Di sebuah kota kecil, tinggal seorang pemuda bernama Satya. Sejak kecil, Satya adalah sosok yang taat beribadah, selalu berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Namun, hidupnya berubah drastis saat ia bertemu dengan Aurora, gadis yang memikat hatinya dengan senyumnya yang tulus dan ketulusan yang jarang ia temui.
Aurora adalah sosok yang bebas dan penuh semangat. Dia memiliki cara pandang yang berbeda tentang hidup, selalu mencari kebahagiaan di setiap momen. Satya yang awalnya hidup teratur dan penuh disiplin, terperangkap dalam pesona Aurora. Setiap kali mereka bersama, dunia di sekelilingnya seolah menghilang, dan hanya ada mereka berdua.
Namun, cinta mereka tak mudah. Aurora memiliki impian untuk berkeliling dunia, mencari pengalaman baru, sementara Satya merasa terikat oleh tanggung jawab dan tradisi. Dia tahu bahwa jika ingin bersama Aurora, ia harus berani menghadapi tantangan yang ada.
Demi cintanya, Satya memutuskan untuk melawan segalanya. Ia meninggalkan pekerjaannya, memutuskan untuk menjelajahi dunia bersama Aurora. “Demi dirimu, aku akan berhadapan dengan seluruh dunia,” ujarnya dengan penuh tekad. Satya rela kehilangan semua yang ia miliki—status, pekerjaan, dan bahkan persetujuan keluarganya—asal ia bisa bersatu dengan Aurora.
Dalam perjalanan mereka, Satya merasa semakin jauh dari keyakinannya. Semua ritual dan ibadah yang dulunya menjadi bagian penting dalam hidupnya, kini terasa jauh dan tidak berarti. Aurora tidak pernah mengharapkannya untuk meninggalkan keyakinan, namun cinta yang begitu mendalam membuat Satya merelakan banyak hal. “Telah kulupakan Tuhan karena dirimu,” bisiknya dalam hati setiap kali melihat Aurora tersenyum. Rasa cintanya membuatnya merasa seolah-olah tidak ada yang lebih penting daripada kebahagiaan Aurora.
Seiring berjalannya waktu, Satya mulai merasakan dampak dari keputusannya. Dia merasa seperti terjebak di antara dua dunia—cinta yang menggebu dan keyakinan yang mulai pudar. Suatu malam, di bawah bintang-bintang yang bersinar, Satya berteriak dalam hatinya, “Aku pun menjadi seorang yang tak beriman.”
Namun, di balik semua itu, Satya belajar bahwa cinta sejati bukan hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang pengertian dan penerimaan. Ia menyadari bahwa meskipun Aurora adalah segalanya baginya, ia tidak perlu kehilangan jati dirinya. Satya mulai menemukan cara untuk menggabungkan cinta dan keyakinannya, membuktikan bahwa cinta tidak harus menghapus iman, tetapi dapat menjadi bagian dari perjalanan hidup yang lebih bermakna.
Akhirnya, dengan keberanian dan ketulusan, Satya dan Aurora belajar untuk saling melengkapi, menjelajahi dunia sambil tetap menghargai dan merayakan apa yang mereka percayai. Cinta mereka tidak lagi mengorbankan, tetapi menguatkan, dan itu adalah pelajaran berharga yang akan mereka bawa selamanya.