Di sebuah desa kecil yang dikelilingi pegunungan, hiduplah seorang pemuda bernama Mahesa. Ia dikenal sebagai sosok yang penuh kebaikan dan selalu membantu siapa saja yang membutuhkan. Mulai dari membantu tetangganya yang tua, memberikan makanan kepada anak-anak yang kelaparan, hingga menyebarkan semangat positif di antara teman-temannya, Mahesa memiliki hati yang tulus.
Suatu hari, ketika Mahesa sedang duduk di tepi sungai, ia bertemu dengan seorang gadis bernama Aurora. Mereka cepat akrab, dan dalam kebersamaan itu, Mahesa mulai merasakan perasaan yang lebih dalam terhadap Aurora. Ia menyadari bahwa cintanya kepada Aurora bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga keinginan untuk meninggalkan jejak kebaikan di hati gadis itu.
“Jika suatu saat aku pergi jauh darimu, ingatlah semua kebaikan yang pernah kita lakukan bersama,” kata Mahesa, sambil memandang Aurora dengan penuh harap. “Simpanlah semua itu dalam hati, agar tidak pernah terlupakan.”
Aurora tersenyum dan menjawab, “Aku akan selalu menjaga kenangan indah kita, Mahesa. Nama dan kebaikanmu akan selalu bersinar di antara bintang-bintang di langitku.”
Mereka terus berbagi momen-momen berharga, merayakan kebahagiaan, dan mendukung satu sama lain. Namun, takdir berkata lain. Beberapa bulan kemudian, Mahesa terpaksa pergi ke kota besar untuk mengejar impian dan pekerjaan yang lebih baik. Meski sedih, Aurora tahu bahwa Mahesa harus melanjutkan hidupnya.
“Jangan lupakan aku, Mahesa. Setiap bintang yang bersinar di malam hari adalah ingatanku padamu,” ucap Aurora saat mereka berpisah.
Mahesa menatap Aurora, berjanji dalam hatinya untuk selalu menjaga cinta dan kebaikan mereka, meskipun jarak memisahkan mereka. Selama di kota, Mahesa berusaha untuk tetap baik kepada orang-orang di sekitarnya, mengingat nasihat Aurora untuk menyimpan semua kebaikan dalam peti hatinya.
Setiap malam, Mahesa menatap langit berbintang dan merindukan Aurora. Ia sering menulis surat untuknya, mengisahkan tentang kehidupan barunya dan bagaimana ia berusaha melakukan kebaikan di tempat yang baru. Dalam setiap suratnya, ia selalu menekankan betapa pentingnya mereka saling mengingat, meskipun terpisah oleh jarak.
Bertahun-tahun berlalu, Mahesa telah berhasil mencapai impiannya, tetapi cintanya kepada Aurora tidak pernah pudar. Ia selalu mengingat ucapan Aurora, bahwa namanya akan tetap bersinar di antara bintang-bintang.
Suatu malam, saat Mahesa melihat langit yang cerah, ia teringat akan janjinya kepada Aurora. Ia mulai menulis sebuah surat terakhir, “Aurora, meskipun kita terpisah jauh, aku akan selalu menyimpan kebaikan-kebaikan kita dalam peti hatiku. Cintaku padamu akan selalu hidup, seolah-olah kita masih bersama, bagaikan bintang-bintang yang abadi di langit.”
Mahesa mengirimkan surat itu, berharap suatu saat Aurora akan membacanya dan merasakan cinta yang sama.
Dan di desa kecil itu, Aurora masih menatap bintang-bintang, setiap malam mengingat kebaikan Mahesa. Ia tahu bahwa cinta sejati tak akan pernah hilang, selamanya terukir dalam hati mereka berdua, seperti bintang-bintang yang selalu bersinar di langit malam.