itu telah dikembalikan oleh seorang hacker yang mencari kesenangan. Bos Rian menyatakan bahwa ia akan memberi hukuman yang berat kepada Bara.
Rian terkejut dan lega. Ia terbebas dari tuduhan pencurian data. Ia menyadari bahwa ia telah salah menilai Bara. Bara memang berasal dari keluarga kaya dan berkuasa, tetapi ia juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Rian menyesali kesalahannya meremehkan Bara.
Bos Rian mengatakan bahwa ia masih mempercayai Rian. Rian dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Rian merasa bersyukur dan bertekad untuk bekerja dengan lebih semangat.